BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 05 Maret 2011

FU JING QING ZUI

Pada zaman Negara Berperang, yaitu antara tahun 475 hingga tahun 221 Sebelum Masehi, ada dua orang pejabat senior yang sangat terkenal di negeri Zhao. Nama mereka adalah Lian Po dan Lin Xiangru. Lian Po, seorang hulubalang yang gagah perkasa, telah diangkat menjadi jabatan menteri kanan karena kontribusinya yang besar dalam membantu negeri Zhao memenangkan sekian banyak peperangan. Lin Xiangru yang terkenal dengan kecerdasan dan keberaniannya itu pula, telah dinaikkan pangkatnya dari menteri kanan menjadi Perdana Menteri setelah beliau berhasil membela martabat raja negeri Zhao dalam pertemuan beliau dengan raja negeri Qin. Lian Po merasa tidak senang hati karena pangkat Lin Xiangru menjadi lebih tinggi dari. Maka dia bersumpah akan mencari kesempatan untuk memalukan Lin Xiangru.

Setelah mengetahui niat jahat Lian Po itu, Lin Xiangru pun mencoba menghindar dari bertemu dengan Lian Po. Melihat kondisi tersebut, petugas yang lain berpikir bahwa pastilah Lin Xiangru takut kepada Lian Po. Hal itu juga membuat Lian Po sangat besar hati. Namun, Lin Xiangru menjelaskan bahwa:

"Saya bukanlah takut kepada Hulubalang Lian Po itu. Sekarang ini, negeri Qin benar-benar takut kepada negeri kita, karena Hulubalang Lian Po dan saya masih menjabat di sini. Jika kami berdua sering bertelagah, maka negeri Qinlah yang akan untung. Untuk menjaga kepentingan negeri, kita harus mengabaikan perselisihan pribadi terlebih dahulu. "

Bila kata-kata tersebut sampai ke telinga Lian Po, Lian Po merasa sangat malu. Maka, dia pun membawa ranting berduri di atas belakangnya yang tidak berbaju, ke rumah Lin Xiangru untuk meminta maaf darinya. Dia berlutut di depan Lin Xiangru, sambil berkata:

"Betapa bodoh dan naifnya saya dulu. Saya tak sangka, hati awak begitu lapang!"

Setelah peristiwa tersebut, kedua mereka pun menjadi teman yang sangat dekat hingga sanggup sehidup semati.

Catatan Keterangan:

Peribahasa "Fu Jing Qing Zui" atau "membawa ranting berduri di atas belakang tanpa memakai baju" ini berarti meminta maaf karena sesuatu kesalahan. Ia digunakan untuk menyindir seseorang yang sanggup mengakui kesalahan dirinya dan memohon maaf secara terbuka.

Disalin oleh: Chen Mei Ing

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA