Pengukuran versi pemerintah yang paling lazim adalah tael Kùpíng (庫平 "standar pusaka"), bermassa 1,2 Troy ons (37,3 gram). Massa komersial yang paling lazim adalah, tael Cáopíng (漕平 "standar pengapalan terusan") yakni sebesar 1,18 Troy ons (36,7 g) perak yang tidak begitu murni.
Istilah tahil di dalam bahasa Indonesia, tahil, berasal dari istilah bahasa Melayu, tahil, yang artinya "bobot" dan tahil digunakan di dalam bahasa Melayu dan bahasa Inggris masa kini ketika merujuk pada bobot di Malaysia, Singapura, dan Brunei yang mana saat ini istilah tersebut masih digunakan di dalam beberapa konteks terkhusus berkaitan dengan populasi Tionghoa seberang lautan yang signifikan.
Di dalam bahasa Cina, tahil dituliskan sebagai 兩 atau 両 (simplified Chinese: 两) dan dituturkan sebagai liǎng di dalam bahasa Mandarin, leung di dalam bahasa Kanton dan niú atau nió• di dalam bahasa Hokkien. Teel menjadi ukuran massa yang sah di Hong Kong, dan masih digunakan hingga saat ini.
Di dalam bahasa Cina, frase "setengah kati, delapan tahil" ("半斤八兩"), berarti dua ungkapan yang berbeda dari hal yang sama, sama saja denga frase bahasa Inggris Six of one and half-a-dozen of the other (enam dari selusin dan setengah lusin) masih digunakan saat ini.
Nama Tahil telah diterap ke sejenis mata uang emas Indonesia mulai dari zaman kerajaan Sailendra / Syailendra di pulau Jawa. Berat mata uang sudah jadi 2.5 Gram, dengan gambar lingam. Gambar uang logam itu di pranala luar, dibawah artikel ini. (*)
http://yinnihuaren.blogspot.com
Disalin oleh: Chen Mei Ing - Jakarta