Ketika Nabi berusia sekitar empat, lima tahun, beliau biasa bermain-main bersama kawan-kawan sebaya di sekitar kediamannya.
Ada suatu sifat istimewa pada beliau, di dalam bermain mempunyai kesukaan memimpin kawan-kawannya menirukan orang-orang melakukan upacara sembahyang.
Kepada ibunda Tiencai, beliau meminta beberapa buah alat sembahyang tiruan yang disebut Coo dan Too; dijajar-jajar di atas meja dan memimpin kawan-kawan itu seolah-olah sungguh-sungguh melakukan sembahyang.
Coo adalah semacam kotak untuk menempatkan manisan dan Too ialah semacam mangkok. Keduanya adalah alat-alat upacara sembahyang pada musim-musim tertentu pada jaman itu.
Hal di atas menunjukkan sifat beliau yang sejak kecil sudah tertarik akan adat-istiadat sembahyang dan beribadah; suatu sifat yang lain sekali bila dibandingkan dengan anak-anak kecil lain. [Bersambung]
Ada suatu sifat istimewa pada beliau, di dalam bermain mempunyai kesukaan memimpin kawan-kawannya menirukan orang-orang melakukan upacara sembahyang.
Kepada ibunda Tiencai, beliau meminta beberapa buah alat sembahyang tiruan yang disebut Coo dan Too; dijajar-jajar di atas meja dan memimpin kawan-kawan itu seolah-olah sungguh-sungguh melakukan sembahyang.
Coo adalah semacam kotak untuk menempatkan manisan dan Too ialah semacam mangkok. Keduanya adalah alat-alat upacara sembahyang pada musim-musim tertentu pada jaman itu.
Hal di atas menunjukkan sifat beliau yang sejak kecil sudah tertarik akan adat-istiadat sembahyang dan beribadah; suatu sifat yang lain sekali bila dibandingkan dengan anak-anak kecil lain. [Bersambung]