Ada yang bisa mengerjakan dengan baik, tetapi timbul keterikatan hati pada nama dan keuntungan, berpikir panjang dan menghitung-hitung balasan untung dan rugi.
Paling baik adalah tanpa pamrih, mengerjakan dengan baik dan mantap setiap hal yang harus kita kerjakan, letakkan semua beban tanggungan, kerjakan segala hal dengan santai, membiarkan hati ini bisa benar-benar terbebaskan dan terlepaskan, sekali-sekali belajar melalui pengalaman sendiri, hal ini adalah suatu perasaan yang sungguh luar biasa. Hasil dari apa yang telah Anda lakukan masih bisa memberikan sebuah kejutan kegembiraan yang luar biasa kepada Anda, bagaimana Anda tidak gembira?
Ketika kita mengirimi e-mail kepada teman, menantikan balasannya, Pekerjaan selesai dikerjakan, berharap mendapatkan pujian dari majikan, Makanan selesai dimasak, berharap bisa mendengar sanak keluarga mengatakan enak, Selesai membantu pekerjaan anak, mendambakan rasa terima kasih mereka......
Harapan-harapan seperti ini, sebenarnya untuk apa? Demi sebuah akhir ataukah balasan, terus terang saja, inilah yang disebut pamrih. Mengerjakan suatu pekerjaan itu tidak lelah, yang melelahkan itu adalah proses penantian hasil akhir dan balasan, hal tersebut adalah letak keterikatan hati.
Semua hal dalam dunia ini tidak sulit untuk dikerjakan. Jika dalam hati Anda hanya memikirkan bagaimana mengerjakan hal itu dengan baik, selain itu tidak ada pemikiran yang lain, maka semuanya akan bisa Anda kerjakan dengan baik.
Apa yang menyebabkan manusia merasakan lelah, adalah karena hati manusianya merasa lelah. Kelelahan hati disebabkan oleh berbagai macam sebab, ada yang karena takut mengerjakan kurang baik timbul tekanan semacam itu, belum dikerjakan sudah takut ini dan itu, makan tidak enak dan tidur tidak nyenyak. [Siao Wei / Tanjung Pinang]