Mencius (孟子) percaya bahwa setiap orang telah memiliki takdir yang ditentukan oleh Tuhan. Seorang pria harus mengejar tujuannya dengan cara yang benar, tapi apakah dia akan mencapainya atau tidak akan ditentukan oleh nasib.
Tidak ada yang perlu mati sebelum waktunya, kecuali dia sengaja mempertaruhkan hidupnya dalam ketidaktaatan pada langit, misalnya jika dia memilih untuk berdiri di dekat dinding jurang.
Langit telah memutuskan berapa lama seseorang dapat hidup. Langit juga mengatur pencapaian setiap orang agar bisa sukses dalam mencapai tujuannya. Hal ini akan berguna bagi setiap orang untuk mencari sedapat mungkin dengan mengorbankan kehormatannya atau kebajikan. Semua yang ia lakukan adalah mengikuti hati nuraninya dan intuisi dan meninggalkan sisanya ke langit.
Mencius mendefinisikan bahwa seorang pria yang berintegritas adalah sebagai orang yang tinggal di rumah kebajikan, rumah yang paling luas di dunia, berjalan di sepanjang jalan kebenaran, jalan terluas di dunia, dan menempati posisi kesopanan, sebuah posisi yang terbaik dalam dunia.
Seorang pria yang memiliki kebenaran, tahu apa yang harus dilakukannya dan apa yang tidak boleh dilakukannya. Jika dia salah, dia akan meminta maaf kepada orang. Jika dia benar, dia akan melawan seribu orang tanpa rasa takut.
"Jika saya harus memilih antara kebenaran dan hidup," kata Mencius, "Saya memilih kebenaran."
Seorang pria besar memiliki prinsip tanpa kompromi. Dia tidak akan kehilangan kebenaran saat ia miskin. Dia tidak akan meninggalkan kebajikan ketika ia berhasil. Dia melakukan tugasnya dan peduli sedikit tentang apa yang orang lain pikirkan tentang dia.
Kemiskinan tidak bisa melunakkan dia, kekayaan tidak bisa merusak dirinya, dan kekuatan tidak akan bisa membuat dia menunduk. Jika ia memiliki kekuatan, ia akan menggunakannya untuk keuntungan dunia. Jika ia gagal untuk mencapai ambisinya, ia masih akan menjadi contoh perilaku yang baik untuk diperlihatkan pada dunia.
Untuk mencapai kebajikan, ia harus memelihara "Hati yang luas", atau akhlak yang mulia dalam dirinya. Semangat mulia ini dibangun melalui konsisten, tidak sesekali melakukan apa yang tidak benar. Jika seorang pria memiliki sesuatu yang tidak benar di dalam hati nuraninya, maka akhlak yang mulia itu akan berkurang. [Susan Sie / Bandar Lampung]
EMAIL KAMI
Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com