I. Kemurahan Hati – Yang Berlalu Biarlah Berlalu
Ketika Han Anguo bekerja sebagai Neishi (sebuah gelar untuk pejabat tinggi) di Negeri Liang, ia dipenjara karena melakukan kejahatan. Dia dianiaya oleh petugas penjara Tian Jia selama di penjara. Han Anguo berkata kepada Tian Jia, "Bagi abu yang telah berubah dingin, dapatkah Anda kembali membakarnya?"
Tian Jia berkata, "Bagi abu yang telah berubah dingin, jika mereka dapat terbakar kembali, saya akan kencingi untuk memadamkannya."
Han Anguo kemudian dibebaskan dan menjadi gubernur prefektur Liangzhou. Tian Jia mendengar tentang hal ini, dan melarikan diri.
Han Anguo berkata kepada bawahannya, "Secara hukum, Jika Tian Jia tidak kembali, seluruh keluarganya dari sembilan garis keluarga akan dibunuh. Jika dia segera kembali, saya akan mengampuni dosa-dosanya."
Tian Jia mendengar dari orang lain apa yang dikatakan Han Anguo, dan segera kembali sehingga bertemu Han Anguo.
Han Anguo bertanya kepadanya, "Abu dingin telah mulai terbakar. Kenapa Anda tidak memadamkannya? Mengapa Anda lari?" Tian Jia sangat ketakutan.
Han Anguo mengatakan kepadanya, "Saya tidak akan membalas Anda. Sekarang Anda telah datang kembali, saya akan mengampuni dosa-dosamu."
Han Anguo kemudian mengatur posisi pejabat rendah di Tingwei untuknya.
II. Menahan Penghinaan dan Kehilangan Uang - Mempertahankan Sikap Ramah
Zhi Buyi tinggal di sebuah apartemen dengan orang lain. Salah satu teman sekamarnya pulang dan keliru mengambil emas teman sekamar lainnya.
Orang yang kehilangan emas menduga Zhi Buyi telah mencurinya. Dia marah dan menjadi sangat jahat terhadap Zhi Buyi, mengucapkan banyak kata-kata kasar. Zhi Buyi meminta maaf kepada orang yang kehilangan emasnya, "Ini benar-benar kesalahpahaman."
Dia kemudian membeli beberapa emas dan memberi orang itu sejumlah emas yang sama dengan yang hilang.
Teman sekamar lainnya belakangan datang kembali dan mengembalikan emas yang telah diambil karena kekeliruan. Orang yang kehilangan emas merasa sangat malu. Zhi Buyi kemudian dipuji oleh orang lain sebagai orang yang jujur.
III. Kesabaran Adalah Sifat Utama dan Terpenting di Dunia
Wang Shouhe, seorang Guangluqing (pangkat lain dari seorang pejabat) dari Dinasti Tang, tidak pernah bertengkar dengan orang lain. Dia pernah menulis sebuah huruf "Sabar" yang sangat besar di mejanya, dan juga bordiran karakter "Sabar" pada tirai di rumahnya.
Kaisar Tang merasa nama Wang Shouhe ini memiliki arti "tidak suka memiliki konflik dengan orang lain." Oleh karena itu, Kaisar mengatakan agar Wang Shouhe menemuinya dan bertanya kepadanya, "Nama Anda adalah Wang Shouhe. Saya dapat melihat bahwa Anda tidak suka berdebat dengan orang lain. Anda suka menuliskan kata 'sabar'. Orang lain dapat dengan jelas melihat niat hati Anda."
Wang Shouhe berkata, "Saya mendengar orang-orang mengatakan adalah mudah untuk mematahkan benda-benda keras. Sabar adalah lebih baik daripada apa pun di dunia."
Kaisar Tangminghuang memujinya, "Bagus!" Kaisar kemudian memberinya beberapa kain sutra sebagai penghargaan.
IV. Tetap Tenang Ketika Benda Berharga Pecah
Ketika Pei Xingjian menguasai Duzhizhefu (sebuah wilayah asing), dia menguasai harta pusaka giok yang tak terhitung jumlahnya. Para jenderal dan prajurit dari kelompok minoritas semua ingin melihat benda-benda berharga tersebut.
Pei Xingjian menyelenggarakan perjamuan untuk menampilkan giok-giok berharga tersebut. Di antara mereka adalah sebuah piring indah batu giok sepanjang dua kaki, dengan pola dan warna yang cemerlang.
Seorang prajurit menyentuh piring tanpa sengaja hingga jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping. Prajurit itu menjadi sangat ketakutan, berlutut, dan terus menundukkan kepalanya ke lantai hingga berdarah.
Pei Xingjian berkata sambil tersenyum, "Kamu tidak melakukannya dengan sengaja." Dia tidak menunjukkan sedikitpun rasa kesal atas kehilangan piring berharganya.
V. Bersabar Terhadap Orang Lain - Jangan Menunjukkan Kebencian Kepada Mereka yang Menghina Anda
Du Yan mengatakan, "Saat ini mereka yang berkuasa ingin memarahi kesalahan orang lain yang sedikit saja. Ini benar-benar tidak cukup bersabar."
Saat Du Yan menjadi gubernur negara, sampai ia dipromosikan menjadi pejabat penentram (gelar sebuah posisi pejabat), dia tidak pernah memarahi staf manapun. Pejabat yang tidak kompeten, Du Yan mengatur untuk menangani beberapa kasus sehingga mereka tidak punya waktu untuk menjadi malas. Bagi pejabat yang ceroboh, Du Yan mengatakan kepada mereka, "Saya mungkin tidak mengajukan Anda ke muka pengadilan jika Anda menyebabkan bencana karena ceroboh."
Fan Zhongyan pernah berbicara dengan Du Yan tentang manfaat dari sesuatu. Fan Zhongyan bahkan mengucapkan kata-kata yang buruk untuk menyakiti Du Yan. Tapi Du Yan tidak dendam dan masih tetap sangat menghormati Fan Zhongyan.
VI. Menahan Diri Terhadap Pencuri dan Memberinya Hadiah agar Dia Menjadi Orang yang Baik
Chen Shi, juga disebut Zhonggong, adalah seorang hakim kabupaten. Suatu hari, seorang pencuri bersembunyi di atapnya, bersiap-siap untuk mencuri. Chen Shi melihat si pencuri. Ia meminta putranya untuk mendekat, dan berkata kepada putranya dengan nada yang sangat lembut, "Orang-orang yang tidak diundang pada dasarnya bukan benar-benar buruk. Itu adalah kebiasaan mereka. Orang di atap adalah orang seperti itu."
Pencuri di atap mendengarnya dan turun secara sukarela. Dia berlutut di lantai dan memohon ampun atas kesalahannya. Chen Shi berkata, "Anda tidak terlihat seperti orang jahat. Alasan Anda berbuat sejauh ini adalah karena kemiskinan."
Chen Shi kemudian memberikan pencuri dua gulungan kain dan memberitahunya untuk kembali menjadi orang yang baik. Sejak itu, orang itu tidak pernah mencuri lagi. [Amanda Lim / Makassar]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id