Zeng Guofan adalah tokoh penting dalam pemerintahan Dinasti Qing yang beralih dari puncaknya ke arah keruntuhan. Ia memiliki pengaruh yang besar dalam bidang politik, militer, kebudayaan dan ekonomi dan memainkan peran penting dalam "kebangkitan kembali zaman Marahaja Tongzhi". Sebagai seorang cendekiawan, ia dikatakan telah menyumbangkan seluruh energinya untuk memelihara Dinasti Qing.
Bila tercetus pemberontakan Kerajaan Surga Taiping, yaitu pemberontakan kaum tani yang paling besar dalam sejarah Tiongkok, Zeng Guofan mendirikan tim yang terdiri dari 17 ribu tentara di Hunan untuk menghapus pemberontakan tersebut. Setelah mengalami beberapa kali perang yang dahsyat, tim yang dipimpin oleh Zeng Guofan berhasil menduduki kota "Tianjing" (kota Nanjing sekarang), ibukota Kerajaan Surga Taiping pada tahun 1864. Dengan kontribusi yang luar biasa itu, Zeng Guofan sebagai pemimpin yang bijak berhasil memegang kekuasaan politik dan militer dalam pemerintahan pusat.
Kenaikan Zeng Guofan itu memecah tradisi Dinasti Qing yang sebelum itu, yaitu hanya memberikan jabatan penting kepada orang etnis Man saja dan mengabaikan orang etnis Han. Ini membawa pengaruh yang besar ke pembagian kekuasaan dan pembangunan politik dan militer pada akhir Dinasti Qing.
Zeng Guofan juga merupakan salah seorang pemula dalam gerakan mempelajari teknologi modern dari negara Barat. Dalam pertempuran dengan pemberontak itu, beliau mengutamakan petunjuk senapan, meriam dan kapal perang yang diimpor dari negara Barat.
Selain itu, ia juga mendirikan beberapa departemen yang bekerja membuat berbagai jenis senjata modern itu. Meskipun usaha Zeng Guofan itu tidak berhasil mempertahankan posisi Dinasti Qing dari runtuh, namun telah mendorong pembangunan modern di Cina. [Mei Ing]