Pada suatu hari, Gong Mingyi keluar untuk mengunjungi salah seorang temannya. Bila lalu di sebuah lembah yang dikelilingi oleh bukit tinggi yang menghijau, dengan bunga-bungaan yang harum semerbak berkembang di mana-mana, dia sangat terpesona dengan keindahan pemandangan di situ. Ketika melihat ke depan, dia melihat ada seekor sapi sedang merumput rumput dengan tekunnya. Hatinya tergerak ingin memainkan sebuah musik dengan kecapinya untuk sapi itu. Maka, dia pun duduk di depan sapi itu, dan mulai memainkan kecapinya dengan sepenuh hati dan jiwa.
Sayangnya, sapi itu terus menundukkan kepalanya sambil merenggut rumput dengan sungguh-sungguh, dan tidak memberikan perhatian kepada musik yang dimainkan oleh Gong Mingyi itu walau sedikit pun. Gong Mingyi merasa sangat kecewa. Namun, pikirnya pula, mungkin musik yang dipilihnya tadi terlalu susah untuk dipahami oleh sapi itu. Maka, dia memutuskan untuk memutar sebuah lagi musik untuk sapi itu. Musik yang dimainkannya kali ini, ada yang mirip suara nyamuk yang berdengung, ada juga yang mirip suara sapi yang melenguh. Ketika terdengar musik ini, sapi yang tadinya tekun merenggut rumput itu, segera mengangkat kepalanya, dan mulai "berkawat" sambil menggoyang-goyangkan ekornya menurut rentak musik itu.
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Dui Niu Tan Qin" atau "Main Kecapi di Depan Sapi" ini berarti, berbicara tanpa melihat target hingga menyebabkan target tersebut tidak paham akan percakapan itu. Sekarang, peribahasa ini juga membawa arti, menjelaskan hal-hal yang rumit ke orang yang bodoh, hanyalah suatu usaha yang sia-sia saja. Ia menasehati kita agar mengenal sasaran sebenarnya sebelum melakukan tindakan apapun. Dengan yang demikian, barulah usaha yang kita lakukan menghasilkan efek yang memuaska (*v*)
Disalin oleh: Mei-Ing