Pada masa mudanya, Ying adalah seorang pangeran yang tinggal di pengasingan Negara Qin sebagai sandera, ditahan oleh Negara Zhao. Ying hidup miskin selama disandera. Kakek Ying adalah Raja Qin, tetapi ayah Ying bukan putra mahkota.
Ying juga memiliki lebih dari 20 saudara dari istri-istri ayahnya. Dia dikirim ke Zhao karena dia adalah anggota dari keluarga kerajaan yang merupakan kebiasaan pada Periode Perang Antar Negara untuk menjaga perdamaian antara negara-negara tetangga.
Pada saat itu, ada tujuh negara di China, semuanya saling berperang. Zhao adalah yang terkuat secara militer dan telah berperang dengan Qin bertahun-tahun lamanya.
Pada tahun 260 SM, pedagang Lu Buwei mengunjungi Ying, yang tinggal dalam keputusasaan yang mendalam.
Lu, dengan ketajaman politik luar biasa, menyadari bahwa ini adalah kesempatan sekali seumur hidup miliknya. Lu menginvestasikan sejumlah besar uang untuk mendukung Ying, dan bahkan memberikan Ying salah satu selir kesayangannya, Putri Zhao.
Tahun berikutnya, 259 SM, Ying dan Putri Zhao memiliki seorang putra. Mereka menamai anak itu Ying Zheng, yang kemudian menjadi Kaisar Qin Shi Huang.
Lu meneruskan politiknya bagi Ying Yiren. Berkat keahlian persuasinya dan dukungan besar, Ying dan keluarganya dapat kembali ke Negara Qin dua tahun berikutnya. Lu juga berhasil menjadikan ayah Ying dan penerusnya menjadi penerus kerajaan.
Setelah ayahnya meninggal, pada 247 SM Ying Zheng menjadi raja Qin di usia 12 tahun. (Beberapa pendapat diantara para cendekiawan yang menyatakan bahwa Lu Buwei adalah ayah asli Ying Zheng) Lu menjadi pejabat tertinggi di kerajaan dan mengendalikan semua urusan kerajaan.
Nasib baik Lu tidak bertahan lama dan pada 234 SM, Ying Zheng telah dewasa dan mengambil alih kekuasaan negara. Segera setelahnya, Lu terlibat dalam kup dan dipaksa bunuh diri. Apa yang tersisa darinya adalah buku sejarah yang dieditnya, seperti yang dikenal sekarang.
Setelah Ying Zheng menjadi raja, dia bertekad untuk memperkuat Qin dan bersiap mencaplok keenam negara lainnya. Kebijakan Qin berfokus pada aturan hukum.
Dia menghadiahi petani dan prajurit-prajurit karena membangun ekonomi negara dan kekuatan militer. Perlahan-lahan, hukum Qin menjadi sangat menditail dan menyeluruh.
Contohnya, keluarga-keluarga akan didenda karena melanggar wajib militer jika mereka punya anak laki-laki tapi tidak mengirimkannya bergabung dalam militer.
Pendekatan Ying Zheng pada negara yang bertikai adalah berteman dengan negara yang jauh dan menyerang yang paling dekat. Perlahan-lahan, negara-negara dekat Qin dikalahkan dan dicaplok.
Segera setelahnya, Qin dapat mengambil alih keenam negara lainnya, dengan tambahan negara Nanyue di Selatan (termasuk sekarang Guangdong, Guangxi dan propinsi Yunnan). Tahun 221 SM, dia membentuk dinasti terbesar dalam sejarah China.
Bagaimana Ying Zheng memerintah negara dengan wilayah dan populasi terbesar? Banyak pejabat menyarankannya untuk membagi-bagi tanah dan menyerahkannya kepada para jendral sebagai hadiah, yang akhirnya akan membentuk negara-negara kecil, tetapi Ying Zheng tidak setuju.
Dia adalah kaisar pertama yang menganggap dirinya sebagai Kaisar China. Tidak ada gelar itu sebelum dia menciptakannya dan karena itu dipanggil dengan Kaisar Pertama China. Dia berharap Qin akan bertahan selamanya, jadi dia menjalankan kebijakan-kebijakan yang memperkuat kekuasaannya.
***
Bagaimana Ying Zheng memerintah negara dengan wilayah dan populasi terbesar? Banyak pejabat menyarankannya untuk membagi-bagi tanah dan menyerahkannya kepada para jendral sebagai hadiah, yang akhirnya akan membentuk negara-negara kecil, tetapi Ying Zheng tidak setuju. Langkah yang ditempuh Ying Zheng:
Pertama, Ying Zheng menganggap dirinya sebagai Kaisar China pertama. Tidak ada gelar itu sebelum dia menciptakannya dan karena itu dipanggil dengan Kaisar Pertama China. Dia berharap Qin akan bertahan selamanya, jadi dia menjalankan kebijakan-kebijakan yang memperkuat kekuasaannya.
Kedua, Ying Zheng, yang menjadi Qin Shi Huang meniadakan gelar aristokrat dan mengadopsi sistem politik otoritas terpusat. Ia mendirikan Kabinet di tingkat pemerintah pusat, yang disebut sistem Sembilan Menteri atau Kabinet Sembilan Anggota. Secara lokal, ia mengadopsi sistem kedaerahan yang membagi negara menjadi kabupaten. Semua pejabat ditunjuk langsung oleh kaisar. Kaisar dapat mempertahankan atau mencopot pejabat negara atas kehendaknya.
Ketiga, hukum ketat diberlakukan. Dari pejabat tertinggi sampai strata sosial terendah di seluruh negara, semuanya harus tunduk pada hukum yang keras dan terinci dari Kerajaan Qin. Pelanggar akan dihukum tanpa terkecuali.
Keempat, penulisan huruf di berbagai negara bertikai dipersatukan. Meski karakter China kuno digunakan di berbagai negara, ada variasi dalam guratan atau karakter tertentu. Pemerintahan Qin menetapkan karakter tulisan standar. Guratan Qin yang lebih sederhana menjadi bahasa penulisan resmi, yang digunakan oleh para pejabat dan rakyat.
Kelima, sistem moneter dan pengukuran dipersatukan. Ukuran panjang, volume, mata uang dan bahkan jarak antar roda pedati yang ditarik kuda dipersatukan.
Qin Shi Huang hanya membutuhkan 16 tahun sejak ia naik tahta menjadi Raja Qin hingga ia mempersatukan China. Tentu, pendahulunya telah meletakkan pondasi sebelumnya.
Setelah pemersatuan, Qin Shi Huang sering menjelajah kerajaan barunya, memeriksa wilayah kekuasaannya. Dibangunnya jalan tol yang menuju ke berbagai wilayah di China, yang memungkinkan cepatnya mobilisasi angkatan bersenjatanya. Jalan lebar ini dikatakan sanggup menampung empat kereta kuda secara pararel. Ia dibangun terbentang dari ibukota menuju ke wilayah-wilayah terpencil di perbatasan kerajaannya.
Guna menangkal gangguan dari suku nomad Xungnu di Utara, Qin Shi Huang memerintahkan penyambungan Tembok Panjang sepanjang perbatasan Utara dari berbagai bekas negara bertikai. Garis perbentengan sepanjang lebih dari 3.000 mil, yang sekarang dikenal sebagai Tembok Besar China. Butuh 400.000 buruh muda selama bertahun-tahun untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Sejak itu Tembok Besar diperkuat lebih lanjut oleh generasi selanjutnya dan sekarang lebih tinggi dan kokoh dibandingkan jaman Qin Shi Huang.
Qin Shi Huang terus menyokong para intelektual dan menciptakan posisi doktor resmi bagi mereka. Posisi doktor ini adalah gelaran dan tidak mengemban kekuasaan dan tanggung jawab. Walaupun begitu, menandakan prestasi intelektual mereka, dan setara dengan tingkat PhD modern. Setiap kali ada kekosongan di pemerintahan, para intelektual doktor ini berkemungkinan mengisi posisi itu.
Intelektual ini datang dari berbagai berbagai sekolah yang dikenal sebagai 100 Sekolah, termasuk Taoisme dan Konfusianisme. Beberapa penyihir laki-laki yang mengklaim bahwa mereka dapat menemukan dewa atau mencari resep untuk keabadian. Tidak jarang bahwa para intelektual akan membahas atau bahkan bersengketa atas isu-isu sosial dan politik. Ketika diskusi atau sengketa bertabrakan dengan kebijakan yang ada, Qin Shi Huang akan 'mendiamkan' mereka. Beberapa intelektual doktor akan terus mengkritik kebijakan kontemporer dan urusan politik, yang hanya akan mengakibatkan perintah lebih keras dari Qin Shi Huang.
Pada tahun 213 SM, Qin Shi Huang mengeluarkan perintah untuk mengubur hidup-hidup 460 intelektual doktor. Dia juga memerintahkan penghancuran semua arsip sejarah negara sebelumnya, menyembunyikan karya 100 Sekolah, termasuk sekolah Konfusianisme, dan buku-buku lain dengan pengecualian Arsip Sejarah Qin, buku-buku tentang obat-obatan, meramal, pertanian, salinan Puisi klasik Doktor Nasional dan Sejarah klasik. Dekrit juga dikeluarkan untuk melarang diskusi puisi klasik dan Sejarah klasik untuk menyingkirkan kemungkinan refleksi politik kontemporer melalui diskusi tidak langsung dari peristiwa sejarah. Para pelanggar akan dihukum maksimal sesuai hukum, termasuk dihukum mati.
Kertas belum ditemukan saat itu dan semua buku yang ditulis pada potongan bambu, diikat dengan tali tipis. Pendidikan tidak luas pada waktu itu dan intelektual berpendidikan tinggi sedikit jumlahnya. Akibatnya, pembakaran buku bambu dan penguburan para intelektual dicatat dalam sejarah sebagai gambaran tentang pemerintahan Qin Shi Huang.
Pada 210 SM, Qin Shi Huang sakit sewaktu memeriksa negara. Ia meninggal, sewaktu dipulangkan ke ibukota, pada usai 49.
Inovasi politik setelah penyatuan China oleh Qin Shi Huang menjadi standar model kekuasaan kerajaan bagi generasi berikutnya selama lebih dari 2.000 tahun di China. Bahkan saat ini di China, orang masih melihat warisan Qin dalam Kabinet dan pengaturan di pemerintahan kabupaten. Sayangnya, pembakaran buku-buku dan penguburan para intelektual juga dijalankan, dalam bentuk modern, dalam zaman Internet ini.
Beberapa sinologis berpendapat bahwa sebagian besar intelektual yang dikubur Qin Shi Huang adalah penyihir laki-laki, yang mengaku mereka bisa membuat kaisar berhubungan dengan dewa dan membantunya menemukan resep untuk kehidupan abadi. Arsip sejarah mencatat bahwa empat penyihir seperti itu menghabiskan jumlah uang yang terlalu besar dalam mencari dewa dan kehidupan kekal untuk kaisar. Mereka tidak kembali karena gagal memenuhi janji-janji mereka. Marah oleh kebohongan terang-terangan ini, Qin Shi Huang memerintahkan penguburan hidup-hidup semua penyihir, yang mencapai lebih dari 400.
Salah satu dari empat penyihir yang lolos bernama Xu Fu. Xu memimpin 3.000 anak laki-laki dan perempuan dan berbagai teknologi dan artefak China untuk berlayar ke timur untuk mencari dewa, tapi ia tidak pernah kembali. Menurut catatan di China dan Jepang, Xu tiba di Jepang. Teknologi pertanian dan lainnya yang dibawanya membantu mengakhiri Zaman Batu dan mengantar fase peradaban baru di Jepang.
Dalam dongeng rakyat China kuno, orang-orang mengaitkan Qin Shi Huang sebagai tirani kejam. Para kaisar disarankan oleh para intelektual untuk tidak mencontohnya, meskipun saran ini tidak diperhatikan. Pada saat yang sama, sejumlah intelektual telah mendapatkan pemahaman rasional tentang peran Qin Shi Huang dalam sejarah. Bagaimanapun, kekuasaan kekaisaran tak terbatas, Sembilan Kabinet dan sistem Kabupaten yang diciptakannya dan wilayah taklukan yang besar tak tertandingi berdampak pada pemimpin China generasi selanjutnya yang menggantikannya.
Pekerjaan konstruksi besar, termasuk Tembok Besar China dan Istana Epang yang mewah dan kampanye militer terhadap suku nomad Xungnu di Utara dan leluhur Vietnam di Selatan saat ini, telah menyebabkan Dinasti Qin bangkrut. Orang-orang, yang hidup dalam kemiskinan, juga mengeluhkan tentang aturan keras hukum Qin. Hanya tiga tahun setelah kematian Qin Shi Huang, Dinasti Qin, yang keempat dalam sejarah China, runtuh karena pemberontakan petani di seluruh kekaisaran.
***
Makam Kaisar Qinshihuang yang terletak di bagian barat China merupakan salah satu makam kaisar yang paling besar, strukturnya paling ajaib dan barang yang dikuburkan paling banyak di dunia. Sedangkan terakota atau patung tanah liat berupa perwira dan kuda sebagai bagian dari makam itu digelar sebagai keajaiban ke-8 di dunia dan terkenal seperti piramida di Mesir.
Kaisar Qinshihuang merupakan kaisar pertama masyarakat feodal China. Beliau merupakan tokoh yang dipuji di satu pihak dan juga dikritik di lain pihak. Kaisar Qinshihuang pertama kalinya menyatukan China, beliau mengambil banyak tindakan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kebudayaan seperti menyatukan mata uang, huruf dan sistem ukuran. Beliau membangun tembok besar untuk menahan serangan musuh. Tindakan-tindakan tersebut menyebabkan beliau menjadi negarawan terkenal dalam sejarah China. Di lain pihak, beliau dianggap sangat kejam dan mewah. Beliau membakar buku dan menguburkan secara hidup-hidup pujangga yang pendapatnya berbeda dengan pendapat beliau di seluruh negara China.
Tidak lama setelah menyatukan China, Kaisar Qinshihuang telah memulai konstruksi makamnya. Sebanyak 700 ribu orang membangun makam beliau selama 40 tahun. Bila beliau wafat, makamnya belum selesai dibangun. Makam Kaisar Qinshihuang terletak di Lishan, area di luar Kota Xian, ibu kota Provinsi Shanxi. Area makam itu seluas lebih 56 kilometer persegi. Makam itu berbentuk piramida. Kebijakan makam itu sepanjang 350 meter, selebar 345 meter dan setinggi 76 meter. Di sekitar makam itu, terdapat lebih 500 buah makam iringan. Di makam-makam iringan tersebut dikebumikan orang-orang yang membangun Makam Kaisar Qinshihuang, tiruan kuda dan pedati yang digunakan oleh Kaisar Qinshihuang, tiruan tempat pemeliharaan kuda di istana kerajaan dan patung tanah liat berupa perwira dan kuda yang melambangkan tentara Dinasti Qin.
Penemuan Makam Kaisar Qinshihuang adalah kebetulan. Pada tahun 1974, ketika petani menggali sumur, mereka telah menggali sejumlah besar serpihan keramik. Para petani tidak mementingkan hal ini, dan bersedia membuang serpihan keramik tersebut. Seorang pejabat perlindung artifak budaya yang berada di tempat itu menyadari bahwa ini adalah penemuan yang penting dan segera melaporkan kondisi ini ke Biro Artefak Budaya Kabupaten. Dengan demikian, Patung Tanah Liat Berupa Perwira dan Kuda yang menggemparkan dunia telah ditemukan. Sekarang sebanyak 500 buah patung tanah liat berupa perwira, 18 buah pedati perang yang terbuat dari kayu dan lebih 100 ekor kuda tembikar telah digali keluar. Patung perwira tersebut bentuk badannya rata-rata setinggi 1,8 meter, air mukanya berbeda dan mirip dengan manusia sebenar, memperlihatkan seni pahatan yang tinggi tarafnya pada zaman Dinasti Qin pada lebih 2000 tahun yang lalu.
Patung Tanah Liat Berupa Perwira dan Kuda di Xi'an terkenal di dunia. Bukan saja perjalanan dari berbagai negara yang mengunjungi China menyenaraikannya sebagai tujuan wisata yang akan dikunjungi di China, tetapi juga banyak negarawan yang mengunjungi China juga mengusulkan agar mereka dibawa menyaksikan keajaiban binaan manusia tersebut.
Demi memelihara dengan lebih baik Makam Maharaja Qinshihuang, pemerintah China sekarang masih belum meneroka makam itu disebabkan teknologi kaji purba China sekarang masih kurang maju. Pada waktu yang lalu, China telah menggali keluar lebih 50 ribu buah artifak budaya yang penting di makam-makam iringan di sekitar Makam Kaisar Qinshihuang, termasuk pedati dan Kuda Tembaga yang ditemui pada tahun 1980 yang merupakan artifak budaya yang memiliki nilai tinggi dalam bidang arkeologi yang jarang ada di dunia. Pada tahun 1987, Makam Kaisar Qinshihuang dan Patung Tanah Liat yang Berupa Perwira dan Kuda terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO. {Mei-ing]