Hari Ayah adalah sebuah hari khusus, yang didedikasikan untuk menghargai peran penting seorang ayah dalam membesarkan anak serta pengaruhnya dalam membangun masyarakat yang lebih kuat. Mungkin gaung Hari Ayah kurang populer dibandingkan Hari Ibu. Namun tahukah Anda, Hari Ayah sudah ada sejak 4.000 tahun lalu di Babylonia-negara kuno yang terletak di selatan Mesopotamia (sekarang Irak)? Menurut para ahli sejarah, mereka menemukan bukti bahwa ada seorang anak bernama Elmesu mengukir pesan "Selamat Hari Ayah" pada lempeng tanah liat.
Dalam karyanya, Elmesu mendoakan agar ayahnya hidup panjang dan sehat. Tidak ada yang mengetahui tentang apa yang terjadi dengan keduanya, tapi diyakini bahwa beberapa negara mempertahankan kebiasaan Elmesu merayakan Hari Ayah.
Pengakuan resmi tentang pentingnya ayah dalam kehidupan modern dirintis oleh Sonora Louise Smart Dodd dari Washington, AS (1909). Saat ia berumur 16 tahun, Ibunya meninggal pasca persalinan sehingga ayahnya harus mengurus ia dan kelima saudaranya sendirian. Karena peristiwa tersebut, Sonora akhirnya mempertanyakan, jika ada Hari Ibu untuk menghormati ibu, kenapa tidak ada Hari Ayah untuk menghormati Ayah?
Ide mulia untuk merayakan Hari Ayah ini, kemudian menjadi sangat populer di AS sehingga Presiden Woodrow Wilson menyetujui diadakannya festival Hari Ayahdi tahun 1916. Namun baru tahun 1972, Presiden Richard Nixon menetapkan bahwa Hari Ayah akan diadakan setiap hari Minggu ketiga bulan Juni.
Saat perayaan Hari Ayah, umumnya anak-anak memberi karangan bunga segar, kartu ucapan ataupun hadiah pada ayah mereka. Juga, menghabiskan waktu sehari penuh dengan ayah, termasuk makan bersama.
Seiring dengan berjalannya waktu, hampir seluruh dunia merayakan Hari Ayah pada hari Minggu di pekan ke tiga bulan Juni (AS, Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dll/52 negara). Sekadar tahu, di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, ada International Men's Day yang diperingati setiap 19 November. Dan di Indonesia sendiri, Hari Ayah dirayakan pada tanggal 12 November (pernah dideklarasikan di Solo, meskipun perayaannya tidak begitu populer seperti Hari Ibu). [Winda, Surabaya, Tionghoanews]