Di antara sekian banyak dewa-dewa, seandainya diadakan pemungutan suara: "Dewa apakah yang paling disukai?" Barangkali 財神爺 Cai Shen Ye {Hok Kian = Cai Sin Ya} akan terpilih dengan mendapatkan suara terbanyak. Walau bagaimanapun, realitas hidup di dunia ini, kebutuhan/tuntutan manusia akan uang/harta, selamanya tidak akan ada habis-habisnya. Sementara baik apakah Cai Shen bisa sungguh-sungguh memberikan kekayaan atau tidak, maupun keberadaan Dewa Harta (Dewa Kekayaan) itu sendiri, sedikit banyak dapat memuaskan fantasi orang banyak terhadap kekayaan.
Dewa Harta yang dipercaya di kalangan rakyat jelata sangat banyak macamnya, ada 文武財神 Wen Wu Cai Shen {Bun Bu Cai Sin} – Dewa Harta Sipil & Militer, 五路財神 Wu Lu Cai Shen {Ngo Lo Cai Sin} – Dewa Harta dari Lima Jalan, 增福財神 Zheng Fu Cai Shen {Tiam Hok Cai Sin} – Dewa Kekayaan Penambah Rezeki, dan lain-lain. 土地公 Tu Di Gong {Tho Tek Kong} – Dewa Bumi adalah Cai Shen yang paling dikenal oleh semua orang.
Cai Sin Ya memiliki wilayah penghormatan yang luas. Sembahyang kepada Cai Shen, selain terdapat di kelenteng-kelenteng, juga terdapat di rumah-rumah penduduk.
Wu Cai Shen (Dewa Kekayaan Militer) adalah 玄壇元帥趙公明 Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming {Hian Tan Gwan Swe Tio Kong Beng} dan 關公 Guan Gong {Kwan Kong}.
Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Yang paling terkenal adalah Riwayat 趙公明 Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang tertulis dalam 封神榜 Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa). Dalam Feng Shen Bang ini diceritakan sebagai berikut:
Kaisar Zhou Wang {Tiu Ong} dari Kerajaan Shang memerintahkan Wen Zhong {Bun Tiong} jendralnya yang terkenal, untuk menyerbu Xi Chi, basis pertahanan pasukan Wen Wang {Bun Ong}. Untuk mencapai tujuannya tersebut, Wen Zhong minta bantuan 6 orang sakti untuk membentuk formasi barisan yang disebut Shi Jue Zhen {Si Ciap Tin} – Sepuluh Barisan Pemusnah. Tapi 姜子牙 Jiang Zi Ya berhasil menghancurkan 6 di antaranya. Melihat kekalahan di pihaknya, Wen Zhong meminta bantuan Zhao Gong Ming yang pada waktu itu sedang bertapa di gua Lou Fu Dong, pegunungan E Mei Shan {Go Bi San}.
Zhao Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu. Pada waktu ia turun gunung, seekor harimau besar menerkam. Harimau itu tak berkutik di bawah tudingan 2 jari tangannya. Kemudian ia mengendarai harimau yang telah diikat lehernya dengan angkin (sejenis kain). Pada dahi si raja hutan tersebut ditempelkan selembar Hu (Surat Jimat). Selanjutnya harimau itu menjadi tunggangannya & tunduk pada perintahnya.
Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya. Setelah beberapa jurus, Zhao Gong Ming mengeluarkan ruyung saktinya & menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh & tewas. Tapi, datanglah Guang Cheng Zi {Kong Sheng Cu} yang lalu menolong Zi Ya sehingga ia hidup kembali. Huang Long Zhen Ren {Wi Liong Cin Jin} keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi ia tertawan oleh tali wasiat Zhao Gong Ming. Chi Jing Zi & Guang Cheng Zi juga terpukul jatuh oleh pertapa dengan banyak kesaktian tersebut.
Kemudian Jiang Zi Ya mendapat bantuan dari Xiao Sheng, seorang sakti dari pegunungan Wu Yi Shan. Semua wasiat dari Zhao Gong Ming berhasil dirampas. Karena merasa malu Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (Pulau 3 Dewa) untuk menemui Yun Xiao Niang Niang, seorang petapa wanita yang sakti. Zhao Gong Ming meminjam sebuah gunting wasiat kepada Yun Xiao Niang Niang untuk merebut kembali wasiat-wasiatnya yang dirampas musuh.
Ternyata gunting wasiat itu adalah 2 ekor naga yang berubah wujud, dengan kemampuan yang luar biasa. Banyak dewa-dewa sakti dari pihak Jiang Zi Ya terpotong menjadi 2 bagian & tewas karena pusaka ini. Jiang Zi Ya menjadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar. Pada saat yang kritis ini datanglah seorang Taoist dari pegunungan Gun Lun Shan {Kun Lun San} yang bernama Lu Ya. Lu Ya menyuruh Jiang Zi Ya membuat boneka dari rumput. Pada tubuh boneka rumput tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Pada bagian kepala & kaki dipasang masing-masing sebuah pelita kecil.
Dewa Harta yang dipercaya di kalangan rakyat jelata sangat banyak macamnya, ada 文武財神 Wen Wu Cai Shen {Bun Bu Cai Sin} – Dewa Harta Sipil & Militer, 五路財神 Wu Lu Cai Shen {Ngo Lo Cai Sin} – Dewa Harta dari Lima Jalan, 增福財神 Zheng Fu Cai Shen {Tiam Hok Cai Sin} – Dewa Kekayaan Penambah Rezeki, dan lain-lain. 土地公 Tu Di Gong {Tho Tek Kong} – Dewa Bumi adalah Cai Shen yang paling dikenal oleh semua orang.
Cai Sin Ya memiliki wilayah penghormatan yang luas. Sembahyang kepada Cai Shen, selain terdapat di kelenteng-kelenteng, juga terdapat di rumah-rumah penduduk.
Wu Cai Shen (Dewa Kekayaan Militer) adalah 玄壇元帥趙公明 Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming {Hian Tan Gwan Swe Tio Kong Beng} dan 關公 Guan Gong {Kwan Kong}.
Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Yang paling terkenal adalah Riwayat 趙公明 Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang tertulis dalam 封神榜 Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa). Dalam Feng Shen Bang ini diceritakan sebagai berikut:
Kaisar Zhou Wang {Tiu Ong} dari Kerajaan Shang memerintahkan Wen Zhong {Bun Tiong} jendralnya yang terkenal, untuk menyerbu Xi Chi, basis pertahanan pasukan Wen Wang {Bun Ong}. Untuk mencapai tujuannya tersebut, Wen Zhong minta bantuan 6 orang sakti untuk membentuk formasi barisan yang disebut Shi Jue Zhen {Si Ciap Tin} – Sepuluh Barisan Pemusnah. Tapi 姜子牙 Jiang Zi Ya berhasil menghancurkan 6 di antaranya. Melihat kekalahan di pihaknya, Wen Zhong meminta bantuan Zhao Gong Ming yang pada waktu itu sedang bertapa di gua Lou Fu Dong, pegunungan E Mei Shan {Go Bi San}.
Zhao Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu. Pada waktu ia turun gunung, seekor harimau besar menerkam. Harimau itu tak berkutik di bawah tudingan 2 jari tangannya. Kemudian ia mengendarai harimau yang telah diikat lehernya dengan angkin (sejenis kain). Pada dahi si raja hutan tersebut ditempelkan selembar Hu (Surat Jimat). Selanjutnya harimau itu menjadi tunggangannya & tunduk pada perintahnya.
Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya. Setelah beberapa jurus, Zhao Gong Ming mengeluarkan ruyung saktinya & menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh & tewas. Tapi, datanglah Guang Cheng Zi {Kong Sheng Cu} yang lalu menolong Zi Ya sehingga ia hidup kembali. Huang Long Zhen Ren {Wi Liong Cin Jin} keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi ia tertawan oleh tali wasiat Zhao Gong Ming. Chi Jing Zi & Guang Cheng Zi juga terpukul jatuh oleh pertapa dengan banyak kesaktian tersebut.
Kemudian Jiang Zi Ya mendapat bantuan dari Xiao Sheng, seorang sakti dari pegunungan Wu Yi Shan. Semua wasiat dari Zhao Gong Ming berhasil dirampas. Karena merasa malu Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (Pulau 3 Dewa) untuk menemui Yun Xiao Niang Niang, seorang petapa wanita yang sakti. Zhao Gong Ming meminjam sebuah gunting wasiat kepada Yun Xiao Niang Niang untuk merebut kembali wasiat-wasiatnya yang dirampas musuh.
Ternyata gunting wasiat itu adalah 2 ekor naga yang berubah wujud, dengan kemampuan yang luar biasa. Banyak dewa-dewa sakti dari pihak Jiang Zi Ya terpotong menjadi 2 bagian & tewas karena pusaka ini. Jiang Zi Ya menjadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar. Pada saat yang kritis ini datanglah seorang Taoist dari pegunungan Gun Lun Shan {Kun Lun San} yang bernama Lu Ya. Lu Ya menyuruh Jiang Zi Ya membuat boneka dari rumput. Pada tubuh boneka rumput tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Pada bagian kepala & kaki dipasang masing-masing sebuah pelita kecil.
Di depan boneka Zhao Gong Ming tersebut diadakan sembahyangan selama 21 hari berturut-turut. Jiang Zi Ya atas nasehat Lu Ya bersembahyang di situ beberapa hari. Ia terus bersembahyang sampai suatu hari Zhao Gong Ming merasakan jantungnya berdebar-debar, badannya terasa panas dingin tak menentu. Semangat & tenaganya lenyap. Pada hari ke-21, setelah mencuci rambutnya, Jiang Zi Ya mementang busur & mengarahkan anak panah ke mata kiri boneka rumput tersebut. Zhao Gong Ming yang berada di kubu pasukan Shang, mendadak merasa mata kirinya sakit sekali & kemudian menjadi buta. Panah Jiang Zi Ya berikutnya diarahkan ke mata kanan boneka Zhao Gong Ming & panah ketiga diarahkan ke jantungnya. Akhirnya Zhao Gong Ming yang sakti ini tewas terpanah oleh Jiang Zi Ya.
Setelah Wen Wang berhasil menghancurkan pasukan Shang & mendirikan dinasti Zhou, Jiang Zi Ya melaksanakan perintah gurunya untuk mengadakan pelantikan para malaikat. Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut 正一玄壇真君 Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun {Ceng It Hian Than Cin Kun}. Xuan Tan Zhen Jun mempunyai 4 pengiring yang disebut 財神使者 Cai Shen Shi Zi, Duta Dewa Kekayaan, yaitu :招寳天尊蕭升Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Malaikat Pemanggil Mestika)
Setelah Wen Wang berhasil menghancurkan pasukan Shang & mendirikan dinasti Zhou, Jiang Zi Ya melaksanakan perintah gurunya untuk mengadakan pelantikan para malaikat. Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut 正一玄壇真君 Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun {Ceng It Hian Than Cin Kun}. Xuan Tan Zhen Jun mempunyai 4 pengiring yang disebut 財神使者 Cai Shen Shi Zi, Duta Dewa Kekayaan, yaitu :招寳天尊蕭升Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Malaikat Pemanggil Mestika)
- 納珍天尊震寳Na Zhen Tian Zun Zen Bao (Malaikat Pemungut Benda Berharga)
- 招財使者陳九公Zhao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Duta Pemanggil Kekayaan)
- 利市仙官姚少司Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Pejabat Dewa Keuntungan)
Xuan Tan Zhen Jun bersama 4 pengiringnya ini sering ditampilkan secara bersama-sama dalam bentuk gambar & disebut Wu Lu Cai Shen {Ngo Lo Cai Sin} – Dewa Kekayaan dari Lima Jalan.
Dewa Kekayaan ini sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, 1 tangan menggenggam ruyung & tangan yang lain membawa sebongkah emas, mengendarai seekor harimau hitam. Ini merupakan gambaran berdasarkan buku Feng Shen Bang tersebut. [Meilinda Chen / Jakarta]
Dewa Kekayaan ini sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, 1 tangan menggenggam ruyung & tangan yang lain membawa sebongkah emas, mengendarai seekor harimau hitam. Ini merupakan gambaran berdasarkan buku Feng Shen Bang tersebut. [Meilinda Chen / Jakarta]