BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 03 Februari 2011

QIAN LU JI QIONG

Pada zaman dahulu kala, di provinsi Guizhou, atau yang dikenali dengan nama singkatnya Qian, tidak ada keledai. Pada suatu hari, seorang lelaki yang suka menjaga tepi kain orang, telah mengangkut seekor keledai dengan perahu ke kawasan tersebut. Bagaimanapun, orang di sana tidak tahu apa gunanya binatang yang begitu besar itu. Maka, mereka pun meninggalkannya di kaki sebuah gunung.

Seekor harimau yang berjalan-jalan di gunung itu melihat keledai tersebut, dan menyangkanya sebagai seekor raksasa yang ganas, kerana tubuhnya memang agak besar. Sang harimau itu pun menyembunyikan diri, sambil mengintai-intai di celah pokok dahan. Tidak lama kemudian, ia pun cuba mendekati keledai itu dengan penuh cermat, tetapi tetap tidak tahu apa binatang itu sebenarnya.

Beberapa hari kemudiannya, tiba-tiba, keledai itu berteriak dengan kuat. Sang harimau itu berasa sangat takut hingga ia lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu. Pikirnya, "raksasa" itu mungkin terlalu lapar dan mau memakannya.

Selepas memperhatikan keledai itu berulang-ulang kali, sang harimau itu menjadi semakin biasa dengan teriakannya. Ia mendapati bahwa keledai itu sebenarnya tidak memiliki apa-apa kebolehannya selain daripada berteriak. Jadi, ia menjadi lebih berani untuk mendekati keledai itu, tetapi belum cukup berani untuk menyerangnya.
Lama-kelamaan, sang harimau itu menjadi semakin bebas berbuat sesuatu kepada keledai itu, hinggakan ia berani menyentuh keledai itu, bersandar padanya, malah bertindak seolah-olah mengodanya. Keledai itu tidak dapat menahan kesabarnya lagi, lalu ia pun mengangkat kakinya, dan menendang sang harimau itu sekuat-kuatnya.

Tendangan ini membuatkan sang harimau itu menjadi sangat gembira, kerana melalui tindak balas itu, ia pasti bahwa keledai itu memang tidak ada apa-apa kepandaian lain. Maka, ia pun menerkam ke arah keledai itu, sambil mengaum dengan kuatnya, lalu menggigit lehernya hingga patah, dan memakan dagingnya habis-habis. Setelah selesai makan, barulah ia meninggalkan tempat itu dengan penuh kepuasan.
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Qian Lu Ji Qiong" atau "Keledai di Guizhou Kehabisan Akal" ini membawa arti, kebolehan yang terhad digunakan hingga habis. "Keledai" yang disebut dalam cerita tersebut pula menunjuk kepada orang atau golongan yang nampaknya sangat kuat atau berkuasa, tetapi sebenarnya tidak berupaya. (Mei-Ing)

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA