BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 24 Januari 2011

HAN XIN - JENDERAL TERKENAL PADA DINASTI HAN

Han Xin, seorang anggota militer pada masa awal Dinasti Han, berasal dari Huayin (sekarang Provinsi Jiangsu). Kedua orang tuanya telah meninggal dunia sejak ia masih kecil. Walaupun ia sangat miskin, dia belajar dengan keras dan menjadi sangat mengerti tentang strategi dan taktik militer. Ia mempunyai ambisi yang besar dan bercita-cita menjadi orang penting suatu hari nanti.

Tanpa penghasilan, ia sering ke rumah teman yang berbeda untuk makan. Kadang-kadang ia pergi ke Sungai Huai untuk menangkap ikan untuk ditukar dengan sejumlah uang. Ia sering didiskriminasi oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Pernah sekali, segerombolan penjahat mempermalukannya di depan publik. Seorang tukang daging berkata padanya: “Walaupun kau tinggi dan besar dan suka membawa pedang, saya tahu kau adalah seorang pengecut. Apkah kau berani membunuhku dengan pedangmu? Jika kau tidak berani, kau harus merangkak di antara kaki saya.” Han Xin mempunyai banyak ambisi dan tahu bahwa bila ia membunuh orang itu ia harus membayar atas perbuatannya dengan nyawanya.

Bagaimana ia dapat membunuh pria itu? Pikirannya tidak terpancing oleh hal itu, ia jadi merangkak diantara kaki tukang daging itu di depan semua orang. Cerita sejarah menamakannya: “ Penghinaan merangkak diantara selakangan kaki.”

Pada tahun 209 SM, dua petani, Chen Sheng dan We Guang, memulai sebuah pembrontakan melawan Dinasti Qin yang korup. Dengan cepat terjadi pembrontakan di seluruh China. Han Xing bergabung dengan tentara pembrontakan Xiang Liang, yang mendirikan kerajaan Chu Barat. Setelah Xiang Liang tewas dalam perang, keponakan laki-lakinya Xiang Yu menjadi pemegang kekuasaan Chu Barat. Xiang yu tidak berpikir banyak terhadap Han Xin dan hanya memberinya posisi sebagai penjaga. Han Xin memberikan banyak usulan kepada Xiang Yu, tapi tidak satupun diambil. Ia marah akan perlakuan tersebut dan meninggalkan kemah Chu untuk bergabung dengan tentara pembrontakan lain yang dikenal Han dibawah bangsawan Liu Bang.

Pada awalnya, Liu Bang juga tidak berpikir banyak terhadap Han Xing dan hanya mengatakannya sebagai petugas yang mengatur suplai makanan. Han Xin menyadari Liu Bang tidak akan memberinya jabatan penting dan memutuskan untuk pergi lagi. Tetapi Perdana menteri Liu Bang, Xiao He, sadar akan kemampuan Han Xin. Ketika ia mendengar berita bahwa Han Xin telah pergi, ia menunggang kudanya mengejar Han Xin sepanjang malam dan meyakinkannya untuk kembali. Ada suatu ungkapan tentang kisah ini: “ Xiao He meyakinkan Han Xin dibawah bulan.”

Kemudian, setelah mendapat banyak rekomendasi dari Xiao He, Liu Bang mendiskusikan strategi militer dengan Han Xin dan sadar Han Xin adalah seorang yang memiliki bakat militer yang langka. Liu Bang akhirnya mengadakan upacara dan mengangkat Han Xin sebagai Jenderal besar

Bulan Mei tahun 206 SM, tentara Han memenangkan kemenangan utama melawan tentara bangsawan Zhang Han. Tentara bangsawan Zhang Han bermarkas di dekat kota Hangzhou. Jalan di sana telah dihancurkan. Han Xin secara terbuka mengirim banyak prajurit untuk memperbaiki jalan tersebut. Bangsawan Zhang Han mengetahui hal itu dan menempatkan penjaganya dengan berpikir bahwa tentara Han tidak akan mampu meluncurkan serangan hingga jalan selesai diperbaiki. Pada pertengahan waktu itu, Han Xin memimpin sendiri pasukan menyusuri sebuah jalan belakang yang tua dekat Nanzheng dan keluar melalui kota Chen Cang. Tentara bangsawan Zhang Han sepenuhnya terkejut dan dihancurkan oleh tentara Han. Karena kemenangan ini, Liu Bang bisa mengukuhkan dirinya sebagai salah seorang dari tiga pemimpin pembrontakan.

Bulan Pebruari tahun kedua Hangaozu, Han Xin memimpin pasukannya ke luar menyebrangi Hanguguan dan berjalan menuju kota Luoyang. Ia mendapat rangkaian kemenangan. Tentara Han bahkan menaklukkan Peng, ibukota Chu, yang diperintah oleh Xiang Yu. Pada waktu itu, Xiang Yu sedang bertanggungjawab terhadap perang melawan negeri Qi. Ketika ia mendengar jatuhnya kota Peng, ia memimpin 30.000 kavaleri yang terlatih dengan sangat tinggi kembali ke kota Peng saat malam dan mengalahkan tentara Han dengan cepat. Han Xin menyatukan kembali pasukan yang kalah dan bergabung dengan kekuatan Liu Bang di wilayah Luoyang. Ia menggunakan taktik perang memblok, memojokkan dan mengalahkan tentara Chu diantara Kabupaten Jiang dan Suoting, dan menghentikan tentara Xiang Yu bergerak menuju ke barat. Akhirnya, pertempuran terdepan terjadi di Yingyan (sekarang adalah Provinsi Henan).

Bulan Agustus, Liu Bang mengangkat Han Xin sebagai Perdana Menteri Kiri. Han Xin memimpin tentara untuk menyerang negeri Wei. Bangsawan Bao Wei menempatkan sejumlah besar pasukan sepanjang timur tepi Sungai Kuning. Untuk menanggulangi strategi pasukan Wei, Han Xin menempatkan sejumlah besar kapal di Linjin yang berseberangan dengan sisi Sungai Kuning, berpura-pura akan menyerang dengan menyeberang sungai dengan kapal. Sementara itu ia mempunyai peralatan sementara yang dibangun untuk menyeberang sungai menggunakan kerangka kayu yang diikat bersama dengan vas keramik. Pasukan menyebrangi hulu sungai di Xiayang dan membuat serangan kejutan di Anyi. Dengan kemunculan tak terduga, pasukan Han di belakang tentara Wei, Han Xin mengalahkan tentara Wei dan menangkap bangsawan Bao Wei.

Bulan September tahun ketiga Hangaozu, Han Xin memimpin pasukan menuju timur untuk menyerang Eyu: ia menangkap penjabat Perdana Menteri Xia Chuo dan menguasai Kabupaten Dai. Pada waktu itu, Liu Bang memerintahkan Han Xin secepatnya menempatkan kekuatan utamanya di wilayah Yinyang untuk memperkuat pertahanan wilayah. Dengan demikian, Han Xin memimpin hanya kira-kira sepuluh ribu pasukan menuju timur untuk menyerang Zhao di Jingxing. Bangsawan Xie Zhao dan kepala komandan, Chen Wu, menempatkan dua ratus ribu prajurit di pintu gerbang Jingxing di wilayah Pegunungan Taixing. Tentara Zhao berada pada daerah yang menguntungkan dan bersiap untuk bertempur dengan Han Xin. Han Xin mengirim 2.000 kavelari ringan bermalam untuk mengepung resimen utama tentara Zhao. Pada dini hari, Han Xin mengatur kekuatan utama di pinggir tepi sungai, dengan sungai di belakang pasukan dan memancing tentara Zhao untuk menyerang. Tentara Han berjuang dengan sungai di belakang mereka. Mengetahui mereka tidak mempunyai jalan untuk mundur, setiap orang berjuang dengan putus asa. 2.000 Kavaleri menggunakan kesempatan untuk menyerang batalion Zhao. Ketika tentara Zhao melihat bendera merah tentara Han berkibar dimana-mana, mereka panik dan jatuh dalam kekacau-balauan. Han Xin menggunakan situasi yang menguntungkan ini untuk menyerang dan mengalahkan 200.000 orang kuat pasukan Zhao. Pasukan Han membunuh komandan Chen Yu dan menangkap Bangsawan Xie Zhao.

Bulan November tahun keempat Hangaozu (203 SM), Han Xin menggunakan taktik pasukan berat untuk cepat menyerang ibukota Qi, Linzi. Jenderal Chu, Long Qie memimpin tentara 200.000 pasukan untuk penyelamatan dan bertemu dengan tentara Qi yang kalah di Gaomi (sekarang adalah Provinsi Shandong). Mereka berhadapan dengan tentara Han Xin pada sisi yang berseberangan dari Sungai Huai. Secara rahasia, Han Xin telah mengirim pasukan saat malam untuk memblokade air sungai di hulu dengan lebih dari sepuluh ribu kantung pasir. Pada dini hari, ia mengirim sebagian pasukannya untuk menyeberang Sungai Huai untuk menyerang pasukan Chu dan menarik diri berpura-pura telah dikalahkan. Jendral Long Qie keliru menganggap tentara Han Xin takut dan mengirim kekuatan utamanya menyebrang sungai untuk menyerang. Han Xin memerintahkan pasukannya membuka hulu bendung dan air memisahkan pasukan Chu menjadi dua bagian. Ia kemudian menggunakan strategi “menyerang musuh di tengah penyebrangan sungai” dan membunuh semua pasukan yang telah menyeberangi sungai. Jendral Long Qie juga ikut terbunuh. Pasukan gabungan Qi dan Chu, yang berada di sisi lain sungai, mengalami kegagalan tanpa pertempuran. Han Xin mengambil kesempatan dan mengejar pasukan yang kabur dan menangkap Bangsawn Qi, Tin Guang. Ia menaklukkan seluruh wilayah teritorial Qi.

Setelah Han Xin menguasai wilayah Qi, Xiang Yu panik. Ia cepat mengirim orang untuk membujuk Han Xin untuk bergabung dengannya dan bertempur melawan Han, berjanji akan memberikan sepertiga dari negerinnya. Han Xin menolaknya. Pelapor Han Xin, Quqi Tong mencoba membujuknya: “Jenderal, pernahkah anda mendengar bahwa sangat berbahaya apabila seorang pemberani dan berbakat melebihi seorang master dan jasa yang sangat besar tidak akan dibalas? Reputasi anda sekarang merupakan peringatan bagi anda dan anda mempunyai jasa yang besar. Jika anda bergabung dengan Chu, mereka tidak akan mempercayai anda, dan kau akan kembali kepada Han, bangsawan Han akan takut pada anda. Jika anda tidak membangun diri sendiri sebagai bangsawan sesuai dengan hak anda, kalau begitu dimana yang akan menjadi rumah anda?” Han Xin Dengan cepat menghentikannya: “Jangan bicara lagi. Bangsawan Han memperlakukan saya dengan kebaikan dan kemurahan hati yang begitu besar. Beliau memberi saya kereta kudanya sendiri untuk saya gunakan. Beliau memberi saya bajunya untuk dipakai. Beliau memberi makanan untuk dimakan. Nenek moyang kita berkata: ‘Ketika kita mengendarai kereta kuda orang lain, kau akan berbagi keresahannya; ketika kau memakai pakaiannya, kau juga harus berbagi kecemasannya; dan ketika kau mengambil makanannya, kau seharusnya melakukan yang terbaik untuknya.’ Bagaiman bisa saya melihat hanya keuntungan saya sendiri dan lupa akan kebaikannya?”

Ia menolak melawan Liu Bang. Tetapi wilayah Qi telah ditaklukkan dan di sana perlu menciptakan seorang bangsawan untuk memerintah negeri itu dan menenteramkan pikiran rakyat. Lalu Han Xin menulis sebuah surat kepada Liu Bang meminta untuk menjadi pejabat bangsawan untuk Qi. Pada awalnya, Liu Bang tidak menyetujui permintaan tersebut. Tetapi setelah mendengar pendapat dari Zhang Liang dan Chen Ping, Liu Bang menjadikan Han Xin bangsawan Qi dan memerintahkannya menyerang Chu.

Bulan Desember tahun kelima Hangaozu (202 SM, Chu dan Han berhadapan langsung didalam suatu pertempuran yang sengit di Gaixe (sekarang Binan, Provinsi Anhui). Liu Bang mengangkat Han Xin sebagai kepala komandan. Xiang Yu mengomandani 100.000 pasukan Chu untuk menyerang dengan sengit di depan Han. Han Xin memerintahkan bagian tengah pasukannya untuk mundur sedikit dan untuk menghindari pengendara yang bersemangat dari pasukan Chu. Ia kemudian membentangkan kedua sayap ke luar untuk menjalankan serangan sisi dan memerintahkan bagian tengah pasukan untuk mendesaknya ke depan. Strategi ini sepenuhnya mengepung pasukan Chu. Malam itu, Han Xin memerintahkan pasukannya untuk menyanyikan lagu kebangsaan Chu dari semua sisi. Pasukan Chu kehilangan semangat bertempur mereka dan sebuah kenihilan di Haixia. Xiang Yu melakukan bunuh diri di tepi Sungai Wu. Lima tahun peperangan antara Chu dan Han berakhir ketika Liu Bang menaklukkan Negeri Chu.

Dimulai dari menjadi penjaga untuk Xiang Yu, Han Xin menjadi Jenderal dibawah Liu Bang dan memperoleh kemenangan terkemuka berulangkali hanya dalam beberapa tahun. Beliau adalah seorang tokoh utama dalam penentuan hasil perang antara Han dan Chu. Quai Tong memuji semua ini – tokoh kekuatan militer sebagai: “Seorang dengan strategi brilian yang langka.” Prinsipnya dalam memanuver pasukan adalah pujian tertinggi melalui surat strategi militer. Berdasarkan Han Yiwenxhi, Han Xin menulis tiga bab Strategi Militer Hanxin. Sangat disayangkan buku tersebut telah hilang

Kemampuan Han Xin membuat Liu Bang iri. Setelah mengalahkan Xiang Yu, Liu Bang merampas komando militernya dan membuatnya menjadi bangsawan Chu. Selanjutnya ia diturunkan ke Marquis Huayin dan kemudian ditempatkan dirumah penahanan.

Pada tahun kesebelas Hangaozu (196 SM), Kaisar Lu dan Perdana Menteri Xiao He mengumpankan Han Xin ke Istana Changle dan mengeksekusinya dengan alasan konspirasi melawan negara. Sangat menyedihkan melihat seorang jenderal besar dibunuh pada masa jayanya. [Mei ing - Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA