BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 14 Desember 2011

GUANG ZE ZUN WANG, SANG DEWA PELINDUNG MASYARAKAT

Pada masa Dinasti Song, Propinsi Fujian, Kota Quanzhou, di Kabupaten Nan An, dalam keluarga Guo pada tanggal 22 bulan 2 Imlek terlahirlah seorang putra yang diberi nama Guo Zhongfu / Guo Hongfu. Menurut cerita yang beredar, Guo Zhongfu ini sejak kecil telah bekerja sebagai pengembala ternak dan sangat berbakti kepada orang tuanya.  

Dengan penuh ketelatenan dan kesabaran, ia merawat ibundanya yang telah cukup tua, sedangkan ayah tercintanya telah wafat sewaktu Zhung Fu masih kecil.

Zhong Fu kecil dalam bimbingan ibundanya yang baik hati, sejak usia dini telah memiliki sifat rendah hati, rajin bekerja dan berbudi luhur, terbukti dengan riang gembira pagi-pagi ia mengembala ternak yang dipercayakan kepadanya. Sifat mulia yang dimiliki Zhong Fu kecil sangat jelas terlihat, walaupun ia bekerja pada tuan tanah yang kaya raya namun kikir, ia tidak pernah mengeluh dan gusar dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.  

Bahkan dengan kebijaksanaan serta cinta kasih yang luar biasa, ia membantu seorang ahli Hong Sui tua yang diundang oleh tuannya untuk melihat Feng Shui / susunan tata letak makam orang tua hartawan itu.

Namun karena sifat tuannya yang sangat kikir, dia memberikan makan sangat sedikit dengan lauk pauk yang sangat sederhana kepada sang ahli Feng Shui.   Keadaan seperti ini membuat hati Zhong Fu kecil tergerak, tanpa menghiraukan diri sendiri yang juga sering kekurangan makanan, ia memberikan sebagian makanan yang diperolehnya kepada sang ahli Feng Shui.

Sikap bakti dan kerelaan seorang Zhong Fu kecil, yang telah menjadi sahabatnya, membuat sang ahli Feng Shui memberikan petunjuk agar kelak di kemudian hari Zhong Fu sekeluarga dapat hidup lebih baik sebagai ungkapan rasa terima kasih atas perhatian dan bantuannya.  

Beliau menyuruh Zhong Fu untuk memindahkan makam ayahnya ke suatu tempat yang memiliki perhitungan Feng Shui yang sangat bagus, agar kelak, kebahagiaan dapat diraih dan dirasakan seluruh keluarga Zhong Fu.

Zhong Fu pun mengikuti dengan ijin ibundanya, menggali dan membersihkan tulang-tulang ayahnya sampai bersih, dibungkusnya dengan hati-hati, di masukkan ke dalam periuk dimana nantinya menurut sang ahli Feng SHui, dikubur di suatu tempat dengan nasehat, "Mulai saat ini engkau harus mengembalakan ternakmu disekitar tempat ini, hingga suatu saat nanti akan bertemu seorang lelaki yang berjalan di bawah perut seekor kerbau, saat pertama kali engkau melihatnya, tempat itulah yang paling baik untuk menguburkan tulang-tulang ayahmu".

Pesan tersebut oleh Zhong Fu selalu diingat dan ditaati, hingga suatu hari nan-cerah secara mendadak langit berubah menjadi gelap, petir menyambar-nyambar disertai hujan yang sangat deras.  

Zhong Fu tidak dapat menggiring ternaknya pulang, ia pun berteduh di bawah pohon yang besar, saat itulah dari arah tikungan, ia melihat seorang lelaki sedang menuntun kerbaunya dengan terburu-buru. Ia menggunakan wajan untuk melindungi kepalanya dan anaknya yang masih kecil berlindung di bawah perut kerbaunya.

Zhong Fu menjadi tertegun, ia teringat kata-kata temannya sang ahli Feng Shui, maka tanpa menghiraukan lagi keadaan saat itu, ia segera menggali tanah dimana ia pertama kali melihat kejadian itu dan menanam periuk berisi tulang ayahnya.  

Maka terjadilah sesuatu yang sangat aneh saat periuk di masukkan ke dalam lubang, secara perlahan-lahan tanah menutup sendiri. Maka dengan senang hati riang gembira, Zhong Fu segera menggiring ternaknya pulang.

Waktu terus berlalu, suatu saat desa dimana Zhong Fu tinggal diserbu kawanan perampok yang menginginkan harta benda dari hartawan yang sangat kikir itu.   Selain merampok, mereka juga membakar kediaman sang hartawan. Oleh karena kobaran api yang sangat hebat sehingga dikhawatirkan akan membakar rumahnya yang bersebelahan, Zhong Fu tanpa pikir panjang meloncat melalui jendela melewati api.  

Sungguh suatu hal yang sangat aneh, kawanan perampok yang melihat perbuatan Zhong Fu sangat ketakutan dan segera melarikan diri, bahkan api yang sedang berkobarpun semakin mengecil, kemudian padam bagai terguyur oleh air.

Kejadian yang tidak disadari Zhong Fu ini dilihat dengan jelas oleh para penduduk yang berkerumun, merasa takjub serta heran akan kehebatan yang dimiliki Zhong Fu.   Sejak kejadian yang luar biasa itu, seluruh penduduk sangat menghormati keluarga Zhong Fu, terutama sang hartawan yang menerima pertolongannya. Ia tidak diperkenankan mengembala lagi, kemudian oleh sang hartawan diberi tunjangan hidup agar Zhong Fu dapat hidup dengan layak bersama sang ibu.

Zhong Fu kian tumbuh menjadi seorang pria dewasa, ia pun menemui sang ibu dan menceritakan apa yang telah dialaminya, yaitu lewat bisikan suci, ia akan mendapat anugrah dari Tuhan menjadi orang suci.   Kemudian ia pun beranjak dan membersihkan seluruh tubuhnya, lalu memasuki kamar untuk melaksanakan meditasi.  

Senja hari, sang ibu sangat khawatir karena sudah seharian sang putra tidak keluar kamar, maka beliau memberanikan diri untuk membuka pintu kamar dan apa yang dilihatnya sangatlah mengejutkan, ia mendapati sang putra mengapung di udara dengan posisi bermeditasi bersama kursinya. Tanpa pikir panjang sang ibu menarik salah satu kakinya ke bawah, namun apa yang dirasakannya ternyata kaki putranya sudah dingin dan kaku.  Sekejap kemudian ia pun sadar bahwa putranya telah tiada di dunia ini.

Sejak itu para penduduk memberikan segela penghormatan dan memuja Zhong Fu sebagai orang suci dengan mendirikan Kelenteng. Pada saat terjadi bencana alam, banyak penduduk melihat akan kemunculan Zhong Fu memberikan bantuan serta pertolongan bagi mereka yang tertimpa malapetaka, maka penduduk pun memberi gelar "Guang Ze Zun Wang" yang berarti "Raja Mulia yang memberikan berkah berlimpah" (Kwee Seng Ong).

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA