BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 04 Juli 2011

PERINGATAN TANPA KEMBANG API, GARA-GARA CHINA ?

Pertunjukan kembang api yang identik dengan perayaan Hari Kemerdekaan AS, tampaknya gagal digelar di beberapa negara bagian. Suasana pun akan diwarnai keheningan dan langit yang gelap. Benarkah?

Tidak ada yang pernah benar-benar berpikir bahwa pertunjukan kembang api yang menyenangkan pada perayaan 4 Juli, terikat pada sesuatu yang serius seperti ekonomi AS. Menjelang Hari Kemerdekaan AS ini, banyak orang di kota-kota seluruh negeri akan tertegun oleh keheningan dan langit yang gelap, karena tekanan ekonomi AS berimbas pada kemampuan membayar mahal untuk kembang api.

Selama ini kembang api diproduksi di AS. Namun, ketika China membuka diri untuk perdagangan bebas 30 tahun yang lalu, jelas terlihat bahwa menyerahkan perusahaan di negeri Panda tersebut untuk mengelola produksi, adalah pilhan terbaik.

AS menyadari bahwa memproduksi sejumlah besar kembang api yang dibutuhkan untuk memasok negeri, tidak bisa lagi secara efektif dikelola di Amerika. Apalagi China diuntungkan buruh murah dan tersedianya bahan baku siap pakai, yang memudahkan perusahaan memenuhi permintaan.

Kemampuan China memproduksi kembang api meluas sehingga bisa bertahun-tahun memenuhi permintaan yang besar dari pasar global. Industri kembang api yang booming di China pun memudahkan negara tersebut untuk menyediakan AS kembang api yang dibutuhkan.

Dengan permintaan di level tertingginya, China menempatkan dirinya sebagai sumber kembang api dan fokus dari meledaknya pasar. Tapi ekonomi telah berubah secara signifikan sejak China mulai memproduksi secara massal.

Masalah seperti kurangnya akses ke tenaga kerja murah, bahan baku mahal, biaya pengiriman meroket dan perjuangan China dengan masalah utangnya sendiri telah membuat produksi dan pengiriman kembang api lebih sulit bagi negara.

Selain masalah tekanan harga, konsumsi domestik kembang api juga menguras bahan kembang api yang begitu berlimpah dan menciptakan kekurangan ekspor dalam jangka pendek. Konsumen Beijing saja membeli hampir 900 ribu karton kembang api untuk Perayaan Tahun Baru China 3 Februari 2011.

Menurut newsletter industri "Fireworks Bisnis" penulis Black Cat Marketing, Harry Chang mengatakan, China sekarang harus bersaing untuk kapasitas produksi dengan pasar domestik dan kompetisi ini belum difaktorkan dalam harga yang lebih tinggi.

"Sering kali, pabrik lebih suka bekerja pada pesanan domestik, karena uang lebih mudah. Hal ini karena pelanggan China lebih banyak yang membayar di muka dalam bentuk tunai dan pabrik-pabrik tidak perlu khawatir harus mematuhi standar CPSC dan AFSL. "

Dalam bulan-bulan dan tahun mendatang, produsen di seluruh negeri akan menemukan diri mereka dalam keadaan darurat. Harga untuk kembang api meningkat, dan kenaikan biaya untuk acara menjadi tak terelakkan.

Ironisnya, perlambatan dalam produksi kembang api di China hampir tidak diperhatikan banyak kota dan negara bagian di AS, karena mereka juga sedang berjuang untuk tetap bertahan secara finansial. Bahkan, masalah utang yang dihadapi ekonomi AS pada 2011 telah berpengaruh ke pemerintahan negara bagian, mengkontribusi keputusan yang dibuat banyak komunitas untuk meniadakan penampilan kembang api.

Tidak ada keraguan bahwa keruntuhan ekonomi AS telah menciptakan korban di seluruh negeri. Banyak yang berjuang dengan catatan penyitaan, PHK dan pemangkasan anggaran yang berjumlah miliaran, sehingga mustahil mendanai kegiatan pesta kembang api selama acara 4 Juli.

Kekeringan yang melanda sebagian negara bagian menjadi penyebabnya. Negara-negara seperti New Mexico, Colorado, Louisiana, California, Texas, Arizona dan Alabama telah memilih untuk melarang semua aktivitas pembakaran di luar ruangan, termasuk penjualan dan penggunaan kembang api.

Kekhawatiran bahwa kekeringan bisa menyebabkan kebakaran hutan, menjadi salah satu alasan. Beberapa negara bagian dari Tenggara ke Barat, saat ini mengalami kekeringan. Dan kebakaran hutan telah membumi hanguskan ribuan mil persegi beberapa bulan terakhir.

Misalkan Gubernur New Mexico yang melarang pesta kembang api di negara bagian dan tanah pribadi dan meminta penduduk setempat untuk tidak membeli atau menyalakan kembang api. Pihak berwenang di Georgia yang melarang penjualan, juga telah menutup vendor pinggir jalan dan memastikan kembang api tidak dijual di rak-rak toko.

Puluhan kota-kota Texas telah membatalkan menunjukkan. Mulai dari peristiwa besar di Austin dan San Antonio hingga perayaan kota kecil, di mana orang biasanya duduk di atas selimut di taman dan danau.

"Orang-orang tentu saja kecewa, tapi mereka tahu apa yang terjadi jika acara kembang api itu digelar," kata Sherri Davis, pegawai di Saint Jo, komunitas dengan 1000 penduduk pertanian di 70 km utara Fort Worth.

Di pantai Atlantik, Flagler County, membatalkan pertunjukan kembang api nya. Pemadam Kebakaran San Antonio juga membatalkan semua pertunjukan kembang api, termasuk acara populer di Sea World dan Six Flags Fiesta Texas.

Selain kebakaran hutan, ekonomi juga banyak disalahkan untuk keputusan pembatalan pertunjukan kembang api ini. Beberapa kota telah memilih penghematan dengan alasan keuangan. Misalnya, perayaan kembang api di New Britain, Connecticut yang dibatalkan karena berbiaya US$ 50 ribu

Demikian juga perayaan di University of Florida, Gainesville, serta All-American Birthday Party tahunan di Cincinnati juga dibatalkan karena biaya yang diperkirakan akan melebihi US$ 30 ribu.

Untungnya, warga New Britain berjuang mempertahankan perayaan itu. Banyak warga membantu memenangkan hibah US$ 10 ribu untuk mengembalikan pertunjukkan kembang api. Dengan bantuan dari organisasi lokal, masyarakat mampu mengumpulkan lebih dari US$ 50 ribu untuk acara tersebut.

Upaya dari satu komunitas menunjukkan makna dari kembang api 4 Juli. Mudah-mudahan, didukung pemerintahan kota dan negara bagian ke arah pemulihan ekonomi, mereka juga mampu mengembalikan tradisi ini sangat berarti bagi individu-individu di seluruh bangsa. [Julianty Chang, Singkawang, Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA