Dia adalah seorang yang sangat lurus, menggunakan budi pekerti luhur, moralitas, dan perilaku untuk memengaruhi serta mereformasi desa, sehingga sangat dihormati.
Suatu ketika, seorang pria mencuri seekor sapi dan tertangkap oleh pemiliknya. Pencuri berlutut di depan pemilik dan memohon, "Silakan kirim saya ke pejabat dan ditangani sesuai dengan hukum, saya memang layak mendapatkan ganjaran oleh hukum negara. Tapi, tolong jangan biarkan Tuan Wang Yanfang tahu tentang hal ini."
Setelah mendengar berita itu, Wang mengirim seseorang untuk segera meminta maaf kepada pemilik sapi itu, dan memberikan segulung kain untuk pencuri sebagai hadiah. Orang-orang bingung dan bertanya kepada Wang. Wang menjelaskan, "Pencuri itu takut saya mungkin akan mencari tahu tentang kesalahannya, yang berarti ia malu. Orang yang malu dengan kesalahannya sendiri ataupun orang lain, masih dapat direhabilitasi. Apa yang saya lakukan adalah untuk mendorongnya berubah dan mulai lagi dari awal."
Beberapa waktu kemudian, seorang pria tua kehilangan pedangnya yang berharga. Seseorang menemukannya dan menunggu pemiliknya datang dan mengambilnya kembali. Dia menunggu hingga senja, akhirnya pria tua itu datang mencarinya. Orang yang menunggu itu mengembalikan pedang pada pemiliknya. Pria tua itu sangat berterima kasih, dan bertanya namanya. Ternyata dia adalah mantan pencuri sapi itu.
Setiap kali penduduk desa terlibat dalam perselisihan, mereka akan meminta Wang untuk mengadili dan menyelesaikan perselisihan tersebut. Karena efek dari pendidikan moral Wang, bahkan beberapa warga desa akan menghentikan pertikaian dan melakukan kegiatan seperti biasa sebelum melihat Wang.
Beberapa ada yang menyelesaikan masalah selama dalam perjalanan untuk menemui Wang. Mereka akan merasa sangat malu saat melihat rumah Wang, mereka lalu berdamai dengan satu sama lainnya dan kembali ke rumah. Karakter moralitas Wang memiliki pengaruh yang lebih besar pada orang daripada tekanan hukum.
Kemudian, selama gejolak perang sipil, Wang mengungsi di Provinsi Liaoning Timur. Dia cepat meraih rasa hormat dari penduduk di sana, dan mereka antusias pada etika kesopanannya. Cao Cao, seorang panglima perang yang terkenal, yang menguasai sepertiga wilayah Tiongkok pada waktu itu, begitu mendengar reputasi Wang, dia mengirim utusannya untuk merekrut Wang. Namun dengan sopan Wang menolaknya. Wang mempertahankan integritas mulia sepanjang hidupnya, membantu orang berbuat baik, dan sangat dipuji.
Sepanjang sejarah, semua orang yang dihormati adalah orang-orang berkarakter moralitas tinggi. Dampak dan pengaruh moralitas melampaui segala sesuatu yang lain. Pemaksaan tidak pernah bisa benar-benar menundukkan orang atau memenangkan hati orang-orang. Hati nurani adalah prinsip inti untuk perilaku manusia. Ini pijakan kehidupan, dasar pemikiran lurus yang menjunjung tinggi kebenaran alam semesta, dan aspirasi jiwa yang mendalam. [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan
***
Ingat ! Anda juga bebas mengirim artikel-artikel "berita, internasional, budaya, kehidupan, kesehatan, iptek & kisah" ke dalam blog ini melalui email: tionghoanews@yahoo.co.id
Mari kita bersama-sama dukung blog Tionghoanews.com dengan cara membagikan (share) ke dalam halaman facebook, twitter & google+ anda.