BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 25 Juni 2011

SAN ZI JING, TIGA HURUF KLASIK

Tiga Huruf Klasik (San Zi Jing) pada awalnya digunakan untuk pendidikan privat/nonformalnpada masa dinasti Song. Tidak ada yang tahu persis siapa yang mulai menyusun buku yang berisi bait tiga huruf ini. Ada yang mengatakan penyusunnya adalah Wang Yinglin dari Dinasti Song. Sebagian lainnya menganggap penulisnya adalah Ou Shizi, yang hidup selama tahun-tahun terakhir dari Dinasti Song.

San Zi Jing

Dalam bahasa China "jing" berarti "ayat suci yang selalu benar". Pada zaman kuno sebuah buku yang disebut sebagai jing menggambarkan sebuah karya yang bernilai tinggi. Tiga Huruf Klasik yang kaya isi adalah buku yang sarat inspirasi dan merupakan karya yang paling sederhana dan mudah dipahami dari semua karya klasik yang ada. Ruang lingkupnya sangat luas meliputi sastra, sejarah, filsafat, astronomi, etika hubungan manusia, dan unsur-unsur moralitas. Bait-baitnya pendek dan sederhana, semua dalam bentuk tiga karakter serangkai, dan sangat cocok untuk dibaca dengan suara keras. Ketika siswa mendeklamasikan Tiga Huruf Klasik, secara serempak, ia akan belajar sastra dan bahasa China, nilai kesopanan sosial, dan peristiwa sejarah. Nilai dan kualitas ini membuat Tiga Huruf Klasik menjadi pilihan pertama untuk anak ketika memulai pendidikan formal.

Isi karya ini dibagi menjadi 44 unit dengan 4 bait per unit. Setiap unit berisi bagian seperti Teks, Kosakata, Uraian Teks, Pertanyaan Diskusi, Cerita, serta Menulis dan Pemahaman. Setiap istilah pada bagian Teks disertai dengan ejaan dalam sistem alfabet fonetik China, yang dikenal sebagai pinyin, untuk membantu dalam pengucapan. Istilah juga dijelaskan di bagian Kosakata.

Pada bagian Penjelasan Teks, bait-bait tersebut dijelaskan dalam bahasa Inggris agar pembaca mudah untuk memahami maknanya. Kemudian, Pertanyaan Diskusi memandu siswa untuk berpikir lebih dalam tentang bacaan dan memperkuat pemahaman mereka terhadap tema dari unit tersebut. Satu atau dua cerita yang relevan disajikan pada bagian Cerita untuk memperkenalkan latar belakang tokoh atau peristiwa sejarah tertentu, mendorong pikiran kritis, dan/atau memfasilitasi pendidikan moral. Bagian Menulis Pemahaman memberi pertanyaan yang membimbing para pelajar untuk mengungkapkan pemikiran mereka atau opini secara tertulis.

Tiga Karakter Klasik mudah untuk dihafal. Sifat multidimensi dan isi pendidikannya digunakan secara luas sejak zaman dinasti Song. Sebelum Komunis menguasai China, buku teks ini digunakan untuk pendidikan sekolah formal ataupun privat/nonformal. Siswa wajib menghafal teks dengan hati. Sebagai upaya untuk belajar esensi budaya China, di Taiwan beberapa sekolah masih menggunakan karya ini sebagai buku teks pokok untuk sekolah. Ini tidak hanya menanam pemahaman terhadap budaya tradisional China, tetapi juga memberi siswa sebuah pedoman untuk bergaul dengan orang lain, dan bagaimana menangani situasi yang mungkin akan mereka hadapi di kemudian hari. Kami berharap, setelah mempelajarinya, pembaca bisa memperoleh manfaat dari Tiga Huruf Klasik dan menghargai warisan budaya yang berharga ini.

Unit 1

Teks

人(rén)   之(zhī) 初(chū) ,性(xìng) 本(běn) 善(shàn),

性(xìng) 相(xiāng) 近(jìn),習(xí) 相(xiāng) 遠(yuǎn)。

茍(gǒu)  不(bú) 教(jiào),性(xìng) 乃(nǎi) 遷(qiān),

教(jiào)  之(zhī) 道(dào),貴(guì) 以(yǐ) 專(zhuān)。


Sifat bawaan manusia adalah penuh belas kasih.Sifat bawaan alami yang baik ini membuat anak kecil dekat satu sama lain pada awalnya. Namun, semakin beranjak dewasa, pengalaman dan interaksi mereka dengan lingkungan, membuat mereka tumbuh berlainan dan menjadi renggang satu sama lain. Jika mereka tidak menerima arahan dan bimbingan yang tepat, mereka mungkin menyimpang dari asal, yaitu karakter alami mereka yang baik. Ketika seorang guru mengajar murid, sangat penting bagi seorang siswa, belajar bagaimana untuk fokus, jika tidak upaya dari guru tidak akan berbuah manis.


Cerita

Zhou Chu Membunuh Tiga Monster

Pada zaman dahulu kala, di China pada masa dinasti Jin, hidup seorang pemuda bernama  Zhou Chu di sebuah desa Yi Xing. Orangtuanya meninggal ketika ia masih kecil. Dia tumbuh kuat dan perkasa, tetapi karena ia tidak dididik dan dirawat dengan baik, ia sering berkelahi dengan orang lain dan menyebabkan banyak masalah di desa. Hari, minggu, bulan dan tahun-tahun pun cepat berlalu, Zhou Chu yang merepotkan tumbuh menjadi kian buruk. Karena berperilaku seperti seorang raksasa, semua penduduk desa menjauhinya.

Suatu hari ketika berjalan-jalan, ia melihat kerumunan orang berbicara serius tentang sesuatu. Karena penasaran, ia datang mendekat, tapi orang-orang kemudian pergi menyebar begitu ia mendekat. Merasa sedikit kesal, ia meraih seorang kakek dan bertanya, " apa yang kalian bicarakan?" Orang tua ini menjawab dengan ketakutan, "desa sedang terancam oleh tiga monster. Salah satunya adalah seekor harimau di Gunung Selatan. Yang lain adalah seekor naga di Sungai Jembatan Panjang. Mereka telah membunuh banyak orang ... "Tanpa menunggu Kakek Tua menyelesaikan kata-katanya, Zhou Chu berteriak keras, "baik itu harimau ataupun naga, kita tidak perlu takut. Aku akan mencabut nyawa monster ini. " Segera setelah mengucapkan sumpahnya, Zhou Chu berangkat untuk mewujudkannya.

Ketika tiba di Gunung Selatan, Zhou Chu menjelajahi seluruh daerah untuk mencari harimau yang dimaksud. Akhirnya ia menemukan jejak binatang buas. Baru saja muncul rasa gembiranya, Si Harimau telah melompat dari bayang-bayang dan menerjang kepala Zhou Chu  sambil memperlihatkan gigi yang tajam. Tapi sebelum harimau mendarat di tanah, dalam sekejap mata, Zhou Chu telah berputar dan melompat ke punggung harimau. Dengan semua kekuatannya, Zhou Chu memegangi kepala harimau dan memukulkannya ke batu yang tajam hingga meninggal.

Tanpa mengambil banyak waktu untuk beristirahat, Zhou Chu segera berangkat ke Sungai Jembatan Panjang. Dia menemukan naga sedang tidur di sebuah pulau di tengah sungai. Zhou Chu diam-diam berenang ke pulau, merayap di belakang binatang itu dan mengunci lehernya.Tapi naga ini lebih kuat dari harimau, Naga membenturkan Zhou Chu ke pohon. Zhou Chu tidak melepaskannya dan berteriak, "Aku tidak akan melepaskan lehermu sampai kamu berhenti bernapas." Meski sudah meronta sekuat tenaga, naga tidak bisa  melepaskan diri dari pegangan Zhou Chu. Setelah tiga hari dan tiga malam, rakasa ini akhirnya mati. Karena lelah, Zhou Chu tertidur selama dua hari dan dua malam.

Berita dengan cepat menyebar ke seluruh desa. Terdengar kabar bahwa Zhou Chu telah membunuh binatang-binatang buas itu dan meninggal karena kelelahan. Mereka merayakan selama tiga hari dan tiga malam, dan di akhir perayaan semua bernyanyi gembira, " Tiga binatang buas telah mati, tiga binatang buas telah mati, hore..hore.. hore.. !" Ketika penduduk desa asyik bernyanyi, Zhou Chu pulang ke desa. Saat itu Ia baru sadar bahwa penduduk desa telah menganggapnya sebagai raksasa ketiga.

Zhou Chu merasa malu dan bersumpah untuk membuka lembaran baru. Dia ingin  berubah menjadi orang yang baik dan terhormat. Dia meminta guru besar Lu Yun untuk mendidiknya, dan Zhou Chu mengabdikan sisa hidupnya untuk belajar. Akhirnya, Zhou Chumenjadi pejabat tinggi dan melayani orang-orang dengan setia. [Yolanda Li, Banjarmasin, Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA