BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 18 Agustus 2012

IRI HATI

Setiap kali ada orang lain yang lebih unggul dari kita, tidak peduli itu dalam hal budi pekerti, wajah, bakat, reputasi, kedudukan atau nasib, maka kita akan merasakan ketidakstabilan dalam hati, muram dan tidak senang hati, geram dan jengkel.

Jika ada orang lain mengalami musibah, hati merasa senang, melihat nasib buruk orang lain, ada semacam kepuasan diri dan merasakan gembira dan lega.

Iri hati sampai pada taraf yang gila-gilaan, yaitu berusaha sekuat tenaga untuk menumpas, merasa paling puas jika orang lain mengalami kehancuran.

Dari jaman dahulu hingga sekarang, tidak peduli itu adalah rakyat miskin ataupun raja, jenderal dan perdana menteri, karena iri hati mereka telah melukai orang lain dan mencelakakan diri sendiri.

Saudara kandung saling melukai, sehingga mengakibatkan keluarga tercerai berai, bahkan tidak sedikit contoh yang mengakibatkan kehilangan kekuasaan dan kemusnahan suatu negara.

Dari zaman ke zaman banyak sekali pejabat dan jendral besar yang baik, karena jasa mereka terlalu besar menggoncangkan majikan (raja) mereka, sehingga sulit bisa meninggal dengan wajar. Sastrawan dan budayawan, yang mempunyai bakat berkali-kali mengalami kecaman dan degradasi.

Di dalam masyarakat moderen yang persaingannya sangat sengit, manifestasi dari keirian hati semakin luas dan beraneka ragam. Iri hati seorang atasan, adalah takut bawahannya melampaui dirinya, iri hati antara sesama teman, adalah takut kehilangan pengagum, iri hati diantara teman sejawat, adalah takut prestasi yang menonjol direbut, posisi jabatan digantikan oleh sejawat.

Iri hati juga dimanifestasikan pada, asmara cinta mengalami gejolak, bersaing dan cemburu. Masih ada berbagai macam kepura-puraan yang telah berubah bentuk yang disebabkan oleh gangguan dari iri hati, memfitnah dengan dalih yang berbelit-belit, serta  tidak mau bekerja sama dalam pekerjaan dan lain-lain sebagainya.

Semua manusia memiliki sifat iri hati, hanya saja kadar berat dan ringannya berbeda. Hanya dengan serius mengakui kekurangan diri sendiri, kita baru bisa menanggulangi iri hati itu.

Bagi mereka yang memiliki kemampuan terbatas mencemburui dan iri hati kepada orang yang susila dan berbakat, daya rusak dan melukai orang sangat besar, juga sangat nyata.

Kepada mereka yang membenci dunia dan adat istiadatnya, karena memiliki kepandaian tapi tak ada kesempatan untuk memanfaatkannya.

Seperti dalam syair-syair kuno yang mengutarakan dendam yang terpendam dalam sanubari karena mendapatkan sukses dalam karir, keangkuhan diri memandang rendah para pejabat yang berpengaruh, semuanya ini sebenarnya adalah semacam iri hati yang tidak jelas dan sudah berubah bentuk yang sangat sulit untuk diketahui gejalanya.

Sebenarnya, baik bakat dan kemampuan orang lain, juga kedudukan dan kekuasaan yang dimiliki orang lain, semuanya ini adalah sebab dan akibat dari inkarnasi.

De (baca: te, = berkah) yang terkumpul selama masa kehidupan yang lalu yang ditukarkan dengan balasan kebaikan di dalam kehidupan sekarang.

Jika dalam nasib Anda ada, maka akhirnya Anda akan memiliki. Jika dalam nasib Anda tidak ada, jangan dipaksakan.

Kemakmuran dan kemunduran itu semuanya sudah ditetapkan. Jika Anda ingin tidak ada penyesalan maka haruslah melakukan sesuai pengaturan dari Tuhan, pasrah pada kehendak-Nya. Setiap orang mempunyai masa depan masing-masing, kita tidak seharusnya iri hati terhadap kelebihan orang lain.

Orang yang kurang keyakinan pada diri sendiri dan batinnya miskin, acapkali tidak memusatkan perhatian pada peningkatan diri sendiri, malahan tidak mengindahkan keunggulan orang lain, merasakan keunggulan itu sebagai ancaman bagi dirinya.

Di atas langit masih ada langit, di atas orang masih ada orang lain, diantara yang kuat pasti ada yang lebih kuat. Daripada menghamburkan waktu untuk iri hati kepada orang lain, lebih baik bekerja keras untuk mengejar kekurangan kita.

Orang yang mudah sekali diiri oleh orang lain, juga harus sering introspeksi diri, jangan sekali-kali merasa sombong karena menganggap dirinya berjasa.

Lebih-lebih harus berhati-hati dan rendah hati ketika berada dalam keramaian tepuk tangan dan sumbangan karangan bunga. Jika Anda berada di luar jangkauan sasaran bidik dari para pencemburu, serta jauh sekali melampaui mereka, maka panah iri hati itu tidak akan mengenai Anda.

Cerita Jenderal dan pejabat Negara Berakuran adalah sebuah cerita ternama yang menceritakan bagaimana mengurai iri hati dan berteman dengan ketulusan hati.
Lan Xiangru, seorang pejabat negara zaman dulu telah berjasa besar di dalam sebuah pertemuan di Shen Chi.

Raja Zhao menobatkan Lan Xiangru sebagai Shang Qin (pangkat penghargaan zaman dulu), dimana kedudukan ini lebih tinggi dari jenderal besar Lian Po. Mengetahui akan hal ini jenderal Lian Po tidak terima, dia mengancam akan memberi pelajaran kepada Lan Xiang Ru.

Menghadapi iri hati dari jenderal Lian Po, Lan Xiangru selalu mengalah dan menghindar, konflik dikesampingkan, semua masalah dititik beratkan pada situasi umum. Dia mengatakan bahwa pejabat sipil dan jenderal harus bersatu hati, dengan demikian barulah bisa tidak memberi kesempatan kepada negara Qin untuk menyerang.

Setelah mengetahui akan hal ini, jenderal Lian Po merasa sangat malu, dia pergi ke tempat Lan Xiangru meminta maaf dengan sungguh-sungguh, semenjak saat itu juga, kedua orang pejabat dan jenderal tersebut berdamaian.

Perkataan Zhou Guo Ping membuat saya sangat terkesan, dia berkata, mereka yang sadar lebih tidak mudah iri hati dari pada mereka yang telah mencapai kesuksesan besar, karena mereka mengerti akan keterbatasan dalam hidup.

Saat mereka berpendapat demikian, mereka hampir seperti seorang dewa memandang manusia dari atas, dan di dalam mata dewa, kesuksesan besar yang bagaimana yang cukup bisa membuat diri sang dewa menjadi iri?

Seseorang yang bisa melihat dengan jelas semua keterbatasan dari keberhasilan, dia tidak akan menyombongkan keberhasilannya itu, juga tidak akan iri hati terhadap keberhasilan orang lain. [Yolanda Li / Banjarmasin]

KLIK MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http:/internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
.

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA