BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 05 April 2012

MENGUAK KEHIDUPAN NYATA ORANG ANEH DI LUAR DUNIAWI (12)

11.  Manusia babi

Ketika tengah malam, kami bergegas mencari orang yang belasan tahun lalu pernah ditemui Tuan Ping karena dirasuki makhluk Huo. Karena sudah larut malam, semua orang sudah tidur, juga tidak tahu orang itu dimana, kami lantas mencari tempat untuk bermalam, menunggu besok baru mencarinya.

Saat itu Tuan Ping berkata pada Shinse Ajaib, selanjutnya bagaimana kita berkomunikasi dengan manusia biasa, dia bilang tidak terlalu baik bila dia banyak berkomunikasi dengan manusia biasa, ada masalah yang tidak dapat dia katakan. Karenanya mesti Shinse Ajaib yang muncul, ini merepotkan Shinse Ajaib. Setelah berkata Tuan Ping memberi hormat pada Shinse Ajaib. Shinse dengan cepat mengibaskan tangannya berkata, “Jangan begitu, jangan begitu.”

Setelah matahari terbit, Shinse Ajaib mulai mencari tahu dari penduduk desa, begitu mende-ngar gambaran orang yang dicari, orang segera mengerti dan berkata, “Kalian datang mencari manusia babi ya.” Lantas dia menunjuk ke desa lain. “Di desa itu ada sebuah kandang babi, manusia babi ada di dalam kolam kotoran di kandang babi itu, kalian pergi ke sana pasti bisa menemukannya, tapi jangan membuatnya marah, dia bisa menggigit orang, kekuatannya sangat besar, beberapa orang bertenaga kuat pun tidak mampu mengatasinya.”

Kami menelusuri jalan yang dia tunjuk, berjalan hingga ke kandang babi itu, terlihat ada sebuah tembok mengelilingi, di dalamnya ada dua kandang babi yang penuh babi. Di sampingnya ada parit yang sangat bau, kotoran babi semua mengalir ke dalam parit itu, di bawahnya tertumpuk kotoran babi yang tebal, airnya hitam, baunya sangat menyengat.

Ketika kami sedang mencari, tiba-tiba di dalam parit bau itu muncul sebuah benda dari dalam kotoran babi itu, baunya segera tersebar kemana-mana.  Saya segera menutup hidung, begitu melihatnya saya terkejut, yang muncul ternyata seorang manusia! Rambutnya panjang, tergulung jadi satu, tidak berpakaian, kotoran di tubuhnya sangat tebal dari atas hingga bawah, seperti penyakit kulit. Dia menatap kami, sambil berteriak, dalam lubang hidungnya juga muncul gelembung udara, menyemburkan seonggok  kotoran babi.

Dada saya terasa sesak, segera menutup mulut karena mau muntah, wah di dunia ini ada juga monster aneh seperti ini! Mengapa keluarganya tidak mengurusinya!

Informasi tentang kami mencari manusia babi segera tersebar di desa. Mereka mendengar ada tiga orang dari luar yang datang dari jauh mencari manusia babi, dan penampilan kami juga sedikit aneh, maka tidak lama kemudian mereka saling berdatangan, mengelilingi kami ingin tahu apa yang akan kami lakukan.

Shinse Ajaib kemudian bertanya ke mereka, “Orang ini mengapa bisa berubah menjadi begini?” Orang desa itu lantas menceritakan asal-usulnya: manusia babi ini bukan dari desa mereka, asalnya dari desa tetangga. Ibunya ketika zaman komunis sangat aktif mengganyang feodal, dia adalah seorang aktivis yang ekstrim.  Saat itu motonya tidak suka terhadap wanita cantik bersolek, namun suka dengan perempuan bersenjata. Ibunya berkarakter khusus seperti itu, bila dia bekerja akan lebih galak dari pria, dia adalah pelopor pasukan. Setiap hari, kerjanya hanya mengajak beberapa anak muda menghancurkan kuil-kuil, menghancurkan Bodhisattva, menurut informasi banyak juga uang yang mereka dapat ketika menghancurkan kuil,  oleh sebab itu kerjanya semakin bersemangat.

Belakangan disaat dia hamil juga tidak berhenti, terus mengajak orang, membawa palu godam menghancurkan kuil, ketika menghancurkan kuil, dia menggunakan tenaganya sekuat mungkin, akhirnya dia melahirkan dalam sebuah kuil. Ketika lahir darahnya bercucuran dalam kelenteng, sehingga patung Bodhisattva juga jadi kotor. Kemudian dia digotong orang pulang ke rumah, dan meninggal dengan mata terbelalak, mulutnya ternganga lebar, tampangnya sangat menakutkan.

Anak yang lahir adalah seperti ini, dia tidak makan apapun, hanya berguling dalam lumpur, juga tidak belajar berjalan, tidak bisa berbicara, hanya bisa sembarang berteriak, masih bisa menggigit orang, tenaganya sangat besar. Keluarganya semua pernah digigit, ayahnya kemudian membuangnya ke gunung tidak menghiraukan dia lagi. Dia kemudian mengikuti bau kotoron, hingga sampai ke sini, dia berdiam di sini dan tidak mau pergi, bila lapar dia akan merangkak masuk ke dalam kandang babi berebut makanan, setelah selesai makan, dia merangkak masuk dan berendam ke dalam kotoran babi. Dia sudah berdiam di sini sepuluh tahun lebih, seluruh orang desa dibuatnya jadi tidak tenteram.

Belakangan orang desa mengikatnya dan dibuang ke dalam hutan belantara, namun belum dua hari dia balik lagi. Bagaimanapun berusaha mengusirnya dia tetap tidak mau pergi, dan juga dia adalah seorang manusia, bila dipukul mati harus bayar dengan nyawa, desa tetangga juga tidak tega memukulnya hingga mati, tidak ada cara lain, dibiarkanlah dia begini terus.

Setelah Shinse Ajaib meneliti orang ini, dia diam-diam berbisik dengan Tuan Ping, Gu ini agak sulit ditangani, obat yang dibawa sekarang kelihatannya kekuatannya belum cukup, kita terlalu memandang rendah dia, dikhawatirkan, jika tidak bisa mengeluarkannya, jika dilakukan ulang tidak akan mampu mengeluarkannya lagi.

Tuan Ping lantas bertanya, “Masih kurang obat apa?” Shinse menghela nafas mengatakan, masih kurang sedikit obat khusus, namun obat ini terlalu sulit. Tuan Ping bertanya, “Jenis yang mana?” Shinse bilang obat itu dibuat dari Chen Xiangxie atau Long Tingxiang, dia katakan dua macam obat ini adalah pewangi yang paling mahal dan paling terkenal, di zaman dulu hanya keluarga kerajaan baru memilikinya, rakyat biasa tidak mungkin bisa memiliki.

Tuan Ping berkata, “Apa yang kita lakukan, semua kita ikuti secara alami, jauh hari langit sudah mempersiapkannya, kita hanya melakukan saja, pasti ada cara.” Shinse Ajaib segera menganggukkan kepala. Kalau begitu kita cari penduduk desa yang agak tua, kita tanya apakah pernah melihatnya, atau tahu tempatnya dimana. Shinse Ajaib kemudian meminta penduduk desa membawanya pulang, mencari penduduk desa yang paling tua. Seorang pemuda berkata, kakeknya mungkin adalah yang paling tua di desa itu, umurnya sudah 80 tahun, dia kemudian mengikuti pemuda itu.

Umur orang tua itu sudah 80 tahun lebih, badannya bungkuk seperti busur panah, giginya juga sudah rontok semua. Logat daerahnya sangat kental, bicaranya juga kurang jelas, kami semua tidak mengerti, kemudian anak muda itu membantu menerjemahkannya. Dia mengatupkan bibir lantas mengatakan, bila Long Tingxiang dia tidak tahu, namun Tanxiang dia tahu. Dia pernah melihatnya ketika sekitar tahun 20-an, penduduk desa meminta tukang kayu membuat patung Bodhisattva, dia pergi melihat, setelah selesai, mereka kemudian memasukkan segumpal Chen Xiangxie dan kitab suci ke dalam perut patung, dan memanggil Biksu melakukan upacara. Dia bilang, patung Bodhisattva ini masih ada, di luar desa sekitar lima mil, ada sebuah kuil bernama Kuil Dewi Bunga, patung yang disembah sekarang adalah patung Bodhisattva waktu dulu. [Susan Sie / Bandar Lampung]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA