BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 04 Oktober 2012

BHAKTI MENGEMBANGKAN KEBAJIKAN

Li Gao (李暠) hidup pada Zaman Dinasti Tang dari Cina kuno dan dikenal seorang yang peduli dan hormat kepada ibunya. Selama tahun pertama Kalender Shangyuan (674 AD), ada kekeringan di ibukota.

Di waktu itu beras sangat mahal sehingga banyak orang yang telah mati kelaparan.

Li Gao melihat bahwa gajinya tidak cukup untuk menghidupi keluarganya, sehingga ia memutuskan untuk menjadi seorang pejabat di provinsi lain, di mana ia bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Tak lama kemudian, Li Gao mendapat jabatan baru dalam kerjanya sehingga dia dinaikkan menjadi pejabat utama yang bertanggung jawab tentang isu-isu lokal yang terjadi di daerah Wenzhou di provinsi yang berbeda.
 
Tanaman di Wenzhou juga sudah langka. Pemerintah memiliki ratusan ribu hu (pengukuran Cina kuno, sama dengan sekitar 40 liter) biji-bijian dalam penyimpanan dan Li Gao ingin memberikannya kepada orang miskin. Tetapi bawahannya menyarankan agar ia menunggu sampai sang kaisar memberi izin. 

Li mengatakan, "Jika seseorang tidak makan selama beberapa hari, maka ia akan mati kelaparan, jadi saya tidak punya waktu untuk menunggu !. Jika saya harus mempertaruhkan nyawaku untuk menyelamatkan ribuan nyawa lainnya, mungkin hal ini lebih layak daripada melakukan hal lebih layak lainnya. " Dia lalu memerintahkan untuk mengeluarkan biji-bijian yang akan diberikan kepada orang miskin dan menulis surat kepada kaisar dengan mengkritik dirinya sendiri. Setelah membaca surat itu, kaisar memberinya pujian yang tinggi dan mempromosikan dirinya.
 
Setelah itu Li Gao pergi mengunjungi ke kabupaten tetangga. Dia melihat seorang wanita yang sduah tua dan berambut putih menangis, lalu dia bertanya padanya apa yang telah terjadi. Wanita tua itu berkata, "Saya dari keluarga Li, Anak-anak saya adalah Li Jun dan  Li E. Mereka telah menjabat sebagai pejabat pemerintah dan sejak mereka menjabat selama lebih dari 20 tahun namun mereka tidak pernah mengunjungi saya. Aku sangat miskin, bahkan Aku tidak bisa memberi makan diriku sendiri." Pada saat itu, baik Li Jun dan Li E sangat cukup terkenal sebagai pejabat karena mereka bekerja di ibu kota negara.
 
Ketika ia mendengar hal ini, Li Gao sangat marah. Dia berkata, "Ketika seseorang berada di rumah, maka ia harus taat dan baik pada keluarganya. Ketika dia pergi, maka dia harus hormat kepada orang tua. Jika dia memiliki waktu luang dan tenaga maka ia bisa mengejar prestasi yang lebih tinggi. Tetapi bagaimana mungkin dua orang bersaudara itu dengan moral yang rendah seperti ini bisa menjadi pejabat pemerintah?" Dia kemudian menulis surat kepada kaisar tentang masalah ini. Akibatnya, Li Jun dan Li E berdua dipecat dari jabatan resmi mereka dan dilarang melayani dalam urusan pemerintahan.
 
Menghormati orang tua dan keluarga dengan ketaatan dan kebaikan adalah suatu kebajikan tradisional bangsa Cina dan sebagai standar moralitas. Mengapa orang-orang kuno fokus pada bakti dan merupakan hal yang begitu penting? Karena berbakti, terkait erat untuk meningkatkan standar moral seseorang.

Untuk dapat mempraktekkan berbakti, maka orang tersebut harus memiliki hati yang baik, yang merupakan kebajikan yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Ini adalah moralitas yang paling penting. Hao (Bhakti) juga mencakup kebajikan lainnya seperti bersyukur, memberi kebaikan, mengingat akar seseorang, menghormati orang tua dan memberi perhatian pada orang lain.
 
Jika seseorang tidak bisa bersikap baik pada keluarganya sendiri, bagaimana dia bisa benar-benar baik kepada orang lain? Bagaimana bisa ia "mengatur keluarganya, memerintah negara dan membawa perdamaian bagi semua di bawah langit?" Sejak Dinasti Han (206 SM - 220 AD), pengadilan kerajaan telah menggunakan bakti sebagai salah satu standar utama untuk memilih individu-individu yang berbakat untuk menjadi pejabat dalam pemerintahan.

Karena Li Gao memiliki hati yang tulus, sehingga kebaikan dan ketaatannya terhadap keluarganya membuat ia mampu untuk memperlakukan orang lain dengan baik seperti keluarganya. Itulah sebabnya mengapa ia bersedia menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan rakyat jelata dari kelaparan.
 
Untuk menumbuhkan hati yang penuh kebaikan dan memperluas cinta kasih sayang pada keluarga, maka orang-orang harus mulai dengan memperlakukan anggota keluarganya dengan baik dan memperluas ke semua orang. Itulah alasan sebenarnya maka orang-orang kuno menekankan pentingnya bakti. [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan dalam kehidupan

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA