Untuk melindungi martabat guru, tidak hanya menuntut murid mewujudkan perilaku hormat dan sopan terhadap guru, lebih dari itu, harus dari dalam lubuk hati benar-benar menghormati guru, serta secara ketat menuntut diri melakukan segala sesuatu sesuai dengan ajaran sang guru.
Contoh-contoh penghormatan pada guru di zaman dulu ada banyak sekali, di bawah ini hanya mengambil beberapa contoh.
Murid-murid Konghucu
Konghucu adalah seorang filsuf dan sebagai seorang pendidik yang sangat tersohor di zaman Tiongkok kuno. Muridnya tersebar di seluruh negeri Tiongkok. Konon muridnya berjumlah tiga ribu orang, dan diantara jumlah sekian banyak, murid-muridnya yang patut dihormati berjumlah tujuh puluh dua orang.
Cara dia mengajar murid-murid adalah dengan memberi contoh diri sendiri sebagai teladan, Konghucu menuntut manusia berwatak sempurna terhadap kebenaran dan bercita-cita mulia, jujur, bajik dan rendah hati serta setia terhadap negara. Perhatian Konghucu terhadap masyarakat, berpengaruh sangat mendalam terhadap para murid dan manusia generasi penerus.
Para murid dengan tulus hati menghormati guru mereka, murid-murid menghormati Konghucu bagaikan seorang anak menghormati orang tua mereka. Mereka menjadikan cita-cita guru sebagai cita-cita diri sendiri, menyebarkan dan merealisasikan kebenaran dan keadilan, menjadikan prilaku jujur dan adil sebagai nilai yang tertinggi dalam kehidupan. Seperti Yan Hui, salah seorang murid Konghucu pernah berkata, mengasuh diri dan mematuhi tradisi secara ketat, melakukan apa saja yang guru katakan. Mi Zijian, murid Konghucu yang lain berkata, menggunakan cara bermusik sebagai kebijakan politik, agar rakyat bisa hidup dan bekerja dengan tenteram, agar kebajikan meresap ke dalam hati rakyat. Zixia, murid Konghucu yang lain lagi, ia menata buku-buku, terjun dalam bidang pendidikan, mengajarkan kebaikan kepada masyarakat.
Para murid tanpa mengenal susah payah mengikuti Sang Guru berkeliling ke semua negara yang berada di Tiongkok untuk menyebarkan ajaran. Ketika ada orang yang memfitnah Konghucu, mereka segera keluar membela guru mereka, melindungi martabat guru yang sangat luhur itu, seperti halnya dengan Zigong, ia dengan tegas menyebut pemfitnah ‘tidak tahu diri’. Demikian pula Zi Lu, sebagai pengikut ia selalu setia melindungi guru, kehormatan dan kesetiaan pada guru, seperti apa yang dikatakan oleh Zengshen :
“Kemuliaan guru murni bersih bagai dicuci dalam air sungai, juga seperti pernah tersinari oleh mentari di musim gugur, masih juga suci dan murni bagaikan langit dan bumi yang luas tanpa batas.”
Ajaran Konghucu diwarisi dan disebar-luaskan oleh Zengshen. Dengan teguh dan tak tergoyahkan dia menganjurkan untuk memerintah dengan kebijakan. Dia pernah berkata : “Seorang pelajar harus teguh dan mempunyai keuletan, karena mengemban tugas yang berat dan perjalanan yang jauh. Mewujudkan kejujuran dan kebaikan hati sebagai tugas diri sendiri, bukankah tugas ini cukup berat? Selalu melindungi kebenaran sampai selama-lamanya, bukankah perjalanan yang sangat jauh?” [sebelumnya | selanjutnya]
[Mobile Upload by: Chen Mei Ing]