Sampai suatu saat saya berkesempatan berkunjung ke negeri Cina. Kebetulan saya juga berkesempatan jalan-jalan di Kota Terlarang, bekas Istana para kaisar Cina, yang ada di Beijing. Di kawasan yang sekarang menjadi museum istana itu, saya kembali melihat sepasang singa batu seperti yang ada di kantor saya. Hanya saja yang di istana ini bentuknya jauh lebih besar.
Saat itu saya melihat dari kejauhan dan bertanya pada Rose, pemandu wisata saya. Lalu Rose menjelaskan bahwa sepasang patung itu adalah Singa Batu alias shísh?zi. Disebut Singa Batu karena mayoritas Singa Cina itu terbuat dari batu. Patung ini dibuat dari berbagai bahan seperti batu marmer atau granit. Ada juga yang dibuat dari keramik dan cor perunggu.
Patung yang selalu dibuat sepasang ini merupakan hiasan bagi bagunan di kebudayaan Cina. Misalnya di Istana, kuil atau pagoda, makam kaisar, kantor, dan kediaman pejabat tinggi. Patung ini juga ada di jembatan, taman, hotel, dan rumah makan. Makanya di setiap bangunan yang pemiliknya masih menjunjung budaya Cina, akan ada sepasang singa itu.
Singa jantan mencengkeram bola untuk melambangkan kesatuan seluruh negeri. Sementara Singa betina dengan anaknya menggambarkan kebahagiaan keluarga. Dalam budaya Cina semua hal memang selalu dibuat sepasang. Ini karena mereka menganut filosofi Yin Yang. Semua sepasang ada Yin ada Yang, ada jantan ada betina, ada bumi, ada langit, ada siang, ada malam, dan sebagainya.
Patung Singa Cina itu ternyata bukan hanya hiasan semata. Singa Cina itu juga digunakan untuk menunjukkan peringkat atau kedudukan seorang pejabat negara. Tiap tingkatan pejabat bisa dilihat dari jumlah rambut keriting di patung singa itu. Jadi tidak semua pejabat boleh memasang patung itu di rumahnya.
Lalu seniman di zaman itu membuatnya dengan pahatan khas Cina. Maka lahirlah patung singa batu tersebut. Jika dilihat-lihat, patung itu lebih mirip binatang mitologi Cina dibanding singa aslinya.
Sesampainya di tanah air, dan kembali ngantor, saya lalu memperhatikan sepasang Singa Cina di kantor saya. Memang benar, ada bola dan anak singa yang membedakan keduanya. Nah, kini saya jadi tahu mengenai patung singa cina ini. Sekarang saya tahu mana jantan, mana betina. Mana ibu singa, mana bapak singa. (Soffie Lim, Jakarta - tionghoanews.com)