Pada suatu hari, Jiu Ji melihat seorang petani yang sedang mengerjakan sawah padinya. Pada waktu makan siang, istri petani itu pun menghidangkan makanan yang masih panas kepadanya dengan cara yang sangat hormat. Melihat pasangan tersebut memperlakukan satu sama lain dengan begitu hormat seperti memperlakukan tamu, dia merasa sangat terharu.
Setelah mengetahui bahwa petani itu adalah anak ke seorang bekas pejabat pemerintah yang dibunuh karena terbukti bersalah, Jiu Ji pun membawanya pulang ke istana untuk menghadap raja negeri Jin. Dia memohon kepada beliau agar memberikan jabatan yang penting ke petani itu. Katanya kepada raja negeri Jin itu,
"Sifat hormat-menghormati adalah budi baik yang harus kita junjung tinggi. Hanya orang yang berakhlak mulia saja yang akan memiliki sifat ini. Sifat baik ini harus dipupuk di kalangan rakyat kita."
Raja tersebut bertanya dengan heran,
"Ayahnya adalah seorang yang bersalah. Wajarkah jika kita melantiknya sebagai pejabat pemerintah?"
Jiu Ji menjawab dengan serius,
"Cobalah tuanku teliti sejarah kita yang lalu. Guang Zhong pernah menjadi musuh kepada raja negara Qi, tetapi dia akhirnya diangkat oleh raja itu sebagai Perdana menterinya. Dia berhasil membantu beliau mencapai cita-cita untuk memperluas kekuasaan hegemoninya. Pada zaman purba kala pula, raja Shun telah membuang seorang pegawai negeri bernama Gun, tetapi mengangkat anaknya sebagai pejabat senior pemerintah. Tuanku hanya perlu memanfaatkan kelebihannya saja. "
Akhirnya, raja negeri Jin telah menerima nasihat Jiu Ji, dan memberikan satu jabatan yang penting ke petani itu.
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Xiang Jing Ru Bin" ini membawa arti, pasangan suami dan istri memperlakukan satu sama lain dengan penuh hormat seperti memperlakukan tamu. Sampai hari ini, ia masih dianggap oleh orang Cina sebagai suasana yang paling sempurna dalam hubungan suami istri. [Mei-Ing]