Kimpo tidaklah didenominasi oleh atau dibuat oleh sebuah pabrik pencetak uang logam terpusat, dan harga-harga mereka ditentukan oleh massanya masing-masing di dalam tiap-tiap taelnya. Mereka dibuat oleh perajin logam untuk alat tukar setempat, di mana bentuk dan kadar rincian tambahannya pada masing-masing ingot sangatlah bermacam-macam; bentuk persegi dan bulat telur adalah lazim tetapi "perahu", bunga, kura-kura dan yang lainnya juga ada. Kimpo dapat juga merujuk pada ingot emas yang dicetak dengan bentuk yang sama.
Kimpo pertama digunakan sebagai alat tukar sejak zaman Dinasti Qin. Pada zaman Dinasti Tang, sebuah sistem keping dwi-logam yang standar, paduan antara perak dan tembaga yang dikodifikasi dengan 10 uang logam perak yang setara dengan 1.000 uang logam kas tembaga. Uang kertas dan surat utang mulai diperkenalkan pada abad ke-9. Tetapi, karena adanya masalah keuangan semisal inflasi, dan ketakpastian politik dengan silih-bergantinya rezim, keping uang logam pada akhirnya menjadi alat mata uang terpilih. Tael masih menjadi dasar bagi mata uang perak dan kimpo masih digunakan sampai penghujung Dinasti Qing. Massa yang biasa digunakan adalah 50 tael, 10 tael, dan 5 sampai 1 tael.
Ketika uang logam perak luar negeri mulai beredar di Cina pada penghujung abad ke-16, mereka pada mulanya dipandang sebagai sejenis "semi-kimpo" dan dicetak dengan segel yang mirip seperti kimpo.
Kini, tiruan kimpo emas digunakan sebagai lambang kesejahteraan oleh orang Cina dan seringkali dipajang pada perayaan Tahun Baru Cina. Kimpo emas perbanyakan atau peringatan tetap dicetak untuk dapat dikoleksi.
Bentuk lain dari tiruan yuanbao - yang terbuat dari lipatan kertas berwarna emas - atau perak - dapat dibakar di pekuburan atau rumah abu leluhur pada Festival Hantu, bersama-sama dengan uang akhirat (uang kertas tiruan). ***
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email from: Jhon Lee, Kuala Lumpur