BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 19 Januari 2011

ASAL MULA MAKANAN BACANG

Apakah anda pernah makan bacang? Bakcang itu makanan dalam bungkusan daun, isinya ketan atau nasi yang ditambah daging dan isi lainnya sesuai selera. Di Tiongkok, bakcang disebut ZONGZI. “Duan Wu Jie” adalah hari raya dimana umumnya orang makan bakcang. Pada hari itu dijual bermacam2 bakcang dan semua warga, baik tua maupun muda, besar atau kecil, semua makan bakcang.

Bagaimana latar belakang munculnya makanan bernama ZONGZI atau bakcang itu? “Duan Wu Jie” adalah hari raya untuk memperingati seorang penyair besar di negeri TIONGKOK, bernama CU YUAN. Syair ciptaannya begitu disukai oleh penduduk negeri itu dan cepat sekali menyebar ke berbagai penjuru.

Sang penyair sebenarnya bukan hanya ahli dalam menulis syair, tetapi juga berpendidikan tinggi dan ahli politik ternama dan merupakan seorang Menteri di Kerajaan CHU.

CHU adalah satu Kerajaan di Tiongkok bagian Selatan, kekuatannya tidak sekuat QIN GUO (GUO berarti Negara atau Kerajaan), sebuah kerajaan di Tiongkok bagian Utara. Karena itu, QIN GUO sering sekali mencari gara2 terhadap Kerajaan CHU. CU YUAN adalah orang yang begitu mencintai negerinya sendiri. Ia juga tidak suka QIN GUO mengganggu kerajaan lain.

Karena itu, CHU YUAN berfikir keras bagaimana menghentikan QIN GUO agar tidak terus menekan dan mengganggu ketentraman kerajaan lain. CU YUAN mendapatkan ide, yakni bernegosiasi dengan Rajanya CHU HUAI, untuk bisa menjalin kerja sama. Pada mulanya mereka dapat bekerja sama dengan baik, namun belakangan beberapa menteri kepercayaan Raja CHU HUAI menerima suap dari QIN GUO.

Mereka pun tidak lagi berniat untuk bekerja sama dengan QIN GUO. Para Menteri penerima suap berusaha merayu Raja, agar menghentikan usaha melawan QIN GUO. Mereka juga memfitnah CU YUAN. Perlahan namun pasti, Raja CHU HUAI terpengaruh oleh ucapan Para Menteri penerima suap itu. Sang Raja mulai tidak percaya kepada CU YUAN. Raja bukan hanya tidak percaya pada CU YUAN, tetapi juga tidak perduli lagi akan apa yang CU YUAN usahakan. Raja ingin bisa berdamai dengan QIN GUO, bahkan cita2nya bisa jadi sahabat baiknya Raja QIN GUO.

Waktu Raja CHU HUAI berkunjung ke QIN GUO atas pengaruh Para Menteri penerima suap, ia segera ditangkap oleh Tentara QIN GUO. Ia dipaksa oleh Raja QIN GUO untuk menyerahkan wilayah kekuasaannya serta kota2 penting Kerajaan CHU GUO. Waktu itu Raja CHU HUAI baru tahu bahwa ia telah ditipu oleh Para Menterinya sendiri dan telah salah, karena tidak mendengarkan CU YUAN, Penasehat baiknya. Tidak lama kemudian Raja CHU HUAI pun mangkat.

Putranya, QING XIANG menjadi Raja CHU GUO. QING XIANG tidak perduli akan Penasehat Kerajaan, ia juga tidak perduli untuk membangun negaranya menjadi kuat. Ia juga tidak perduli akan kekuatan QIN GUO yang sudah membunuh ayahnya dan sering mengganggu CHU GUO. Hidup Raja QING XIANG tiap hari hanya berpesta pora, mabuk oleh minuman anggur. Kerajaannya makin lama makin penuh dengan masalah berat.

Mengetahui hal ini, Raja QIN GUO menyiapkan Bala Tentara yang besar untuk menyerang CHU GUO dan berharap dalam waktu yang sesingkat mungkin sudah menguasainya. Adapun Raja QING XIANG tidak perduli sama sekali akan ancaman besar yang bisa menghancurkan Kerajaanya itu.

Melihat hal ini, CU YUAN bertekad untuk pergi menasehati Raja. “Sekalipun Raja tidak suka dan tidak perduli lagi untuk mempertahankan negara, saya akan coba untuk berbicara dengannya”, guman CU YUAN. Dengan penuh keberanian, CU YUAN pun berbicara kepada Raja. Hasilnya bukan hanya tidak mau mendengarkan CU YUAN, tetapi ia justru menghukum CU YUAN. CU YUAN diasingkan di tempat yang sepi penduduknya. Setelah itu, tidak ada lagi ada orang yang berani menyatakan ketidakpuasannya kepada Raja. Mereka takut hal yang sama akan menimpa mereka. Raja dan Para Menterinya juga tidak berniat mempersiapkan diri menghadapi serangan yang mengancam negara mereka.

Pasa saat yang telah diperhitungkan, QIN GUO benar2 menyerang dan dengan mudah menaklukkan CHU GUO. Rakyat banyak yang mati, banyak yang luka berat dan banyak yang akhirnya menjadi cacat. Tidak ada seorang pun yang tetap dalam keadaan sehat dan normal.

CU YUAN sangat berdukacita saat mengetahui berita ini. Semua sudah berakhir, semua sudah tidak ada harapan. Kerajaan CHU GUO pun dalam keadaan porak poranda dan mengenaskan. Pada saat itu, dalam kalender IMLEK “Bulan Kelima Tanggal Lima”, sambil memeluk sebuah batu yang besar dan berat, CU YUAN melompat ke dalam sungai dan mati tenggelam.

Semua rakyat CHU GUO yang masih tersisa sangat sedih dan berduka kehilangan orang baik seperti CU YUAN. Mereka berpendapat, jika Raja CHU HUAI mendengarkan nasihat dan strategi yang disampaikan CU YUAN, ia tidak akan pergi dan mati di Kerajaan QIN GUO. Jika anaknya, Raja QING XIANG mendengarkan nasihat CU YUAN, maka belum tentu akan kalah dan menderita seperti ini. Kini CU YUAN juga mati karena cintanya yang besar pada Kerajaan CHU GUO. Ia tidak tahan lagi dan merasa tidak berdaya menyelamatkan Negara CHU GUO.

Rakyat tak kuasa menahan tangis, karena dalam kehidupan sehari2 pun nasihat CU YUAN sungguh sangat berarti dan berguna bagi mereka. Karena itu, tanpa dikomando, mereka beramai2 terjun ke dalam sungai untuk mencari mayat CU YUAN. Dari pagi hingga petang mereka tidak juga menemukan mayat CU YUAN. Mereka tidak ingin mayat CU YUAN dimakan oleh ikan2 di sungai. Karena itu mereka memasak ketan dan dibungkus daun untuk menjadi makanan yang disebut ZONGZI atau bakcang. Mereka membuat bakcang yang banyak dan dibuang ke sungai. Tujuannya agar tidak seekor ikanpun yang memakan mayat CU YUAN, orang yang mereka hormati dan kasihi itu.

“Sejak saat itu, setiap tanggal lima bulan lima tahun kalender IMLEK, orang2 di Negeri Tiongkok akan mengadalan lomba Perahu Naga dan makan bakcang”.

MUTIARA HIKMAT:

Seorang Pemimpin akan mampu mempertahankan Negara atau Perusahaan yang dipimpinnya dalam menghadapi strategi lawan, jika mau mendengarkan nasihat yang baik.

Seorang Pemimpin, jika benar2 mau membawa kesejahteraan orang2 yang dipimpinnya, tidak boleh bertindak atas dasar keuntungan dan kesenangannya sendiri.

Menjadi orang baik, terkadang juga tidak diperdulikan, bahkan diasingkan oleh orang yang bebal. Karena itu, orang juga harus siap mental untuk membuat perubahan, agar orang lain menjadi baik dan tidak perlu sampai bunuh diri.

Orang baik masih sering dikenang, walau sudah meninggal.

sumber : Internet

~~TJS~~_/\_namaste

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA