Kami terhambat sehari oleh strategi setan ini, setelah menerobos ratusan strategi setan ini, kami terus melanjutkan perjalanan pulang. Saya bertanya pada Tuan Ping, monster-monster itu sekarang bagaimana? Apakah mereka akan datang lagi mengganggu kita?
Tuan Ping mengatakan, setengahnya telah terbunuh dan terluka parah, bahkan Guru mereka, juga telah terbunuh oleh burung Taichi Sejati. Separuh yang tersisa juga sudah tahu masalahnya sangat serius, mereka bersujud mohon ampun dan telah bersumpah di kemudian hari tidak akan berani lagi datang menggangu.
Saya aman lega. Bertanya kepada Tuan Ping lagi, mengapa membawa roh saya keluar dari tubuh dan masuk ke dalam ruang waktu itu, tempat apakah itu? Tuan Ping mengatakan itu masih dalam Triloka, di sebuah ruang waktu tingkat rendah yang agak sepi dekat dengan dunia manusia. Ia mengatakan, ruang-waktu manusia ini adalah ruang waktu yang sangat khusus, sejak zaman kuno, selalu mendapat perlindungan secara ketat.
Jika terjadi peperangan besar (oleh makhluk kehidupan dari dimensi lain) di dunia manusia, akan merusak tatanan dunia, dan berdampak pada manusia. Sehingga hal ini tidak diperbolehkan, kemampuan supranatural akan terkunci dan tidak dapat digunakan dalam dunia fana. Dan juga sejumlah besar manusia yang dirasuki oleh setan tersebut, sedang bergegas menuju ke kita, sehingga situasi sangat kritis, harus sebelum mereka tiba memusnahkannya, jika tidak kondisi akan sangat berbahaya.
Tuan Ping mengatakan, seperti lautan luas, meskipun terjadi gempa gunung berapi di dasar laut, langit dan bumi pun gonjang-ganjing, yang nampak di permu-kaan laut hanya beberapa riak gelombang. Oleh sebab itu roh saya harus keluar dari tubuh, Tuan Ping mengawal saya dan agar Shinse ajaib menyegel tubuh saya dan melindungi tubuh saya, supaya jangan ada energi jahat yang masuk. Lalu ia membawa saya ke ruang waktu lain dan menemukan ruang-waktu senyap ini yang cocok menjadi medan perang, di sanalah perang dengan siluman tersebut berlangsung, sehingga kemampuan supernormal secara besar-besaran dapat digunakan serta tidak terganggu.
Perlahan-lahan semakin dekat ke rumah, memikirkan kami harus berpisah dengan tuan Ping dan tak tahu kapan dapat berjumpa lagi, hati saya pun terasa sangat sedih. Bersama dengan tuan Ping dalam jangka waktu ini, membuat saya telah banyak belajar dan mengetahui hal-hal yang tidak pernah diketahui manusia, telah mempelajari ilmu pengetahuan yang meskipun membaca tuntas semua buku di dunia dipastikan tidak bakal bisa memperolehnya, sehingga pandangan hidup saya telah berubah, sekaligus saya menjadi tertarik pada kebudayaan pewarisan Dewata kuno Tiongkok. Saya tanya Tuan Ping sesampainya di rumah, buku aspek apa yang seharusnya saya pelajari, seperti jenis buku Yi Jing (Book of Changes), Huang Di Nei Jing (Yellow Emperor’s Inner Classic), Feng Shui, Qi Men Dun Jia (Strange Gates Escaping Techniques) dapatkah dipelajari?
Tuan Ping menggelengkan kepalanya dan mengatakan, orang yang seharusnya masuk perguruan tinggi, masih selalu menggandrungi buku TK. Ia mengatakan, di dunia manusia, ada sebuah batas yang disebut “batas antara manusia dan Dewa.”
Ada begitu banyak aliran kultivasi di alam semesta yang kesemuanya memiliki sebuah akar di bumi, itulah ilmu pengetahuan manusia. Sebagai contoh, Yi Ching, Huang Di Nei Jing, Feng Shui, Qi Men Dun Jia yang saya katakan tadi. Mereka hanya merupakan kulit luar dari aliran-aliran kultivasi tersebut, hanyalah lapisan terendah, untuk digunakan manusia di dunia fana, tidak dapat digunakan untuk dunia akhirat. Maka dijadikanlah mereka sebagai ilmu pengetahuan manusia, digunakan untuk memprediksi, geomansi (Fengshui), pengusiran roh, penyembuhan dan lainnya, demi melayani umat manusia. Meskipun baru lapisan terendah, tapi bagi manusia kedalamannya sudah sulit diukur, malah dilakukan segala penelitian terhadap ilmu-ilmu tersebut, namun selalu saja dirasakan tanpa batas akhir.
Kare-na prinsip mereka lebih tinggi daripada manusia dan mereka tidak meninggalkan prinsip yang lebih tinggi lagi kepada manusia, sehingga manusia bagaimanapun tidak mampu menembus batas tersebut. Lantaran tidak terdapat Hukum nurani yang lebih tinggi sebagai panduan, itulah sebabnya tak peduli menggenggam erat mati-matian dan dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, selalu hanya di bawah batasan antara manusia dan Dewa tadi, mustahil dapat mendobrak batas tersebut, itulah batas maksimal. Hal yang benar-benar dari tingkat tinggi, selalu adalah sang Guru mencari murid, generasi demi generasi diwariskan di dimensi lain, untuk menerobos batasan antara manusia dan Dewa.
Tuan Ping mengatakan, tidak ada terobosan di Batasan antara Manusia dan Dewa, ilmu meramal, geomansi, penyembuhan, eksorsisme dan lain sebagainya, senantiasa adalah antara benar dan tidak, antara setengah asli dan palsu, tidak mungkin bisa begitu akurat, itulah mengapa dibiarkan dipergunakan di dunia, demi pengabdian kepada umat manusia, dan tanpa berefek merusak terhadap tatanan manusia. Jika telah menerobos Batasan antara Manusia dan Dewa, namun masih saja secara skala besar melakukan hal-hal itu, maka ia jelas telah merusak tatanan umat manusia, dan terus-terusan seperti ini tidak diperbolehkan. [Susan Sie / Bandar Lampung]