BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 10 Mei 2013

MELEPASKAN BEBAN

Di dalam kehidupan seseorang banyak benda yang tidak bisa dilepaskan. Banyak orang tidak melepaskan harta, kekayaan, ketenaran dan lain sebagainya, sedangkan guru yang tidak bisa dilepaskan adalah buku-buku tersebut.
 
Dibandingkan dengan orang lain, keterikatannya terhadap buku terlihat sangat agung. Buku adalah hasil jerih payahnya mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membelinya.

Jika saya menjadi dirinya, akan sama tidak bisa membuang hal-hal yang terakumulasi demikian lama. Tetapi pada kenyataannya hidup harus berjalan terus. Jika Anda tidak bisa melangkah keluar, tidak mempersiapkan diri menghadapi masa depan, membuang semua kenangan dan hal-hal yang tidak berguna, maka semakin lama akan semakin banyak. Beban itu akan semakin lama semakin berat. Apakah kita bisa menghadapinya?

Beberapa hari yang lalu, saya mendapat telepon dari guru yang sudah berumur 70 tahun lebih. Dia segera akan pindah ke kota lain, bersama dengan istrinya melewati hari pensiun dengan tenang.

Perabotan dan peralatan di rumahnya banyak yang dijual dan diberikan kepada orang lain, dan yang terakhir tersisa adalah buku-buku. Buku-buku harus dibereskan.

Dia menelepon saya menyuruh saya memberikan buku-b uku ituuntuk murid-muridnya, yang pasti lebih bermanfaat.

Saya pergi ke rumah guru, membantunya memindahkan buku. Tempat duduk mobil saya pun penuh dengan buku. Guru menceritakan 'riwayat' masing-masing buku, yang ini kapan dibeli dan dalam situasi bagaimana saat membeli.

Didalam matanya saya melihat sebenarnya dia sangat tidak menginginkan bukunya diberikan kepada orang lain, lalu saya menyarankan, "Guru kalian berangkat dulu, saya akan mengirim buku-buku ini ke alamat kalian bagaimana? Jika mempunyai waktu lowong guru bisa membaca kembali buku-buku ini."

Guru tertawa menggelengkan kepalanya, menjawab, "Tidak usah, saya ingin dengan santai melewati sisa hidup saya, membawa buku ini akan menjadi beban."

Setelah sampai dirumah, saya memindahkan buku-buku itu ke ruang belajar, ketika meletakkan dalam lemari buku saya berpikir. Selama hidup ini banyak yang tidak ingin kita lepaskan, dalam hal spiritual, fisik, mulia ataupun vulgar, sebenarnya pada akhirnya juga harus kita lepaskan semua.

Setelah berpikir sampai kesana sebenarnya kita harus melepaskan semua keterikataan tersebut. Begitu kita dilahirkan di dunia ini kita tidak membawa apapun, dan ketika kita meninggalkan dunia ini kita juga tidak bisa membawa apapun. 

Di pertengahan hidup ini, kenapa kita harus bersusah payah terikat kepada sesuatu? Apakah tidak lebih bagus kita melepaskan semu beban ini? Supaya kita bisa hidup lebih bahagia. [Yenny Wu / Palangkaraya]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA