BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 06 April 2011

MENGHORMATI GURU MEMENTINGKAN AJARAN (1)

Menghormati guru dan mementingkan ajaran adalah tradisi kebajikan dari bangsa Tionghoa, guru dianggap sebagai pengajar yang menurunkan ajaran tentang patokan etika moral, pengetahuan dan konsep nilai, yang mengajarkan kepada orang batasan perilaku dalam membawa diri dan bergaul di masyarakat, guru dianggap sebagai teladan moral.

Untuk melindungi martabat guru, tidak hanya menuntut murid  mewujudkan perilaku hormat dan sopan terhadap guru, lebih dari itu, harus dari dalam lubuk hati benar-benar menghormati guru, serta secara ketat menuntut diri melakukan segala sesuatu sesuai dengan ajaran sang guru.

Contoh-contoh penghormatan pada guru di zaman dulu ada banyak sekali, di bawah ini hanya mengambil beberapa contoh.

Yi Xi berguru

Yi Xi adalah seorang pejabat budiman di zaman dinasti Zhou barat. Sejak kecil dia sudah sangat gemar membaca buku, dia ahli dalam penanggalan serta mengerti tentang perbintangan, bisa mengetahui kejadian yang sudah lampau serta mengetahui masa depan.

Suatu hari dia melihat fenomena langit, terlihat di sebelah timur ada Qi ungu yang bersambungan. Dia tahu ada orang suci yang akan melewati perbatasan menuju ke sebelah barat, dia lalu minta izin untuk menjaga di perbatasan Han Gu Guan. Dia berpesan kepada para penjaga di perbatasan: "Dalam beberapa hari ini akan ada orang suci yang melewati perbatasan ini, jika kalian melihat ada orang yang berpenampilan seperti pertapa harap segera lapor kepada saya." Bersamaan itu dia mengutus anak buah untuk membersihkan jalanan dan membakar dupa untuk menyambut orang suci tersebut.

Beberapa hari kemudian Yi Xi mendapat laporan bahwa ada seorang kakek tua berjanggut putih berpenampilan seperti seorang pertapa, sedang mengendarai kereta kerbau hijau menuju perbatasan. Yi Xi lalu bergegas pergi ke sana untuk menyambut. Dia berlutut dan bersujud beberapa meter jauhnya dari depan kereta kerbau serta berkata : "Penjaga perbatasan Yi Xi bersujud kepada sang suci!" Kakek tua itu berkata : "Saya sebagai orang biasa, Anda menyambut dengan tradisi yang luar biasa, Apakah Anda ada suatu keperluan apa?"

Yi Xi menjawab : "Sejak awal saya telah mendapatkan petunjuk dari Dewa, sudah menunggu dengan hormat selama beberapa hari di sini, dengan tulus ingin mendapatkan pelajaran dari orang suci."

Kakek tua itu bertanya : "Bagaimana Anda bisa mengetahui?"

Yi Xi menjawab : "Saya gemar sekali mempelajari ilmu perbintangan dan mendapatkan sedikit pemahaman. Pada awal bulan ini saya melihat ada seberkas sinar ungu yang datang dari sebelah timur panjangnya hingga puluhan ribu li. Di depan sinar ungu itu ada bintang kerbau hijau yang mendampingi. Maka saya tahu orang suci yang datang ini bukan sembarang Dewa dan juga datang dengan mengendarai kereta kerbau hijau. Sekarang saya melihat Anda persis seperti apa yang saya ketahui, maka mohon orang suci bisa memberikan petunjuk tentang jalan pertapaan menuju kesempurnaan, Yi Xi di sini akan sangat bersyukur sekali."

Kakek tua tersebut melihat ketulusan hati dan sikap baik dari Yi Xi, dengan tertawa berkata: "Anda mengetahui saya, sedangkan saya juga mengenali Anda, maka Anda akan saya selamatkan."

Mendengar perkataan ini Yi Xi sangat girang, dia bersujud sambil berkata : "Saya memberanikan diri menanyakan nama dari orang suci agung?"

Kakek tua menjawab: "Di masa sekarang ini saya bermarga Li, nama saya Bo Yang dengan sebutan Lao Zi." Setelah Yi Xi mengetahui bahwa kakek tua itu adalah Lao Zi, maka dengan segala kehormatan dia membakar dupa, bersujud, dan mengangkat kakek tua itu sebagai guru.

Lao Zi lalu menurunkan buku <Dao De Jing> yang berjumlah lima ribu kata untuk menjelaskan pengertian Lao Zi terhadap Alam, kehidupan manusia, masyarakat dan berbagai bidang lain kepada Yi Xi.

Yi Xi dengan tulus mengasuh diri menurut apa yang diajarkan Lao Zi dalam kitab itu, lalu dia sebar-luaskan ke masyarakat pada waktu itu. Di kemudian hari Yi Xi mencapai kesempurnaan dan orang menyebutnya sebagai Yi Zhen Ren (Yi sang manusia sejati).[selanjutnya]

[Mobile Upload by: Chen Mei Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA