Sembahyang terhadap Cheng Huang Ye berasal dari pemujaan terhadap Shui Yong Shen (Dewa Pengawas Saluran Air), yaitu salah satu dari Ba Zha Shen (Dewa Palawija yang terdiri dari 8 Dewata).
Upacara sembahyang untuk menghormati Ba Zha Shen dimulai oleh Kaisar Yao (2357 SM – 2258 SM). Shui Yong Shen sebagai salah satu dari Ba Zha Shen menduduki tempat penting di antara kedelapan dewa itu. Lama-kelamaan arti saluran air diperluas meliputi saluran atau parit pelindung benteng yang disebut Cheng Huang.
Pada zaman San Guo (Hok Kian = Sam Kok) (221 M – 265 M) di negeri Wu (Hok Kian = Gouw), Cheng Huang mulai dipuja tersendiri, terlepas dari Ba Zha Shen dan didirikan Cheng Huang Miao (Hok Kian = Seng Hong Bio, Kelenteng Seng Hong Ya).
Pada masa dinasti Tang (618M – 907 M) di tiap ibukota propinsi mulai banyak didirikan kuil pemujaan Cheng Huang. Sejak itu Cheng Huang secara resmi menjadi Dewa Pelindung Kota.
Setelah Ming Tai Zu kaisar pertama Dinasti Ming berkuasa, dia lalu mengangkat Cheng Huang di ibukota Negara (waktu itu di Nan Jing) sebagai Tian Xia Dou Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota Negara dengan gelar Ming Ling Wang. Lalu, semua Cheng Huang dari tiap ibukota propinsi diangkat sebagai Du Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota.
Kemudian Cheng Huang dari tiap ibukota karesidenan dianugerahi gelar Wei Ling Gong. Sedangkan pada tingkat kabupaten dianugerahi gelar Ling Ying Hou dan pada tingkat kecamatan diberi gelar Xian You Bo.
Pada masa Dinasti Qing (1644-1911) setiap kantor pemerintah baik sipil maupun militer, diharuskan membangun sebuah kelenteng untuk memuja Cheng Huang di dekatnya, sebagai lambang Yang (pemerintahan yang nyata, kantor pemerintah) dan Yin (pemerintahan oleh roh, yang berwujud kelenteng Cheng Huang).
Para pejabat yang bertugas di situ diwajibkan bersembahyang setiap Ce It dan Cap Go (tgl 1 & 15 penanggalan Imlek) di kelenteng Cheng Huang tersebut, sebagai penghormatan kepada penguasa dari alam baka itu.
Cheng Huang Ye adalah penguasa dari alam baka namun kekuasaannya juga termasuk di dunia fana. Beliau dipuja sebagai contoh pejabat tinggi yang jujur dan ideal. Bila ada dua belah pihak yang saling berselisih, mereka akan pergi ke Kelenteng Cheng Huang untuk saling bersumpah.
Pada peringatan hari ulang tahunnya diadakan upacara Gotong Toa Pe Kong dengan thema Cheng Huang Ye menginspeksi rakyatnya.
Ada beberapa kelenteng Cheng Huang yang bersambung langsung dengan Dong Yue Miao (kelenteng tempat pemujaan Dong Yue Da Di, Dewata Penguasa Pegunungan Timur). Di samping Dong Yue Da Di, dipahatkan 10 Raja Akhirat dan 18 tingkat Neraka.
Ini menggambarkan bahwa di akhirat pun ada urutan pemeriksaan. Setelah diperiksa secara teliti di tempat Cheng Huang, roh akan dibawa ke hadapan Dong Yue Da Di, dan diteruskan ke tempat Raja Neraka, Yan Luo Wang (Hok Kian = Giam Lo Ong) untuk dijebloskan ke Neraka.
Suasana Kelenteng Cheng Huang biasanya berwibawa. Ada papan besar yang bertuliskan kata-kata : Anda juga akan kemari kalau harinya tiba.
Ada pula yang dilengkapi dengan sempoa (alat hitung) besar, yang menyatakan bahwa para malaikat di sini adalah lurus, tidak bisa disuap. Apa yang anda perbuat selama kehidupan di dunia, akan diperhitungkan dengan teliti.
Kelenteng untuk pemujaan Cheng Huang Ye merupakan salah satu kelenteng yang paling besar dan tersebar luas di Tiongkok. Hampir di tiap kota besar atau kecil terdapat Cheng Huang Miao.
Di Tainan, Taiwan terdapat 3 buah Cheng Huang Miao. Kota-kota di Asia Tenggara juga banyak kelenteng yang memuja Cheng Huang Ye. Antara lain di Singapura, pemujaan terhadap Cheng Huang Ye terdapat di Kelenteng Hong San Si di Sultan Muhammad Road.
Demikianlah asal mula sembahyang kepada Seng Hong Ya sudah dimulai sejak > 4.300 tahun yang lalu !!! [Veronica Lim / Bogor / Tionghoanews]