Kata-kata Tuan Ping selalu mengejutkan orang. Saya bertanya, kenapa tidak ada yang pernah melihat mereka? Apa yang mereka inginkan dari manusia?
Tuan Ping mengatakan, bukan tidak ada orang yang pernah melihat mereka. Setiap orang mungkin telah melihatnya, tetapi tidak ada yang dapat membedakannya. Ia bertanya kepada saya, orang asing yang ada di sepanjang jalan ini, apakah kamu mengenalinya? Tahu mereka datang dari mana? Saya mengelengkan kepala. Tuan Ping bertanya lagi, di dalam kota, jalan raya, kerumunan manusia yang tergesa-gesa, kamu mengenalinya? Tahu mereka datang dari mana? Mau ke mana? Saya menggelengkan kepala lagi.
Ia mengatakan bahwa di antara kerumunan manusia itu, tidak semua adalah “manusia”. Saya sangat terkejut. Jadi siapa itu?
Tuan Ping mengatakan, sepengetahuannya ada empat jenis. Salah satunya adalah manusia yang sesungguhnya, hal ini tidak perlu dijelaskan lagi. Yang kedua adalah binatang.
Saya langsung bertanya mengapa. Menurut Tuan Ping, setan yang kita temui di jalan adalah jenis ini. Mereka memperoleh energi aura, lingkaran langit besarnya sudah tembus, berkultivasi menjadi setan, dan kemudian menemukan seseorang yang punya maksud jahat, maka mereka melekat pada tubuh orang tersebut, menjadi makhluk yang merasuk.
Lama kelamaan, setelah itu, ia akan menyerap esensi energi dari orang ini, menjadi wujud manusia. Atau ia langsung mengusir jiwa prima orang ini, ia berdiam di Istana Niwan (kedokteran Barat menyebutnya pineal body yang terletak di tengah-tengah bagian dalam kepala) orang ini, menduduki tubuhnya. Dari permukaan terlihat ia adalah orang ini, tetapi sebenarnya ia bukan orang ini lagi.
Saya bertanya lagi, mengapa mereka ingin mencelakakan manusia, ingin merasuk pada tubuh manusia? Mengapa mereka tidak berkultivasi sendiri? Tuan Ping berkata, manusia adalah jiwa dari segala makhluk, tubuhnya adalah mekanisme yang paling sempurna dalam Triloka, sehingga hanya tubuh manusia yang dapat berkultivasi menjadi Dewa. Sedangkan hewan itu, fisik mereka memang cacat, banyak mekanisme yang kurang untuk dapat berhasil berkultivasi menjadi Dewa, paling banter hanya dapat berkultivasi menjadi iblis, akan menghancurkan alam semesta.
Oleh sebab itu, begitu mereka memperoleh energi aura, akan ditumpas petir langit. Itulah alasan mereka selalu mencari orang yang berhati jahat, dengan segala upaya merasuk ke tubuhnya, ingin berwujud manusia, agar dapat berkultivasi. Oleh sebab itu dari permukaan ia selalu membantu orang, membantu menyingkirkan penyakit dan kemalangan, terhindar dari malapetaka dan memperoleh kekayaan, namun di balik itu mereka sangat jahat. Orang-orang mendapat manfaat dari permukaan, tujuannya hanya untuk menyesatkan pikiran orang, agar dapat merasuk ke tubuh manusia, menghisap saripati energi manusia.
Tuan Ping mengatakan, sejak zaman kuno selalu ada hewan yang merasuk, tetapi jarang kelihatan. Namun sekarang ini, terjadi kekacauan fenomena alam, mereka dalam jumlah besar mengacaukan dunia manusia, hampir di mana-mana, manusia bahkan menganggapnya sebagai Dewa dan menyembahnya, bahkan di rumah juga diletakkan papan pemujaan rubah, samur kuning, ular putih, landak untuk disembahyangi, ini yang disebut membawa bencana ke tubuh manusia. Manusia tidak tahu apa-apa!
Tuan Ping menghela napas dan mengatakan jenis yang ketiga adalah Asura. Saya bertanya, apa tujuan Asura bergegas ke bumi. Tuan Ping mengatakan, tujuan mereka sama dengan hewan yang merasuk, tetapi lebih ganas, jumlahnya jauh lebih besar. Mereka memaksa masuk, hanya sekarang masanya belum tiba, manusia tidak merasakan. Tuan Ping mengatakan bahwa Asura ini, bisa menciptakan lapisan kulit palsu, bersembunyi di dalamnya, dan sama persis dengan manusia, berjalan di jalanan, manusia tidak dapat membedakannya.
Saya sangat takut dan bertanya, bukankah dikatakan bahwa tiga kaki di atas kepala ada para Dewa, mengapa para Dewa tidak peduli?
Tuan Ping mengatakan, ini juga adalah kehendak langit, adalah akibat dari perubahan fenomena alam, dikarenakan manusia sudah tersesat terlalu dalam, hati manusia berubah menjadi iblis, sehingga mengakibatkan peristiwa ini. Maka, banyak Dewa sudah tak mau mengurusinya, akan berpengaruh besar, seperti sebuah benang yang terlepas dari sweater, jika ditarik terus, seluruh sweater akan lepas semua.
Tidak ada yang mampu memikul tanggung jawab ini, kewibawaan mereka tidak cukup. Tuan Ping mengatakan bahwa mereka hanya mengawasi orang-orang tertentu, sehingga bisa terlepas dari bahaya, tidak mampu melindungi semua orang. Dia mengatakan tidak ingin melihat manusia celaka, tapi ini sudah di luar batas kemampuannya. Saya dengan sedih bertanya, apakah tidak ada solusi untuk menyelamatkannya? Tidak ada Dewa yang lebih tinggi lagi?
Tuan Ping menatap saya tersenyum ramah, ia mengatakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan semua ini, hanya Shifu (Guru) saya, ini juga yang dinanti-nantikan oleh makhluk alam semesta. Dia mengatakan bahwa saya akan banyak menanggung penderitaan kelak, untuk mencapai misi saya, saya akan tahu di kemudian hari, ketika saya menemukan Shifu saya, apa juga akan tahu. Yang bisa saya kerjakan sekarang hanyalah selalu punya perasaan hormat, bersabar menunggu. Saya melihat Tuan Ping, mengangguk dengan serius.
Tuan Ping menambahkan yang keempat adalah manusia Dewa. Saya bertanya, apakah itu seperti Tuan Ping manusia luar duniawi? Tuan Ping menggelengkan kepala, mengatakan bahwa jumlah mereka sangat-sangat sedikit, karena pada umumnya mereka tidak masuk ke dalam duniawi, tidak mencampuri urusan kehidupan manusia.
Manusia Dewa yang dia katakan, adalah Dewa yang sungguh-sungguh. Ada banyak Dewa di luar Triloka, dalam dunia manusia mereka berevolusi menjadi tubuh manusia, sedangkan tubuh sejatinya ada di luar Triloka, dari permukaan tampak persis sama dengan manusia biasa, dalam rangka untuk mengelabui mata fisik dan telinga manusia, setiap gerakan mereka semua persis seperti manusia biasa. Mereka ini memiliki tanggung jawab misi surga, mereka ingin melakukan sesuatu di dunia.
Setelah berhenti sejenak, Tuan Ping berkata kepada saya, harus memperlakukan dengan baik setiap orang di sekeliling kita, bersikap baik kepada orang asing di jalan. Karena Anda tidak dapat melihat sumber asal mereka, harus bersikap baik terhadap semua orang, jangan menjalin takdir buruk.
Saya mengangguk. Tuan Ping bertanya orang macam apa yang paling menyedihkan. Saya berpikir sejenak, lantas menjawab, apakah mereka yang paling membutuhkan bantuan, seperti pengemis atau mereka yang seperti manusia babi itu? Tuan Ping menggelengkan kepala, orang seperti itu tidak menyedihkan.
Dia mengatakan bahwa dalam dunia manusia ada beberapa pengemis, mereka adalah tampilan Dewa di dunia manusia, mereka berjongkok di sudut jalan, terlihat menyedihkan, tetapi mereka benar-benar sedih melihat manusia. Tuan Ping berhenti sejenak, dan dengan serius mengatakan bahwa orang yang menyedihkan adalah orang yang tidak memilki rasa takut. Mereka tidak takut langit, tidak takut bumi, tidak ada yang ditakuti, apa juga tidak dipercayainya, apa juga dilakukannya, ini adalah jiwa kehidupan yang paling menyedihkan, jiwa kehidupan mereka tidak memiliki masa depan, tidak ada harapan.
Saya mengingat perkataan Tuan Ping, bertanya lagi kepadanya, bagaimana bisa membedakan “mereka” dalam lautan manusia? Tuan Ping mengatakan bahwa mata fisik manusia tidak bisa membedakannya. Mereka yang berkultivasi sampai tingkat tertentu baru dapat melihat. Dapat mengikuti meridian mereka menemukan sumber asal mereka.
Tuan Ping mengatakan bahwa manusia memiliki seperangkat mekanisme manusia. Memiliki delapan meridian, tiga jiwa dan tujuh roh, ratusan titik akupuntur, Dantian (petak ladang di bagian bawah pusar manusia), Istana Niwan, dan lain-lain. Yang tidak termasuk manusia, tidak memiliki seperangkat lengkap mekanisme ini. Mereka selalu ada kekurangannya, kita dapat melihat apakah mereka manusia atau bukan. Dia mengatakan yang termasuk makhluk merasuk, dalam sekejab pandangan mata sudah dapat melihat itu jenis hewan apa.
Asura, mereka memiliki meridian khusus, telah melekat pada dunia mereka, sekilas pandang sudah dapat mengetahui dari dunia mana mereka berasal. Yang paling sulit membedakan adalah manusia Dewa, tidak dapat melihat dari mana mereka berasal, karena alam mereka sangat tinggi, secara mutlak tidak dapat melihat meridian Dewa dan sumber mereka. Hanya dapat melihat tubuh mereka sangat murni, transparan, tidak ada noda manusia. Tuan Ping mengatakan bahwa ini adalah pemberitahuan dari Dewa Sejati Surga.
Saya terkejut mengangguk, rupanya manusia modern sekarang begitu rumit dan berbahaya. Tuan Ping juga mengatakan tidak hanya ini, tetapi di bawah Bumi masih ada dunia. Jauh di dalam tanah, orang tidak tahu. Ada beberapa saluran antara dunia mereka dan dunia manusia, mereka terus berhubungan dengan sebagian kecil manusia dan etnis manusia yang terisolasi, juga terus mengamati manusia, tetapi tidak mengganggu manusia. Monster yang ada di dasar Bumi, terkadang bisa mengikuti beberapa saluran atau saluran air, sesekali naik ke daratan. [Susan Sie / Bandar Lampung]