Banyak yang mengatakan Bak Kut Teh lahir di Port Klang Malaysia di awal abad 20. Akan tetapi kesahihan data ini masih diperdebatkan. Dan karena Malaysia lebih maju dari kita dalam hal promosi dan komersialisasi, fakta Port Klang sebagai asal Bak Kut Teh ini telah mendunia. Di Indonesia sendiri, Bak Kut Teh populer sebagai makanan Tionghoa di Kepulauan Riau.
Apa itu Bak Kut Teh ? Yang dinamakan Bak Kut Teh adalah sup daging babi yang bertulang (biasanya daging iga) dimasak dengan rempah-rempah dan bahan tambahan. Rempah-rempah yang dipakai antara lain adalah kayu manis, lada, asam kandis, cengkeh, dang gui, ang co dan berbagai obat-obat Tionghoa. Bahan tambahan yang dipakai biasanya adalah kembang tahu, jamur dan selada.
Menurut sejarah versi Port Klang, bak kut teh diciptakan awal abad ke 20. Makanan ini adalah makanan kuli pelabuhan. Daging yang dipakai adalah daging bertulang yang merupakan sisa penjualan daging. Sup daging ini dimasak dengan berbagai rempah dan obat-obatan sebagai tonik dengan harga yang terjangkau oleh para kuli kasar itu. Sekarang di Port Klang, makanan ini memiliki banyak ragam dan rasa.
Makanan ini sangat digemari di kalangan Tionghoa Kepulauan Riau. Bak kut teh versi mereka adalah versi orang teochew / chaozhou. Versi teochew ini warna supnya lebih bening dan memakai lebih banyak lada. Selain versi teochew, ada juga bak kut teh versi hoklo (hokkian) dan khonghu. Versi orang hoklo memakai kecap asin yang lebih banyak, sesuai selera mereka terhadap citarasa asin. Versi orang khonghu memiliki warna sup yang paling gelap karena ditambahin berbagai macam obat dan rempah.
Bak kut teh biasanya dimakan dengan nasi putih, cakwe, teh, potongan cabe rawit hijau yang dicelup ke kecap asin. Teh yang dipakai biasanya adalah teh tieguanyin. Karena rasa tieguanyin mampu mengimbangi rasa bak kut teh. Selain itu teh tieguanyin juga manjur untuk mengatasi lemak berlebih dalam bak kut teh.
Karena makanan ini semakin populer, di Malaysia dan Singapura muncul versi halal bak kut teh. Yaitu chit kut teh yang terbuat dari daging ayam. Chit kut teh ini khusus ditujukan buat orang Melayu. Kejadiannya sama persis dengan proses halalnisasi nasi hainam campur daging babi merah (char sieuw/ cha sio)/ panggang menjadi nasi hainam ayam merah. Char sieuw ayam itu penampilannya merahnya sama seperti versi non-halalnya. [Yongde]
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Lim Liang Hwat, Jakarta