Pada permulaan tahun Yong Long, dia mengajukan usul kepada pusat, agar dia diberi kuasa untuk mengurus wilayah Zhangzhou (Ciangcui – Hokkian) yang bergunung-gunung. Pemerintahan pusat memberi ijin, lalu memerintahkannya menjadi ”residen” wilayah itu. Wilayah Zhangzhou, pada masa itu merupakan kawasan yang luas, penuh hutan belantara lebat, rawa-rawa yang mengeluarkan uap beracun, ular dan binatang lainnya banyak berkeliaran di situ, masih ditambah lagi banyaknya penyamun yang bersarang di wilayah yang bergunung-gunung itu.
Kehidupan rakyat masih sangat terbelakang dan menderita. Chen Yuan Guang kemudian memperkenalkan daerah tengah yang telah maju kepada penduduk setempat. Tanah yang penuh dengan semak-semak belukar diperintahkan untuk dijadikan sawah dan ladang yang subur. Rawa-rawa yang menjadi sumber penyakit ditimbun, sehingga penghidupan rakyat lebih baik. Penjahat-penjahat yang mengganggu keamanan dibasmi, sehingga rakyat jadi tentram. Tetapi didalam pertempuran dengan gerombolan-gerombolan perampok itu Chen Yuan Guang gugur.
Pada imigran yang datang dari Zhangzhou dan orang-orang marga Chen ( Tan ) menganggapnya sebagai dewa pelindung. Hari lahirnya diperingati pada tanggal 15 bulan 2 Imlik. Kecuali didaerah Zhangzhou sendiri, para imigran juga mendirikan klenteng peringatan di Taiwan, untuk mengenang jasa-jasanya. Untuk penghormatan Chen Yuan Guang disebut sebagai Kai Zhang Sheng Wang atau Raja Suci pembuka wilayah Zhangzhou.
Pemujaan terhadap Kai Zhang Sheng Wang, seiring dengan menyembah orang-orang Tionghoa dari Zhangzhou, juga menyebar ke Indonesia. Di Jakarta dan Semarang, antara lain, terdapat klenteng untuk memujanya, yang dikelola oleh kaum imigran yang bermarga Chen. {Ling Ling]