Dai Zhou ( 戴冑 ) juga dikenal sebagai Dai Xuanyin, adalah seorang pejabat dari Anyang, Prefektur Xiangzhou jaman Dinasti Tang (618-907 M).
Karena Dai Zhou adalah seorang pejabat yang bersih, jujur dan mampu bebas dari korupsi, Kaisar Taizong (626-649 M) memberinya tugas penting.
Bahkan, Kaisar Taizong menunjuk Dai Zhou sebagai Menteri Kehakiman. Dai Zhou bertindak tegas sesuai dengan hukum dan bahkan Kaisar Taizong tidak bisa memaksa dia untuk membuat pengecualian apapun.
Suatu kali Zhangsun Wuji, saudara Ratu, dipanggil untuk menghadap Kaisar Taizong, tapi ia lupa melepaskan senjata sebelum memasuki istana kerajaan. Karena penjaga kerajaan yang bertanggung jawab mengeluarkan senjata pengunjung tidak memperhatikan senjata Zhangsun Wuji, seorang pejabat pengadilan menyatakan bahwa penjaga kerajaan harus dieksekusi, tetapi pelanggaran Zhangsun Wuji--karena ia adalah saudara ratu-- harus diabaikan.
Dalam suratnya kepada Kaisar Taizong, Dai Zhou berpendapat bahwa penjaga kerajaan dan Zhangsun Wuji melakukan pelanggaran yang sama dan itu akan sangat tidak adil jika mereka diberi hukuman yang berbeda. Setelah beberapa putaran perdebatan antara Kaisar dengan Dai Zhou, akhirnya Zhangsun Wuji dan penjaga kerajaan bebas dari hukuman mati.
Saat ibu kota Chang'an menggelar ujian untuk calon pegawai negeri. Beberapa orang curang dalam ujian agar dapat terpilih. Untuk mengatasi hal ini, Kaisar membuat pengumuman untuk membebaskan orang-orang curang yang mengaku dan mengeksekusi mati mereka yang menolak untuk mengaku.
Setelah beberapa saat, beberapa kandidat tertangkap berbuat curang. Di persidangan, Dai Zhou memutuskan bahwa penipu harus diasingkan, sesuai dengan hukum. Kaisar Taizong menolak, "Dalam pengumuman, saya berkata akan mengeksekusi orang yang berbuat curang dan tidak mengaku. Anda menghukum penipu ini untuk diasingkan. Hal ini seperti memberitahu seluruh negara bahwa saya tidak memegang kata-kata saya. Apakah Anda menerima suap dari penipu untuk mengurangi hukuman mereka ?"
Dai Zhou menjelaskan dengan tenang, "Jika Yang Mulia sudah mengeksekusi mereka, tak akan ada gunanya untuk mengatakan apapun. Tapi Yang Mulia meminta saya untuk menghukum mereka, saya hanya menjalankan sesuai aturan hukum yang berlaku di negeri ini, bagaimana saya bisa dikatakan melanggar hukum? "
Kaisar Taizong berkata," Anda hanya peduli hukum, tetapi Anda tidak peduli tentang kredibilitas saya. Apa yang harus saya lakukan? "
Dai Zhou berkata, "Hukum adalah kredibilitas akhir dari pemerintah. Saya menilai bahwa hukuman mati adalah keputusan emosional didorong oleh amarah ketika Yang Mulia mengancam mengeksekusi mereka. Yang Mulia tahu betul bahwa mereka yang berbuat curang dalam ujian tidak layak mendapat hukuman mati dan itu sebabnya anda menyerahkan kasus ini kepada saya."
Anda harus mengendalikan kemarahan Anda dan akan menjaga kredibilitas administrasi jika Anda mengizinkan saya untuk menghukum penipu menurut hukum. Tapi Yang Mulia akan merusak kredibilitas administrasi Anda jika bersikeras mengeksekusi mereka untuk melampiaskan kemarahan Anda. Saya akan merasa kasihan kepada Yang Mulia jika Anda memutuskan untuk mengeksekusi mereka. " Kaisar Taizong sangat tersentuh dengan kata-kata Dai Zhou dan memutuskan untuk mengikuti nasihatnya.
Meskipun Dai Zhou berulang kali beda pendapat dengan Kaisar Taizong karena dia bersikeras pada hukum dan teguh pada pendirian, Kaisar Taizong memberinya bahkan lebih banyak tugas. Kemudian kaisar mempromosikan dirinya ke posisi lebih tinggi, posisi kuat dalam pemerintahan kerajaan. Dai Zhou dipuji secara luas karena komitmen terhadap pekerjaannya.
Segera Dai Zhou menjadi penasihat politik kaisar, sama posisinya seperti Wei Zheng yang terkenal. Wei Zheng dan Dai Zhou bergiliran melayani Kaisar Taizong sehari-hari sebagai penasihat politiknya. Dinasti Tang Besar mencapai puncaknya dalam hal politik dan ekonomi selama pemerintahan Kaisar Taizong.
Banyak fakta Kaisar Taizong dengan rendah hati menerima saran dari rakyatnya dan sangat menghargai kejujuran dan para pejabat yang adil, seperti Dai Zhou, yang menolak untuk berkompromi tentang etika dan integritas dalam menghadapi kekuasaan dan ancaman.
Karena Dai Zhou adalah seorang pejabat yang bersih, jujur dan mampu bebas dari korupsi, Kaisar Taizong (626-649 M) memberinya tugas penting.
Bahkan, Kaisar Taizong menunjuk Dai Zhou sebagai Menteri Kehakiman. Dai Zhou bertindak tegas sesuai dengan hukum dan bahkan Kaisar Taizong tidak bisa memaksa dia untuk membuat pengecualian apapun.
Suatu kali Zhangsun Wuji, saudara Ratu, dipanggil untuk menghadap Kaisar Taizong, tapi ia lupa melepaskan senjata sebelum memasuki istana kerajaan. Karena penjaga kerajaan yang bertanggung jawab mengeluarkan senjata pengunjung tidak memperhatikan senjata Zhangsun Wuji, seorang pejabat pengadilan menyatakan bahwa penjaga kerajaan harus dieksekusi, tetapi pelanggaran Zhangsun Wuji--karena ia adalah saudara ratu-- harus diabaikan.
Dalam suratnya kepada Kaisar Taizong, Dai Zhou berpendapat bahwa penjaga kerajaan dan Zhangsun Wuji melakukan pelanggaran yang sama dan itu akan sangat tidak adil jika mereka diberi hukuman yang berbeda. Setelah beberapa putaran perdebatan antara Kaisar dengan Dai Zhou, akhirnya Zhangsun Wuji dan penjaga kerajaan bebas dari hukuman mati.
Saat ibu kota Chang'an menggelar ujian untuk calon pegawai negeri. Beberapa orang curang dalam ujian agar dapat terpilih. Untuk mengatasi hal ini, Kaisar membuat pengumuman untuk membebaskan orang-orang curang yang mengaku dan mengeksekusi mati mereka yang menolak untuk mengaku.
Setelah beberapa saat, beberapa kandidat tertangkap berbuat curang. Di persidangan, Dai Zhou memutuskan bahwa penipu harus diasingkan, sesuai dengan hukum. Kaisar Taizong menolak, "Dalam pengumuman, saya berkata akan mengeksekusi orang yang berbuat curang dan tidak mengaku. Anda menghukum penipu ini untuk diasingkan. Hal ini seperti memberitahu seluruh negara bahwa saya tidak memegang kata-kata saya. Apakah Anda menerima suap dari penipu untuk mengurangi hukuman mereka ?"
Dai Zhou menjelaskan dengan tenang, "Jika Yang Mulia sudah mengeksekusi mereka, tak akan ada gunanya untuk mengatakan apapun. Tapi Yang Mulia meminta saya untuk menghukum mereka, saya hanya menjalankan sesuai aturan hukum yang berlaku di negeri ini, bagaimana saya bisa dikatakan melanggar hukum? "
Kaisar Taizong berkata," Anda hanya peduli hukum, tetapi Anda tidak peduli tentang kredibilitas saya. Apa yang harus saya lakukan? "
Dai Zhou berkata, "Hukum adalah kredibilitas akhir dari pemerintah. Saya menilai bahwa hukuman mati adalah keputusan emosional didorong oleh amarah ketika Yang Mulia mengancam mengeksekusi mereka. Yang Mulia tahu betul bahwa mereka yang berbuat curang dalam ujian tidak layak mendapat hukuman mati dan itu sebabnya anda menyerahkan kasus ini kepada saya."
Anda harus mengendalikan kemarahan Anda dan akan menjaga kredibilitas administrasi jika Anda mengizinkan saya untuk menghukum penipu menurut hukum. Tapi Yang Mulia akan merusak kredibilitas administrasi Anda jika bersikeras mengeksekusi mereka untuk melampiaskan kemarahan Anda. Saya akan merasa kasihan kepada Yang Mulia jika Anda memutuskan untuk mengeksekusi mereka. " Kaisar Taizong sangat tersentuh dengan kata-kata Dai Zhou dan memutuskan untuk mengikuti nasihatnya.
Meskipun Dai Zhou berulang kali beda pendapat dengan Kaisar Taizong karena dia bersikeras pada hukum dan teguh pada pendirian, Kaisar Taizong memberinya bahkan lebih banyak tugas. Kemudian kaisar mempromosikan dirinya ke posisi lebih tinggi, posisi kuat dalam pemerintahan kerajaan. Dai Zhou dipuji secara luas karena komitmen terhadap pekerjaannya.
Segera Dai Zhou menjadi penasihat politik kaisar, sama posisinya seperti Wei Zheng yang terkenal. Wei Zheng dan Dai Zhou bergiliran melayani Kaisar Taizong sehari-hari sebagai penasihat politiknya. Dinasti Tang Besar mencapai puncaknya dalam hal politik dan ekonomi selama pemerintahan Kaisar Taizong.
Banyak fakta Kaisar Taizong dengan rendah hati menerima saran dari rakyatnya dan sangat menghargai kejujuran dan para pejabat yang adil, seperti Dai Zhou, yang menolak untuk berkompromi tentang etika dan integritas dalam menghadapi kekuasaan dan ancaman.