BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 04 Maret 2013

BERMORAL DAN TEGAS

Sekolah zaman sekarang, lebih banyak mengajarkan pengetahuan teknis namun miskin moralitas. Bagaimanapun juga, orang masih meyakini, jika seseorang tidak memiliki kemauan kuat dan standar moralitas yang tinggi, tidak akan bisa meraih pencapaian yang lebih tinggi, tak peduli bagaimana pintarnya dia.

Orang yang berpikiran luas dan memiliki disiplin diri akan mampu mengemban tanggung jawab yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

* Pentingnya Moralitas

Zeng Zi, seorang bijak zaman Tiongkok kuno, pernah mengatakan bahwa seorang manusia harus dibekali dengan standar moralitas yang tinggi, seperti harus memiliki rasa belas kasih, memiliki tujuan yang mulia, dan tegas, serta tabah dalam mengambil alih tanggung jawab utama masyarakat.

Tanpa mencapai sebuah standar moralitas yang tinggi, tidak mungkin bagi dia untuk memenuhi seluruh tanggung jawab ini. Dia akan mundur di pertengahan jalan dan mungkin saja akan menyerahkan kewajibannya ketika menemui kesulitan.

Perkataan terkenal Zeng Zi ini, di kemudian hari termanifestasi dalam idiom Tiongkok, Tiān Xià Xīng Wáng, Pǐ Fū Yǒu Zé (天下興亡,匹夫有責), diterjemahkan: Setiap manusia bertanggung jawab pada kebangkitan dan keruntuhan bangsanya.

Dalam budaya Tiongkok, hal ini berarti seseorang harus mengultivasi kebijakannya dan menjaga kesejahteraan masyarakat saat dia miskin dan berada di bawah, lalu seseorang harus menjaga dan berkontribusi pada masyarakat ketika dia kaya dan berada di kelas atas masyarakat.

Idiom ini kemudian menjadi sebuah prinsip moralitas yang sangat mempengaruhi orang Tionghoa di sepanjang sejarah.

* Penderitaan sebelum kenyamanan

Di zaman Tiongkok kuno, banyak para Bijaksana yang mengikuti prinsip-prinsip ini tak peduli mereka kaya dan berpendidikan tinggi ataupun miskin dan papa. Mereka selalu menempatkan masalah negara diatas segala kepentingan pribadi. Para bijaksana ini selalu yang pertama kali menanggung kesulitan dan yang terakhir kali menikmati kenyamanan.

Dalam sejarah Tiongkok, ada banyak kisah tentang bagaimana para bijaksana memperhatikan kesejahteraan bangsa, bahkan beberapa diantaranya masih hidup dalam penderitaan. Banyak orang bijak membuat kontribusi terbesar tanpa mementingkan diri sendiri, terhadap kesejahteraan masyarakat.

Dengan demikian, sebuah bangsa dapat menjadi berkembang dan terselamat dari bencana apapun. [Wina Tjhoa / Jakarta]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA