Setelah sang penasehat itu mendengar semua kisah hidup wanita ini, maka ia berkata, "Ada nyonya, tapi syarat pertama anda harus membawakan saya segenggam benih padi dari sebuah keluarga yang tidak memiliki masalah."
Wanita itu segera pergi ke sebuah rumah gedung termewah di desa itu, berpikir tentu tidak ada yang salah di rumah ini. Setelah ia menemui pemilik rumah, ia mendengar cerita hal yang sebaliknya, tuan rumah menceritakan ada banyak masalah yang jauh lebih besar, bahkan yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
Lalu ia kemudian pergi untuk mendatangi rumah yang lain. Akan tetapi jawaban dari sang penghuni rumah mengejutkannya, " Oh, anda telah datang kerumah yang salah." Setelah itu ia pun pergi untuk mengunjungi puluhan rumah, tetapi dia tak dapat menemukan keluarga yang tidak memiliki masalah.
Setelah sebulan ia kembali ke penasehat, "Maaf pak, saya tidak dapat menemukan keluarga yang tidak memiliki masalah. Malahan saya banyak menasehati dan menguatkan beberapa keluarga yang ditimpah masalah yang begitu menyedihkan",
Penasehat itu lalu bertanya, "Apakah hatimu masih sakit?."
Sambil tersenyum ia menjawab, "Tidak lagi, setelah saya tahu bahwa orang yang nampaknya bahagia ternyata ia memiliki masalah yang jauh lebih banyak dari saya".
Banyak orang yang sering terjebak pada pola pikirnya sendiri, sehingga ia merasa menjadi orang yang paling malang, tidak seperti orang lain yang kelihatannya begitu happy.
Kadang kita begitu sibuk memikirkan diri kita sendiri dan terlalu sibuk menjumlah kesulitan-kesulitan, sehingga kita lupa menghitung berkat dan segala kebaikan yang telah kita terima. [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id