Walaupun produk sulaman Xiangxiu sudah sangat terkenal pada zaman sekarang, namun master yang benar-benar memahiri seni tangan sulaman ini masih tidak berjumlah banyak. Nyonya Jiang Zaihong adalah salah seorang di antaranya. Sama dengan banyak warisan non material lainnya, seni tangan sulaman Xiangxiu juga diwariskan turun-temurun dalam lingkungan keluarga. Jiang Zaihong adalah pewaris generasi ke-7 sulaman Xiangxiu. Ia mengatakan, menyulam sulaman Xiangxiu ini memakan waktu yang cukup panjang, dan mudah sekali menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan. Jiang Zaihong yang berusia 41 tahun juga menderita penyakit-penyakit yang diakibatkan penyulaman selama bertahun-tahun lamanya. "Perajin yang sebaya saya, secara merata sakit leher, bahu dan pinggang, karena tiap hari duduk menyulam tanpa beristirahat."
Biarpun demikian, Jiang Zaihong tak pernah mundur. Tahun 2008, selama berlangsungnya Olimpiade Beijing, sulaman karya Jiang Zaihong dipamerkan di Bilik Hunan Taman Olimpiade di Beijing. "Saya menyulam seekor harimau untuk diperagakan di Bilik Hunan. Pameran itu dilaporkan banyak koran Beijing. Seorang pembaca bahkan khusus memperlihatkan koran terkait kepada saya. Sebelumnya kami tidak berkenalan. Dia tahu adanya pameran sulaman Xiangxiu dari surat kabar, dan kemudian khusus datang ke Bilik Hunan untuk menyaksikannya."
Dalam kehidupan sehari-hari, pakaian, selendang, kipas dan lain sebagainya, asal disulam, segera akan menjadi barang kesenian yang indah. Walaupun produk sulaman Xiangxiu digemari banyak orang, namun hanya sedikit orang yang mau belajar teknik kerajinan penyulaman. Jiang Zaihong secara terus terang mengatakan, pewarisan seni tangan sulaman Xiangxiu kini menghadapi tantangan berat, karena semakin sedikit pemuda yang rela mempelajari teknik tersebut. Ia mengatakan: "Menyulam tidak menghasilkan banyak uang, lebih-lebih dalam satu atau dua tahun pertama. Oleh karena itu, pemuda akan merasa bosan tak lama setelah berkecimpung dalam seni tangan sulaman."
Dewasa ini, Jiang Zaihong sering kali diundang universitas setempat untuk memberikan ceramah tentang seni sulaman. Dengan upaya ini, Jiang Zaihong berharap seni sulaman dapat diwariskan dalam lingkup yang lebih luas.
Kini tidak hanya masyarakat berupaya mendorong penyebarluasan seni tangan sulaman Xiangxiu, pemerintah setempat pun berusaha melindungi warisan non material tersebut. Wakil Direktur Jawatan Kebudayaan Provinsi Hunan, Meng Qingshan mengatakan kepada wartawan, untuk menjamin pewarisan, perlindungan dan perkembangan seni sulaman Xiangxiu, pemerintah berbagai tingkat setempat jauh pada tahun 2002 sudah mulai melakukan survei terhadap sulaman Xiangxiu, dan mengambil serangkaian tindakan untuk melindunginya. "Kami kerap kali mengundang perajin kawakan untuk memberikan kursus tentang seni sulaman, agar teknik kerajinan sulaman Xiangxiu dapat diwariskan."
Selain itu, Akademi Seni Rupa dan Kerajinan Tangan Hunan telah mewisuda 100 lebih tamatan jurusan perancangan sulaman Xiangxiu.
Meng Qingshan menyatakan, pada masa mendatang, pemerintah setempat akan meningkatkan dukungan terhadap perlindungan warisan budaya non material, termasuk seni tangan sulaman.
Tanggal 1 Oktober lalu adalah genap 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Untuk memperingati Hari Nasional Ke-60, Jiang Zaihong bersama sahabat-sahabatnya menyulam sebuah bendera merah berbintang lima ukuran besar. Ia mengatakan: "Totalnya 60 orang ambil bagian dalam penyulaman tersebut. Kami menyulam bendera merah berbintang lima sebagai ucapan selamat atas hari ulang tahun tahan air, dengan harapan agar Tiongkok menjadi lebih makmur."
Jiang Zaihong mengatakan, bendera merah berbintang lima yang disulam 60 orang itu akan disumbangkan kepada Museum Revolusi dan Sejarah Tiongkok untuk dikoleksi. (*)
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Antony Ong - Tangerang