Orang Tiongkok kuno mampu memprediksi cuaca dengan keahlian alami mereka. Karena bebas dari budaya modern, musik rap, heavy metal dan pengaruh lainnya, kemampuan alami mereka jauh lebih berkembang. Budaya pada waktu itu lebih beradab dan hamonis, di mana orang orang meluangkan waktu lebih banyak untuk kontemplasi diri dan meditasi.
Pada jaman Dinasti Shang, orang-orang menggunakan sistem sensor melalui mata dan pendengaran untuk memprediksi cuaca. Sebagai contoh, kemilau matahari tenggelam yang berwarna merah mengindikasikan cuaca cerah di hari berikutnya.
Hal lain yang secara umum digunakan untuk memprediksi cuaca adalah binatang. Bagi kita yang memiliki anjing, kita semua tahu bahwa anjing akan mulai berlaku ganjil sesaat sebelum badai hujan terjadi. Pada momen tersebut, anjing akan mulai merasa malas dan ingin tertidur.
Tetapi, beberapa menit sebelum gempa atau badai terjadi, anjing akan menggonggong tak menentu.
Adalah pada dinasti Zhou di mana memanfaatkan berbagai binatang untuk prediksi cuaca, menjadi suatu hal yang umum. Studi mengenai perilaku binatang terbukti menjadi cara yang efisien untuk memprediksi cuaca. Dengan cara ini, orang jaman dahulu bisa bersiap untuk sebuah cuaca yang buruk atau menyongsong hari yang indah.
Disalin oleh: Chen Mei Ing