Nabi bersabda, "Bila kepandaianmu itu disempurnakan dengan pelajaran dan pendidikan alangkah baiknya."
"Bagaimana?" kata pemuda itu. "Dapatkah pelajaran dan pendidikan menyempurnakan daku? Di Gunung Selatan tumbuh rumpun bambu yang sudah lurus tanpa direntangkan terlebih dahulu. Bila kupotong bambu itu, dapat kugunakan sebagai anak panah dan dapat menembus kulit badak yang tebal itu."
"Benar katamu," sabda Nabi, "tetapi apakah tidak benar pula bila pada anak panah itu kauberi bulu pada pangkalnya dan paruh besi yang tajam pada ujungnya? Bukankah akan dapat lebih dalam menembus?"
Mendengar sabda itu, pemuda itu tunduk membongkok dua kali serta mohon diterima sebagai murid. Itulah Cu Lo atau Tiong Yu, seorang pemuda yang berpribadi menarik: – sederhana, kasar, tidak terlalu pandai, terus terang dan berani; tetapi ia seorang yang jujur, simpatik, Satya, adil dan berani mengakui dan memperbaiki kesalahan. [Bersambung]