Pada akhir abad ke-2 Masehi sampai awal abad ke-3, Dinasti Han Timur China semakin mundur. Raja, kalangan bangsawan dan panglima perang berbagai negeri masing-masing memperluas pasukan dan meningkatkan kekuatannya. Mereka meluncurkan perang satu sama lain untuk mengalahkan musuh dan meningkatkan posisi. Seluruh masyarakat Dinasti Han Timur China berada dalam keadaan kacau. Cao Cao adalah pemimpin dari kelompok politik dan militer yang paling kuat di Cina pada waktu itu. Ia telah mengakhiri kondisi kacau dan menyatukan bagian utara China melalui peperangan dalam waktu panjang.
Cao Cao dilahirkan pada tahun 155 Masehi dalam sebuah keluarga pegawai. Ia hidup selama 65 tahun. Ia memperoleh posisinya berdasarkan keberanian dan kebijaksanaannya. Sejak kecil lagi, Cao Cao sudah pandai berkung fu. Ia pernah bertarung tanpa senjata dengan binatang liar, malah beliau sendiri pernah bergelut dengan berbelas-belas orang, namun, berhasil mempertahankan diri.
Pada waktu muda, beliau menjabat sebagai pejabat militer di Luoyang, ibukota Cina pada waktu itu. Pemerintah pada waktu itu Dong Zhuo telah melaksanakan pemerintahan yang lalim dan telah menimbulkan kemarahan publik. Cao Cao berhasil menyelundupkan ke dalam istana raja untuk membunuh Dong Zhuo tetapi gagal. Setelah itu, ia melarikan diri dari Luoyang dan mendirikan tentaranya sendiri untuk berperang untuk melawan Dong Zhuo. Setelah Dong Zhuo meninggal, panglima perang di berbagai tempat melaksanakan perang saudara untuk menunjukkan kehebatan sendiri dan merebut kekuasaan pemerintahan negara, Cao Cao juga turut ikut dalam perang tersebut.
Cao Cao mementingkan mereka yang berbakat. Ia pernah tiga kali mengeluarkan pengumuman untuk mengundang mereka yang berbakat untuk berpartisipasi dalam pasukan. Panglima perang Zhang Xiu pernah beberapa kali berperang dengan Cao Cao dan telah membunuh anak lelaki dan anak saudara beliau. Kemudian, Zhang Xiu telah menyerah diri kepada Cao Cao. Cao Cao bukan saja tidak membalas dendam terhadap Zhang Xiu, sebaliknya menunjuk Zhang Xiu sebagai panglima tentaranya, malah mengawinkan anak mereka. Dengan melakukan hal, kekuatan militer Cao Cao telah meningkat dengan cepat.
Cao Cao berminat untuk membaca buku tentang taktik perang dan arif dalam melaksanakan taktik perang itu. Buku yang paling diminati oleh beliau adalah Taktik Perang Sunzi yang ditulis oleh Sun Wu, anggota teori perang yang terkenal di zaman China kuno. Cao Cao telah menulis sendiri buku Taktik Perang sebanyak lebih 100 ribu kata Mandarin. Taktik yang paling terkenal yang dilaksanakan oleh Cao Cao adalah menaklukkan berbagai panglima perang atas nama kaisar. Pada waktu itu, berbagai panglima perang berusaha untuk memperluas kekuatan sendiri dan tidak mematuhi perintah Kaisar Xian Dinasti Han Timur. Cao Cao menggunakan cara kekerasan untuk memaksa Kaisar Xian dibawa ke area yang dikuasai beliau. Cao Cao mamaksa Kaisar Xian mengangkat beliau sebagai panglima tertinggi dan Perdana Menteri. Dengan demikian, Cao Cao telah memiliki kekuasaan untuk mengarahkan tentara dan menangani urusan administrasi pemerintah pusat. Tindakan ini merupakan peran besar yang dimainkan oleh beliau untuk menyatukan bagian utara China.
Pada tahun 200 Masehi, Cao Cao melancarkan peperangan terhadap panglima perang Yuan Shao. Cao Cao menggunakan taktik dengan memutuskan suplai makanan tentara yang dipimpin oleh Yuan Shao dan akhirnya Cao Cao berhasil mengalahkan Yuan Shao. Setelah Yuan Shao dikalahkan, Cao Cao telah berhasil menyatukan bagian utara China.
Cao Cao meninggal dunia sebelum dapat mewujudkan tujuannya untuk menyatukan China pada tahun 220 Masehi. Tidak lama setelah itu, anaknya Cao Pi menggulingkan Dinasti Han Timur dan mendirikan Negeri Wei di bagian utara. Pada periode itu, Liu Bei telah mendirikan Negeri Shu di bagian barat, sedangkan Sun Quan juga telah mendirikan Negeri Wu di bagian timur. Sejak itu mulailah Zaman Pemerintah 3 Negeri yaitu Wei, Shu dan Wu yang tersohor dalam sejarah China. [Mei-Ing}