Wang merasa sangat kesal dan marah. Oleh sebab itu dia pergi ke pendeta Tao dari Maoshan yang bernama Ye Luzhong dan menginap disana.
Wang berpuasa, serta meminta Ye Luzhong menulis laporan kepada kaisar, mempertanyakan nasibnya. Pada saat itu, Ye Luzhong sudah berusia 90 tahun, karena permintaannya Ye terpaksa menulis surat.
Setelah selesai menulis surat, seketika itu juga surat tersebut beserta dengan dupa terbang ke atas langit, menghilang tanpa jejak. Setelah lebih kurang 1 jam, surat itu dari langit jatuh ke lantai. Pada akhir laporan, tertulis dengan tinta merah, "Menerima suap emas dua ratus tael, korupsi gaji 3 tahun, salah membunuh 2 nyawa, setelah meninggal akan mendapat balasan."
Akhirnya, Wang Qiong mendapat penyakit dan meninggal.
Rupanya ketika Wang Qiong menjadi hakim, dia menerima suap emas dua ratus tael, oleh sebab itu dia tidak dipromosikan naik pangkat, bahkan jabatannya dicopot. Korupsi gaji 3 tahun, salah membunuh 2 nyawa, dengan segera mendapat balasan meninggal.
Setelah meninggal akan menerima hukuman. Apa hukuman dan berapa lama hukuman, tidak ditulis oleh Dewa, sehingga tidak jelas.
Kelihatannya, menjadi manusia tidak boleh berbuat jahat, tidak boleh hutang. Berbuat jahat pasti akan mendapat balasan, hutang harus dibayar. Bahkan harus dibayar dengan bunga-bunganya, mungkin juga harus membayar dua kali lipat. [Widya Wong / Pontianak]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id