BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 07 Februari 2011

WANG ZHAOJUN, UTUSAN DAMAI ANTARA HAN DENGAN HUN

Wang Zhaojun lahir tahun 52 sebelum Masehi. Ia dianggap salah seorang dari empat orang gadis yang paling cantik dalam sejarah China.

Konon, ketika Wang Zhaojun masih kecil, ia pergi mencuci mukanya di tebing sebatang anak sungai Ikan dalam sungai itu sangat terpesona melihat kecantikannya sehingga lupa untuk berenang dan tenggelam ke dasar sungai. Wang Zhaojun juga memiliki pribadi yang mulia dan sifat yang lurus. Setelah dipilih Akses istana sebagai selir Kaisar Yuan Dinasti Han, ia tidak mau memberi korupsi ke Mao Yanshou, ititu pelukis dalam istana.

Akibatnya, Wang Zhaojun dilukiskan sebagai gadis dengan kecantikan yang biasa saja. Pada waktu itu, Kaisar memilih gundik untuk mendampinginya berdasarkan lukisan karena gundiknya terlalu banyak. Oleh itu, setelah tiga tahun memasuki istana, Wang Zhaojun masih belum mendapat perhatian dan kasih sayang dari beliau. Jadi, ia menggunakan waktu tersebut untuk mempelajari seni dan budaya, ini menjadi seorang gadis yang cantik lagi bergaya anggun.

Pada tahun 33 sebelum Masehi, Raja etnis Hun, Huhanye yang memperkuat pemerintahannya dengan bantuan Dinasti Han telah menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan perkawinan dengan keluarga kerajaan Dinasti Han. Kaisar Yuan tidak ingin mengirim putrinya sendiri ke area etnis Hun yang masih sangat mundur itu. Jadi, Wang Zhaojun telah menawarkan diri sebagai utusan Dinasti Han untuk menikah dengan Raja Hun. Bila melihat kecantikan Wang Zhaojun, Kaisar Yuan merasa sangat terkejut dan kesal. Jadi, setelah, Wang Zhaojun perjalanan menuju area etnis Hun, MaoYanshou pun dibunuh oleh Beliau.

Perjalanan ke area etnis Hun itu jauh sekali. Meninggalkan kampung halaman untuk hidup sepanjang hayat di padang rumput yang begitu asing baginya, menjadikan Wang Zhaojun merasa sangat sedih. Ia memainkan pipa, sejenis alat musik tradisional China untuk mengungkapkan kesedihannya. Menurut ceritanya, angsa liar yang mendengar lagu sedihnya itu pun lupa untuk terbang lalu jatuh ke tanah.

Setelah berjalan selama lebih setahun, akhirnya Wang Zhaojun pun tiba di area etnis Hun. Raja Huhanye telah menyambut ketibaannya dengan upacara sambutan yang meriah. Sejak itu, hubungan antara etnis Han dan etnis Hun menjadi sangat baik, dan hubungan persahabatan ini kekal selama lebih 60 tahun. Wang Zhaojun pula telah membawa masuk budaya etnis Han yang agak maju itu ke dalam budaya etnis Hun dan ini mendorong perkembangan budaya dan ekonomi di sana.

Setelah hidup selama 16 tahun di padang rumput itu, Wang Zhaojun telah meninggal. Masyarakat etnis Hun telah mengadakan upacara penguburan yang besar untuk beliau. Ia dimakamkan di bagian selatan kota Huhhot sekarang ini, yaitu di kaki gunung Daqing, di tebing Sungai Kuning. [Mei Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA