BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 21 September 2012

JANGAN GEGABAH MENGAMBIL SUATU KESIMPULAN

Manusia di dunia ini, haruslah memiliki sebuah hati dan pikiran yang tenang dan rukun. Ketika kita menjumpai hal-hal yang mencurigakan, janganlah gegabah dalam mengambil suatu kesimpulan tanpa dianalisa dengan nalar yang objektif, sehingga baru kita bisa memahami keadaan yang sebenarnya.

Karena di saat kita sedang marah hanya karena kecemburuan hati, tentu tidak mungkin kita akan bisa menganalisa sesuatu masalah dengan pikiran yang dingin dan tenang lagi, bahkan kita akan kehilangan akal sehat. Apalagi ketika kita menghadapi fitnahan dari orang yang cemburu, maka reaksi jawaban yang bersifat sindiran pedas hanya akan membuat terjadinya pertengkaran. 

Jika demikian hanya karena keisengan orang lain, akan menjadikan diri kita sendiri berubah menjadi membosankan. Bahkan ada kemungkinan bisa membuat kita terjerumus kedalam persengketaan tidak berarti yang akan berlarut-larut dan melelahkan pikiran. 

Jika kecemburuan hati orang lain sampai bisa menjatuhkan diri Anda, maka hal ini menunjukkan bahwa walaupun Anda mungkin bermutu tinggi, tetapi bukan mutu yang paling tinggi, terlebih dalam hal tekad (kemauan) Anda tidak termasuk bermutu tinggi. 

Bai Lun pernah berkata, "Bagi yang mencintai saya, saya balas dengan menghela nafas, bagi orang yang membenci saya, saya tanggapi dengan tertawa." 

Kata "tertawa" ini sungguh sangat bebas dan lepas, yang sangat berarti. Ketika kita menghadapi suatu fitnahan dari orang yang cemburu, maka jawaban yang paling bagus adalah membiarkan jiwa kita tersenyum dengan tenang.

Ada sepasang suami-istri yang berpandangan sangat picik, senang bertengkar tiada habisnya demi masalah sepele. Suatu hari, sang istri memasak beberapa macam masakan enak, dia berpikir jika ada sedikit arak akan lebih baik. Karenanya dia membawa gayung untuk mengambil arak di gentong arak. 

Ketika sang istri menjulurkan kepalanya ke dalam gentong, terlihat bayang-bayang dirinya sendiri tercermin di dalam arak. Dia mengira suaminya telah berkhianat terhadap dirinya, dengan membawa pulang seorang wanita dan disembunyikan di dalam gentong. 

Dia lalu berteriak dengan keras, "Hai, engkau jahanam, berani betul kau mengelabui saya, ternyata diam-diam kamu menyembunyikan seorang perempuan di dalam gentong. Sekarang apa yang hendak engkau jelaskan lagi?"

Mendengarkan perkataan yang kacau balau ini, suaminya bergegas lari untuk melihat ke dalam gentong arak itu. Ketika itu dia pun melihat bayangan seorang pria berada di dalam gentong itu. Dia juga memaki istrinya tanpa penjelasan, "Kau perempuan busuk, nyata-nyata dirimu telah membawa seorang lelaki pulang ke rumah, secara rahasia dan menyembunyikannya di dalam gentong, malah balik memfitnah saya!"

"Baiklah, kau masih beralasan!" Istrinya menjulurkan kepala ke dalam gentong untuk melihat, masih tetap terlihat wanita yang tadi, dia mengira suaminya sengaja mempermainkan dirinya. 

Dengan amarah yang tak tertahankan, dia segera naik pitam menuding suaminya dan berkata, "Kau kira saya ini siapa, boleh semaumu dibujuk dan ditipu ? Kau, sungguh berbuat tidak pantas terhadap saya."

Istrinya menjadi semakin emosi dan gusar lalu memaki suaminya sambil mengacungkan gayung yang berada di dalam tangannya dan melemparkan ke arah suaminya. Dengan mengelitkan badannya, suaminya berhasil menghindari lemparan itu.

Melihat istrinya bukan hanya bikin onar dengan tanpa alasan, tapi masih mau memukul dirinya maka dia juga tidak mau mengalah, karenanya dia membalas dengan menampar istrinya. Akhirnya mereka berdua saling tarik menarik dan saling menggigit. 

Perselisihan ini akhirnya sampai ke pengadilan setempat. Setelah pejabat pengadilan mendengarkan penuturan dari kedua belah pihak, maka dalam hatinya sudah hampir jelas semuanya, dia segera memerintahkan bawahannya untuk memecah gentong arak itu. 

Setelah gentong arak itu di pecahkan dengan palu, maka segera terlihat gemercikan arak yang mengalir keluar. Setelah arak yang di dalam gentong itu habis mengalir keluar, ternyata di dalam gentong itu sedikit pun tidak terlihat bayangan seorang lelaki maupun perempuan. 

Saat itu, kedua suami istri itu barulah mengerti bahwa yang mereka cemburukan itu sebenarnya hanyalah merupakan bayangan dari diri mereka masing-masing. Dalam hati mereka merasa sangat malu, oleh karena itu mereka saling meminta maaf dan berbaikan seperti sedia kala. [Lena Lim / Kisaran]

EMAIL KAMI

Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA