Tiga bulan lamanya beliau mempelajarinya dan selama itu Nabi begitu tekun sehingga lupa akan rasa kelezatan daging.
Setelah berhasil sempurna menguasai lagu itu, beliau bersabda, "Tidak kusangka bahwa musik dapat sedemikian rupa berpengaruh terhadap jiwa manusia." (Sabda Suci VII: 14).
Beliau juga menyatakan bahwa musik Siau inilah musik yang seindah-indahnya lagi sempurna.
"Orang sering berkata, 'Kesusilaan. Kesusilaan', tetapi apakah itu hanya berarti mempersoalkan sumbang-menyumbang batu giok, kain sutera saja? Orang sering berkata 'Musik! Musik!', apakah itu hanya berarti
mempersoalkan hal menabuh lonceng dan tambur saja?" (Sabda Suci XVII: 11).
Musik terbit dari hati manusia. Bilamana perasaan itu tersentuh, akan dinyatakan di dalam bentuk suara, dan bila suara itu telah menjadi bentuk yang tetap, kita mendapatkan musik. (Gak Ki). [Bersambung]