Selama Dinasti Han Timur, dokter istana Guo Yu, sering dipuji karena kemampuannya yang luar biasa tersebut. Meskipun ia adalah seorang dokter istana, ia tidak pernah menolak mengobati orang miskin. Dia mencatat pengobatannya lebih efektif bagi masyarakat miskin. Ini membingungkan semua orang karena saat ia menangani pengobatan bagi masyarakat kelas atas, hasilnya tidak sebaik saat dia mengobati masyarakat miskin. Kaisar pikir ada sesuatu yang tidak beres, sehingga ia meminta para bangsawan untuk mengenakan pakaian compang-camping ketika mereka akan berobat pada Guo Yu. Benar saja, penyakitnya disembuhkan dengan sangat cepat.
Kaisar sangat marah tentang hal ini dan memanggil Guo Yu ke istana untuk menanyakan padanya mengenai hal ini. Guo Yu menjawab, "Prinsip pengobatan adalah konsentrasi. Menangani masyarakat kelas atas hampir selalu berkaitan dengan empat kesulitan: mereka tidak menghormati saran dokter, mereka menjalani kehidupan yang tidak teratur, mereka lemah secara fisik, dan umumnya mereka sombong yang akhirnya cenderung mengintimidasi dokternya.
Sebagai contoh, ketika melakukan pengobatan akupunktur, seorang dokter harus sepenuhnya fokus. Selisih sedikit saja, berarti kegagalan. Mengobati orang kaya sering menyebabkan kecemasan bagi para praktisi medis dan oleh karena itu, membuatnya lebih sulit menyembuhkan penyakit mereka.
Setelah mendengar penjelasannya, kaisar menganggukkan kepalanya tanda setuju dan meme-rintahkan bangsawan istana untuk mengubah perilaku dan kebiasaan buruk mereka. Pepatah, "Sungguh sulit menyembuhkan orang kaya" mulai menyebar sejak saat itu.
Kebetulan, Bian Que tabib ternama dari Periode Negara Perang (475 - 221 SM) juga memiliki pendapat serupa. Bian Que berkelana ke berbagai negara dan menggunakan kemampuannya untuk membantu meringankan penderitaan rakyat. Meskipun Bian Que memiliki keterampilan luar biasa, dia tidak bersedia mengobati orang-orang dengan karakter:
Orang yang memiliki kekuasaan dan arogan serta sombong.
Orang yang mencintai uang lebih dari apa pun.
Orang yang terlalu banyak makan dan minum minuman keras.
Orang yang sakit parah tapi tidak mencari bantuan sedini mungkin.
Orang yang terlalu lemah untuk minum obat.
Orang yang percaya pada ilmu gaib tetapi tidak dalam etika kedokteran. [Winda Ong / Bengkulu]