Ada seorang di dalam keluarganya terdiri dari 9 orang, kehidupan mereka sangat miskin. Menjelang tahun baru, keluarga mereka sudah tidak ada makanan lagi. Beberapa hari sebelum tahun baru dia mengambil sebuah baju yang usang pergi ke tempat pegadaian menggadaikan baju tersebut untuk melewati tahun baru, tetapi karena bajunya sudah terlalu usang, pegawai pegadaian tidak mau menerima baju tersebut, lalu dia bertengkar dengan pegawai pegadaian.
Suara pertengkaran mereka sangat keras, keributan itu menyebabkan majikan pegadaian ini keluar . Majikan pegadaian ini adalah seorang yang sangat baik hati, di dalam hatinya berpikir orang yang menggadaikan bajunya menjelang tahun baru pastilah orang yang sangat miskin, jika tidak mana mungkin menggadaikan baju usang menjelang tahun baru, biasanya malah membeli baju baru. Dia lalu memerintahkan pegawainya menerima gadaian tersebut.
Sehari sebelum tahun baru, orang ini datang lagi ketempat pegadaian. Di tangannya sama sekali tidak membawa uang, tetapi dia bersikeras meminta kembali baju yang digadaikan beberapa hari yang lalu, pegawai pegadaian tentu saja tidak setuju, oleh sebab itu mereka berdua bertengkar lagi.
Tidak hanya bertengkar, orang ini berteriak dengan suara keras, seperti sengaja membuat keributan. Sekali lagi suara teriakannya membuat majikan pegadaian keluar. Majikan pegadaian sekali melihat dia mengenali orang tersebut. Dia berpikir besok akan tahun baru, orang ini pasti kesulitan, jika tidak dia tidak akan membuat keributan disini, lalu dia berkata lagi kepada pegawainya, "kembalikan bajunya."
Orang ini setelah menerima bajunya sama sekali tidak mengucapkan terima kasih berlari keluar dari sana. Beberapa menit kemudian, dia tergeletak di jalanan, mati disana.
Rupanya karena stress akibat terlalu miskin dan tak bisa menafkahi keluarganya, orang tersebut meminum racun, sengaja membuat keributan di tempat pegadaian untuk mencari uang ganti rugi bagi keluarganya.
Tetapi ketika melihat majikan pegadaian adalah seorang yang sangat baik hati, lalu dia berubah pikiran, dia berpikir harus mati ditempat lain, tidak boleh membuat keributan dan kerusuhan ditempat orang yang demikian baik hati.
Oleh sebab itu begitu orang itu lari keluar menuju jalan, dia langsung mati di jalanan, kebaikan hati majikan tempat pegadaian menyebabkan dia terhindar dari bencana dituduh menyebabkan orang lain mati. [Angelina Lim / Medan]