Hal ini diyakini berasal di Tiongkok kuno. Tradisi ini berasal dari sejumlah tradisi rakyat dan legenda yang terjadi pada 278 SM pada Qu Yuan (340 SM - 278 SM), seorang penyair dan negarawan dari kerajaan Chu selama periode peperangan.
Ketika raja Chu memutuskan untuk bersekutu dengan negara Qin yang semakin kuat, penyair Qu diusir dari pengadilan karena menentang aliansi tersebut dan dicap pengkhianat. Padahal penyair Qu tahu akal licik dari negara Qin. Selama pengasingannya, Qu Yuan menulis banyak puisi yang karenanya ia selalu dikenang. Dua puluh delapan tahun kemudian, Qin menaklukkan ibukota Chu. Dalam putus asa, Qu Yuan menenggelamkan diri di Sungai Miluo pada hari kelima bulan kelima penganggalan bulan.
Dikatakan bahwa rakyat yang mengaguminya melemparkan gumpalan kue beras disebut Zongzi ke sungai untuk memberi makan ikan, sehingga mereka tidak akan memakan tubuh Qu Yuan. Mereka juga mengeluarkan perahu-perahu mereka, berlayar mengitari sungai untuk menakut-nakuti ikan dan juga mencari jenazah penyair Qu. Inilah yang disebut-sebut sebagai asal-usul balapan perahu naga.
Teori lain, diajukan oleh Wen Yiduo, adalah bahwa Festival Peh Cun berasal dari pemujaan naga. Makanan yang dibuat dipersembahkan untuk raja naga, dan balapan perahu naga mencerminkan penghormatan terhadap naga dan energi “Yang” aktif yang terkait dengannya. Ini menggabungkan dengan tradisi mengunjungi teman dan keluarga di perahu.
Zongzi (Cina: 粽子) adalah makanan tradisional Cina, terbuat dari beras ketan diisi dengan isi yang berbeda dan dibungkus dengan daun bambu atau daun alang-alang. Mereka dikukus atau direbus. Disini kita biasa menyebutnya bacang. (*)
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Siao Fung, Pontianak