BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 20 Januari 2011

LI ZHI - AHLI IDEOLOGI DAN TEORI SENI

Dalam masyarakat feodal yang bersejarah selama lebih 2000 tahun di China, ideologi feodal selalu di sanjung oleh pemerintah berbagai dinasti. Mereka melaksanakan pemerintahan terhadap negara dan rakyat berdasarkan ideologi yang dianggap sebagai ideologi ortodoks itu.

Dalam sejarah feodal China selama lebih 2000 tahun, banyak pujangga ternama yang menentang ideologi ortodoks itu dan memperkenalkan pikiran demokratis atau pikiran yang memiliki unsur demokratis. Li Zhi adalah salah seorang pujangga yang paling terkenal antaranya.

Li Zhi lahir tahun 1527 di Quanzhou, Fujian, area pantai tenggara Cina. Saat dewasa, Li Zhi yang lulus dari ujian pemerintah telah diangkat sebagai seorang pegawai rendah. Sampai berusia 50 tahun, ia baru ditingkatkan statusnya dan diangkat sebagai pejabat senior di satu area.

Namun dekimkian, berbeda dengan hampir semua intelektual di zaman itu di China, Li Zhi selalu mengejar kebebasan secara ideologi. Ia tidak puas seandainya tidak dapat mencapai kebebasan dari segi ideologi. Berdasarkan pikiran ini, Li Zhi yang baru dinaikkan pangkatnya telah memutuskan untuk pensiun. Beberapa tahun setelah itu, ia menjadi sami untuk menggunakan lebih banyak waktu untuk berpikir, mengkaji dan menulis.

Karya yang ditulis oleh Li Zhi meliputi berbagai bidang dan isinya sangat luas. Karyanya telah memperlihatkan pikiran durhaka beliau yang tegas terhadap masyarakat feodal. Karena itulah, ia beberapa kali dianiaya oleh penguasa feodal, akhirnya beliau meninggal dalam penjara.

Li Zhi dengan tegas mengkritik filsafat Konfusius tradisional. Dalam masyarakat feodal Cina selama lebih 2000 tahun, disebabkan pelaksanaan sistem pengangkatan pegawai dalam ujian pemerintah, kaum intelektual China termasuk Li Zhi menerima pendidikan dalam rangka filsafat Konfusius. Akan tetapi, beberapa intelektual selalu memiliki pikiran yang bebas. Saat dewasa atau tua, mereka menilai kembali dan mengkritik falsafal Konfusius dan mengemukakan pandangan yang bertentangan dengan filsafat Konfusius. Li Zhi adalah intelektual serupa yang paling ternama.

Dalam karyanya Li Zhi dengan tegas menolak adanya "orang suci" dan beranggapan bahwa "orang suci" tidak berbeda dengan orang biasa. Ia menentang sistem pengangkatan pegawai dalam ujian pemerintah. Ia juga membantah apa yang disanjung oleh filsafat Konfusius yaitu wanita yang tidak berkemahiran adalah yang baik dan laki-laki lebih bernilai dari kaun wanita.

Selain itu, beliau juga mencela paham moral pada janda tidak diizinkan menikah lagi. Demi mengritik paham yang salah dari filsafat Konfusius, ia bersunguh-sungguh mengevaluasi kembali karya klasik filsafat Konfusius dan membuat pembelaan untuk tokoh yang dinafikan dalam sejarah. Misalnya, dalam karya beliau yang penting "nilai pada Sejarah", Li Zhi memuji pemimpin tentara pemberontak petani Chen Sheng pada 200 tahun sebelum Masehi yaitu akhir zaman Dinasti Qin, ini merupakan perilaku penderhakaan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan oleh pihak penguasa.

Ajaran Li Zhi yang menentang ideologi ortodoks juga diperlihatkan dalam teorinya tentang kesenian. Pada waktu itu, demi beradaptasi dengan kebutuhan pemerintah, banyak pujangga mengadakan penggubahan sastra hanya mencontoh gaya dan pendirian tokoh-tokoh ternama filsafat Konfusius pada berbagai dinasti yang lalu tetapi tidak menggambarkan realitas masyarakat yang benar.

Li Zhi telah mengeluarkan secara terbuka pujian kepada "batin anak", "batin anak" dianggap oleh Li Zhi sebagai batin alami dari anak. Ia beranggapan bahwa sastrawan seharusnya menulis perasaannya sebenarnya, karya sastra yang ditulis dengan hanya mencontoh gaya penulisan tokoh-tokoh pada zaman yang lalu bukan karya sastra yang baik. Ini merupakan kritik langsung terhadap filsafat Konfusius yang dianggap sebagai ideologi ortodoks pada zaman itu.

Li Zhi juga menjabarkan tradisi filsafat Konfusius pada kaum pria tidak dapat bergaulan dengan kaum wanita. Ia memberi pengajaran kepada murid perempuan dan selalu mengadakan penelitian bersama-sama dengan intelektual perempuan yang juga memiliki pikiran bebas, ia juga memuji intelektual perempuan tersebut dalam karyanya. Akhirnya ia dipenjarakan dengan tuduhan "bergaulan dengan wanita". [Yinnihuaren.blogpot.com]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA