Tuan Ping duduk bersila di dalam kereta langit, dia tidak berbicara, menggerakkan berbagai macam isyarat tangan, mengarahkan naga menyusun strategi berperang. Setiap isyarat tangannya mewakili sebuah strategi perang, mempunyai makna sendiri. Saya tidak mengerti, tapi naga itu mengerti. Tuan Ping mengomando strategi naga melawan strategi setan, sebanding, setan tidak mampu menyerang masuk, kami juga tidak bisa menyerang mereka.
Tiba-tiba sekelompok monster itu, di bawah komando pimpinan setan jubah hitam dengan cepat mengubah bentuk strateginya. Saya melihat mereka satu per satu bertumpuk, bagian kepala menyambung ke ekor, bagian ekor menyambung ke kepala, dan akhirnya membentuk kesatuan, pimpinan setan itu berdiri pada posisi paling atas. Tiba-tiba setan itu membuka jubah hitamnya, semakin diregangkan jubahnya semakin besar, hingga akhirnya menutupi semua setan, menjadi selembar kulit ular.
Mereka menggulung menjadi seekor ular hitam. Pemimpin setan berubah menjadi kepala ular, sedangkan anak buahnya berubah menjadi badan ular. Ular menyerap Qi langit dan bumi, menjadi semakin besar, semakin panjang, dan akhirnya membentuk dua lingkaran, kami terperangkap dalam lingkarannya. Tidak pernah melihat monster raksasa sebesar itu, saya sangat takut...
Tiba-tiba dalam pikiran saya muncul perkataan Tuan Ping, agar tidak merasa takut, dia katakan bisa menghancurkan strategi itu. Saya sangat terkejut, berpaling melihat Tuan Ping mulutnya masih tertutup, menggerakkan isyarat tangan mengomando strategi naga. Dia tidak berbicara, namun suaranya mampu menembus tempurung otak, masuk ke dalam pikiran saya. Dan apa yang saya pikirkan, juga tidak perlu berbicara, dia langsung mengerti.
Tuan Ping tidak memerintah menyerang, hanya diam mengamati, ia memasukkan suara ke dalam pikiran saya, apapun yang terjadi jangan panik, dengan diam mengatasi segala macam gerakan, pertama mengamati perubahannya. Hatiku perlahan-lahan tenang kembali.
Tiba-tiba ular itu mengangkat kepalanya, berdiri tegak, kepala ular seakan menyundul ke langit, menjulurkan lidahnya, dari mulutnya terus menyemburkan asap dan percikan api, tingginya ribuan meter. Saya sangat terkejut. Ular itu membuka mulutnya ke arah kami, berusaha keras menghisap Qi. Saya melihat pasir dan tanah juga beterbangan, tersedot ke dalam mulutnya. Kereta langit berguncang keras, tersedot ke arah mulutnya, kelompok naga berusaha menarik kereta dengan segala upaya membebaskan diri dari hisapannya. Meskipun kelompok naga itu telah berusaha keras, tapi masih tidak bisa lolos, lama-lama semakin dekat dengan mulutnya.
Pada saat ini mulut Tuan Ping membaca mantera, dengan sebuah kibasan tangan, sebuah bayangan tiba-tiba berlari keluar dari lengan bajunya, jatuh ke lantai, berubah menjadi monster hitam raksasa. Saya melihat matanya kecil berwarna merah, di samping mulutnya ada jenggot panjang, seluruh tubuh berlendir dan tumbuh duri yang sangat tajam. Saya melihat begitu ia tiba di lantai, segera ia membuka mulutnya lebar-lebar menyerang ular besar dan menggigitnya.
Ular itu terkejut dan segera berhenti menghisap, menundukkan kepala menatap monster hitam itu. Segera, monster hitam itu menyerang lagi dan menggigit ular raksasa hingga berlubang besar. Lantas si monster hitam menyusup ke dalam lubang, masuk ke dalam tubuh ular. Ular menggeliat di tanah dengan putus asa, ingin mengusir monster hitam, tetapi tak berhasil. Monster hitam dengan keras menggigit di dalam tubuh ular, sehingga tubuh ular jadi penuh lubang. Dalam sekejap tubuh ular terputus menjadi sembilan potong, energi hitam tercerai berai, dan berubah menjadi sejumlah monster yang cacat kaki dan tangannya, mereka bergulungan di lantai.
Makhluk ini sangat kuat, apa sebenarnya itu? Saya ragu-ragu bertanya. Apakah makhluk Yi? Tuan Ping menjawab dalam pikiran saya. Saya menyadarinya.
Melihat kita akan segera menang, pemimpin setan itu, membawa sejumlah manusia iblis yang berubah menjadi bentuk manusia, bersila duduk membentuk lingkaran, mulutnya komat-kamit membaca sesuatu.
Apa yang mereka lakukan? Saya bertanya lagi. Mereka sedang minta bantuan pada guru mereka. Tuan Ping mengatakan kepada saya, dia sedikit khawatir karena tidak tahu asal usul guru mereka, tidak tahu dari tingkat mana.
Tak seberapa lama, tiba-tiba langit merekah, seekor burung besar terbang menghampiri. Di belakangnya diikuti kelompok burung yang sama, tetapi tidak sebesar yang di depan.
Itu burung elang raksasa! Tuan Ping mengatakan, burung elang raksasa itu khusus mengatasi naga, situasinya sangat berbahaya. Tuan Ping dengan cepat membalikkan keretanya, memanggil naga balik, agar mereka dengan cepat menarik kereta lari. Tapi tetap terlambat, kawanan burung itu berhasil mengejar. Mereka terbang di sekitar kereta kami terbang mengayun, mengeluarkan cakarnya, menangkap naga. Situasi sangat kritis, banyak naga yang dicakarnya hingga seluruh tubuh luka, mereka tak dapat melawannya, dengan luka di tubuh mereka melarikan diri masuk ke dalam air.
Saat itu monster ikan bertanduk tunggal dalam air, berduyun-duyun menyerang naga, hingga terkepung di tengah dan mengigitnya. Melihat naga akan binasa, Tuan Ping segera memerintah Yi menyelamatkan naga. Makhluk Yi segera masuk ke dalam air, beberapa saat muncul gelombang besar di air, banyak monster ikan bertanduk terdampar ke pantai. Dalam air, Yi membuka mulutnya, menelan monster ikan itu, dan naga segera akan diselamatkan.
Mengapa Yi ini tidak digunakan untuk menyerang burung-burung raksasa itu? Saya mengingatkan Tuan Ping. Tuan Ping mengatakan sama sekali tak bisa, menurutnya Yi adalah makhluk dalam air, adalah raja dalam air, tak mampu melawan burung. Saya sangat cemas.
Tiba-tiba pemimpin kawanan burung itu menyergap kami. Tuan Ping dengan cepat menanggalkan jubah besi sinar-nya, lalu dipakaikan pada tubuh saya, menjaga saya. Kemudian dia membaca mantra, tubuhnya berubah menjadi naga raksasa, berputar-putar, mengelilingi saya di tengah, mulutnya menyemburkan petir menyerang burung raksasa.
Burung raksasa itu menghindari petir, kemudian membawa sekelompok burung-burung, menerjang Tuan Ping. Mereka merentangkan cakar mereka, dengan paruh tajamnya, ingin mematuk tubuh Tuan Ping, mereka mencakar tubuh Tuan Ping. Saya melihat sisik naga pada tubuh Tuan Ping jatuh sekeping demi sekeping. Sekujur tubuh berdarah. Namun Tuan Ping demi melindungi saya, masih melingkari saya dengan erat, tidak menghindar dan tidak bisa melawan.
Melihat jiwa Tuan Ping diambang bahaya, air mata saya mengalir. Saya mendongak ke langit. Dewa di seluruh langit, apakah tidak ada satu yang bisa datang membantu kami? Dengan mata terbelalak melihat kami dihancurkan kejahatan? Saya dengan marah berteriak ke langit: Siapa yang bisa datang membantu kami!
Tiba-tiba, saya mendengar suara ledakan besar, berasal dari kekosongan jauh tanpa akhir, melalui lapisan-lapisan ruang dan waktu, bumi pun semua terguncang, kepala saya merasa menjadi sakit karena terguncang. Segera langit merekah, selapis demi selapis langit merekah secara bersamaan, sampai ke kekosongan yang tak terlihat ujungnya.
Semua elang raksasa juga terperangah, mereka tergantung di udara, tidak ada reaksi, tampaknya sedang menggigil ketakutan. Tiba-tiba seberkas cahaya putih turun dari langit, tiba-tiba bulu elang berguguran di langit, elang raksasa itu terbelah menjadi dua bagian besar, dan burung-burung lain juga pingsan karena guncangan itu, satu demi satu jatuh ke tanah.
Pada saat itu, saya merasa ada kehangatan turun dari langit, cahaya putih besar menyelimuti saya, saya memejamkan mata, merasa mengantuk. Saya merasa saya seolah-olah tergeletak di sebuah perahu, mengambang di atas air, matahari menyinari saya, saya mencium bau aroma teratai, sangat nyaman, dalam hati muncul sukacita yang tidak pernah ada sebelumnya, semuanya begitu indah.
Saya tidak tahu berapa lama. Saya merasa sudah cukup tidurnya, dan perlahan-lahan saya membuka mata. Saya melihat Tuan Ping dan Shinse Ajaib duduk di sebelah menatap saya. Saya telah kembali ke fisik tubuh manusia, masih di hutan kecil. Tapi hari telah terang, saya bertanya baru tahu, sudah sore hari.
Saya melihat tubuh Tuan Ping luka dan memar hitam, dan banyak bekas goresan. Dengan segera saya berharap Shinse Ajaib bisa mengobati Tuan Ping, Shinse Ajaib menggelengkan kepala. Tuan Ping sambil tersenyum berkata kepada saya, tidak dapat disembuhkan, luka ini ada di tubuh sejati, tidak dapat disembuhkan dari tubuh fisik. Tapi hanya luka pada permukaan fisik, secara otomatis segera akan sembuh, jangan khawatir.
Saya bertanya padanya apa yang terjadi kemudian, pada akhirnya bagaimana. Tuan Ping mengatakan, saya mendatangkan burung primitif Taichi sejati, menyelamatkan kita. Saya terkejut dan bertanya bagaimana saya bisa memanggil burung primitif Taichi sejati. Tuan Ping mengatakan bahwa burung primitif Taichi sejati ini adalah burung unggas primitif, Raja dari segala unggas. Ia adalah dewa pelindung saya, selalu berada pada tingkat tinggi mengamati dan melindungi saya, mengamati saya reinkarnasi, untuk mencegah setan jahat menyerang saya. Tapi ia tidak bisa mengganggu saya, hanya dalam keadaan sangat genting, baru bisa tampil menyelamatkan saja, maka selama ini saya tidak tahu keberadaannya, bahkan sebelumnya Tuan Ping juga tidak tahu.
Saya seperti tersadar mengangguk. Pada saat ini, Tuan Ping mengatakan akhirnya dia tahu apa masalah sebenarnya. Dia berkata ketika berada di rumah saya, pada malam hari di langit, dia selalu melihat sebuah bintang putih menyinari rumah saya, sinarnya selalu menyinari rumah saya. Tidak tahu apa sebenarnya, sekarang akhirnya dia tahu bahwa bintang raksasa itu sebenarnya adalah dewa pelindung saya, adalah burung primitif Taichi sejati. Ia selalu menjaga saya. [Susan Sie / Bandar Lampung]