BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 16 Agustus 2012

NILAI KEBAJIKAN DALAM PERNIKAHAN

Dalam budaya Tradisional China, selain cinta antara pasangan seharusnya lebih menekankan pada tanggung jawab untuk merawat satu sama lain.

Ada pepatah yang mengatakan, "Selama sepuluh tahun mereka bisa berusaha untuk hidup bersama, selama seratus tahun mereka dapat berusaha untuk tidur bersama." Hal ini menunjukkan bahwa hubungan berlanjut tanpa meninggalkan dan takdir yang dihargai.
 
Tindakan dan karakter moral seseorang sangat penting untuk meningkatkan moralitas agar semua orang bersikap baik, tulus, jujur, dan toleran sebagai pondasi perkawinan. Sepasang suami istri seharusnya ramah tamah, baik, saling menghormati dan saling mencintai untuk memiliki pernikahan yang bahagia, peduli dengan pasangannya karena hanya dengan demikian sebuah perkawinan baru dapat berbahagia dan tumbuh. Perkawinan adalah landasan sebuah keluarga. Jika sebuah perkawinan kokoh maka keluarga akan harmonis. 

Keluarga adalah landasan suatu bangsa. Sebuah keluarga yang sehat dipercaya menjadi landasan bagi suatu bangsa, dan memungkinkannya tumbuh dengan baik dan menjadi makmur.

Saat ini, ketika angka perceraian terus meningkat, membaca cerita tentang pasangan kuno memberikan satu perasaan baik tentang hubungan yang mereka miliki. 

Ini adalah sebuah kisah Liu Tingshi seorang terpelajar di China Utara pada masa Dinasti Song (960-1279). Ia tinggal di daerah yang sekarang disebut sebagai Provinsi Shandong dan menjabat sebagai pejabat pemerintah kelas menengah.

Sebelum Liu Tingshi menempuh ujian pejabat sipil tingkat provinsi untuk menjadi seorang pegawai pemerintah tingkat menengah, ia bertemu dengan seorang gadis petani di kota kelahirannya dan melamarnya. Gadis itu menerima lamarannya walaupun Liu tidak dapat menjanjikan memberi kepada keluarganya mas kawin sebagaimana biasanya.

Liu Tingshi akhirnya lulus ujian pegawai pemerintah tingkat provinsi dan menjadi seorang pegawai pemerintah.

Ia sangat dihargai oleh atasannya. Semua orang tahu Liu Tingshi adalah seorang pemuda yang punya harapan masa depan yang cemerlang. Sementara itu, tunangan Liu jatuh sakit parah dan menjadi buta. Orang tuanya yang petani kurang mampu merasa ia tidak pantas menikahi Liu. Mereka tidak berani mengangkat topik pertunangan anak gadisnya dalam pembicaraan.

Seorang teman memcoba berbicara dengan Liu agar membatalkan perkawinannya dengan gadis petani itu. Katanya pada Liu, "Ia buta sekarang. Mengapa Anda tidak mencari orang lain untuk Anda nikahi demi karier dan masa depan keluarga Anda? Bila Anda harus menikah dengan seseorang dari keluarganya, sebagai gantinya nikahilah adik perempuannya".

Liu Tingshi menjawab, "Ketika saya bertunangan dengannya saya telah menyerahkan hati saya. Mungkin ia buta tetapi hatinya utuh. Bila saya mengingkari janji maka hati saya tentulah tidak lurus. Kecuali itu, setiap orang menjadi tua. Ketika isterinya menjadi tua, seorang lelaki tidak seharusnya menggantinya dengan yang lebih muda bukan? Seorang lelaki harus memegang kata-katanya. Saya tidak seharusnya mengubah hati saya". 

Karena itu Liu Tingshi lalu menikahi gadis petani yang buta itu. Setelah mereka menikah Liu Tingshi melakukan yang terbaik untuk merawat isterinya yang buta itu. Mereka hidup bersama dengan baik dan sangat saling menyayangi. Mereka bersama-sama membesarkan beberapa anak.

Liu dan istrinya memiliki pernikahan tahan lama bahagia. Mereka memiliki tiga anak. Ketiga anak itu sangat baik dalam Pemeriksaan Pegawai Negeri Sipil dan semua menjadi pejabat tinggi.
 
Setelah Su Dongpo mendengar cerita itu, ia sangat tersentuh. Dia berkomentar, "Liu Tingshi benar-benar memiliki hati yang mulia!"
 
Kehidupan keluarga merupakan hal terpenting dalam sebuah bangsa dan masyarakat. Untuk memelihara kehidupan keluarga adalah untuk memastikan stabilitas, ketahanan, dan kemakmuran suatu bangsa dan masyarakat.  

Didalam Kitab Han dikatakan "Jangan lupa teman Anda saat Anda berada dalam masalah atau menyingkirkan istri yang berbagi masa sulit dengan Anda." (Catatan : Kitab Kemudian Han disusun oleh Ye Fan di abad ke-5, dengan menggunakan sejumlah sejarah sebelumnya dan dokumen sebagai sumber Ini mencakup sejarah Dinasti Han Timur 25-220 Masehi.)
 
Wei Zheng mengatakan, "Mereka yang memberikan kebaikan pada orang lain akan menerima kebaikan sebagai imbalan mereka yang beramal kepada orang lain dan akan menerima amal di saat yang dibutuhkan.." (Catatan : Wei Zheng adalah salah satu politisi paling dikagumi dalam sejarah China Dia adalah seorang kanselir pada Dinasti Tang selama sekitar 13 tahun, pada masa pemerintahan Kaisar Taizong). [Angie Tan / Medan]

ALAMAT MENU LINKS

Sekarang lebih mudah browsing alamat menu Tionghoanews.com, catat alamat dibawah ini:

- berita.tionghoanews.com
- internasional.tionghoanews.com
- budaya.tionghoanews.com
- kehidupan.tionghoanews.com
- kesehatan.tionghoanews.com
- iptek.tionghoanews.com
- kisah.tionghoanews.com

Mudah ingat ! Mudah buka ! Mudah berbagi ! Jangan lupa dukung situs Tionghoanews.com dengan cara informasikan kepada Teman Tionghoa anda.

Iklan baris:
MELAYANI IMPORT BORONGAN DARI SINGAPORE TO JABODETABEK RP.45.000 PER KG
Kontak Telp: 021-26264750 Fax: 021-26264760 Hp.0856-755-0123, 0812-9855-8800 Email: pttci@yahoo.co.id
.

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA