Tianqi adalah kaisar yang malas dan banyak mengabaikan tugasnya sebagai kepala negara. Dia adalah seorang yang buta huruf dan tidak suka belajar. Karena tidak bisa membaca laporan dan dokumen kenegaraan, ditambah lagi ketidaktertarikannya pada masalah negara, kekuasaannya disalahgunakan oleh kasim kepalanya, Wei Zhongxian dan Selir Ke, ibu susu yang membesarkannya. Ke sendiri adalah seorang wanita yang tidak benar. Setelah suaminya meninggal dia hidup bersama seorang kasim bernama Wei Chao, tak lama kemudian dia meninggalkannya dan beralih ke kasim lain yang tidak lain adalah Wei Zhongxian. Memanfaatkan akses yang luas untuk berhubungan dengan kaisar, dia menggoda kaisar muda itu sehingga dianugerahi gelar Nyonya Fengsheng.
Hobi Tianqi adalah perkayuan, maka dia banyak menghabiskan waktunya dengan membuat sketsa dan menggergaji. Dalam hal yang satu ini dia memang sangat ahli, bahkan pernah dia membuat miniatur salah satu ruangan dari Kota Terlarang dengan baik. Akibat dari kegemarannya inilah, banyak tugas negara terabaikan sehingga memberi kesempatan pada para pejabat korup memancing di air keruh. Wei Zhongxian bersama Selir Ke berkolaborasi mengendalikan pemerintahan atas namanya dan menyingkirkan siapapun yang menentang mereka. Wei menempatkan kaki tangannya pada jabatan-jabatan penting, kemanapun dia pergi selalu diiringi oleh ratusan pengawal. Sementara Selir Ke sibuk mempertahankan kekuasaannya dengan menyingkirkan saingan-saingannya di istana belakang. Para selir kaisar diperlakukan buruk dan dibiarkan mati kelaparan.
Sebuah kelompok pemikir aliran Konfusius, Donglin pernah menyatakan rasa kecewanya terhadap kebobrokan kondisi kerajaan saat itu. Sebagai respon, pihak istana diam-diam menghabisi para pejabat yang berasosiasi dengan Donglin. Kondisi sosial dan ekonomi yang memburuk menyebabkan sering terjadinya pemberontakan petani yang membayangi kehancuran Dinasti Ming.
Suatu hari tahun 1627, dia tercebur ke sungai ketika sedang mendayung perahu dan menderita demam. Kesehatannya terus memburuk setelah memakan obat yang dipercaya sebagai ‘obat ajaib’. Sadar ajalnya sudah dekat, dia memanggil adiknya, Zhu Youjian dan mengangkatnya sebagai penerus tahta. Umurnya baru 23 tahun ketika dia meninggal bulan September tahun itu.
Diterjemahkan oleh: Chen Mei Ing